VMS Bagian Dari MCS

17 pengolahan dan pengepakan hasil. Control didefinisikan sebagai mekanisme pengaturan yang antara lain mencakup penyusunanpemberlakuan peraturan perundang undangan, perizinan, pembatasan alat tangkap, zonasi penangkapan. Sementara itu, Surveillance didefinisikan sebagai kegiatan operasional dalam rangka menjamin ditaatinya peraturan yang telah ditetapkan dalam pengendalian. Pengawasan penangkapan ikan merupakan salah satu kegiatan pokok dalam pengelolaan sumber daya ikan SDI. Untuk menjamin pengawasan secara maksimal dan efektif terhadap sumber daya ikan diperlukan sistem pemantauan terhadap kapal-kapal ikan yang beroperasi. Ada beberapa alternatif sistem pemantauan kapal yang dapat menunjang penerapan sistem MCS secara lebih luas. Smith 1999 meneliti tingkat efektivitas berbagai sistem pemantauan terhadap beberapa obyek pemantauan MCS. Tabel 1 Efektivitas Berbagai Jenis Sistem Monitoring Kapal Effectiveness of Monitoring of Type of MCS Description of Monitoring No of Vessels Inspected Posi- tion Fishing Gear Catch Quotas Days at Sea Amount of Time Observed Effectiveness of Detection of Unlicensed Vessels Coverage at Sea Cost US Power of Arrest By Vessel Identification by sight and boarding for Inspection 12day High High Medium Low Low High 300 sq. miles per hr 500 - 140,000 per day Yes By Air Limited to daylight and identification 60day High Low None None Low High 3000 sq. miles per hr 400 - 3000 per hr No Shore- Based Inspection of catch and fishing gear. Coastal Surveillance 15day None High High High Medium Low None 150 per day Yes Observers on Vessels Continual observation of activities 1 High High High High High Medium High 200 per day No Vessel Moni- toring System Periodic Monitoring of Vessels Position All Vessels Fitted High None None High High None Complete for Vessels Fitted 100,000 +8,000 vessel No Sumber : Smith 1999 Tabel 1 menggambarkan bahwa sistem yang bisa memantau seluruh kapal sekaligus dengan kemampuan wilayah pemantauan tidak terbatas adalah Vessel Monitoring System. 18 Melihat luasnya wilayah laut, panjang pantai dan ribuan pulau yang tersebar di seluruh Indonesia, maka diperlukan sistem VMS sebagai suatu sistem pemantauan kegiatan kapal-kapal perikanan yang beroperasi di kawasan perairan di bawah kewenangan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kenyataan tersebut menunjukkan, bahwa VMS merupakan salah satu elemen penting dalam mengimplementasikan aspek monitoring pemantauan, pada lingkup MCS disamping sistem pemantauan lainnya seperti penggunaan kapal inspeksi, observasi langsung, dan lain lain. Dalam FAO Technical Guidelines for Responsible Fisheries 1988 dinyatakan bahwa VMS merupakan salah satu alat pemantauan dalam sistem MCS, yang dapat berperan lebih efektif dibanding sistem lain yang konvensional. Posisi MCS dalam manajemen perikanan secara keseluruhan dapat dilihat dan dipahami melalui Gambar 3 tentang Sistem Manajemen Perikanan dimana Flewwelling 2003 secara rinci menguraikan sistem manajemen perikanan yang seharusnya dirumuskan dan dilakukan secara terpadu. Kedudukan dan fungsi MCS dalam sistem tersebut sangat menentukan peran sub sistem lain dalam manajemen perikanan. Untuk mencegah timbulnya inefisiensi pemanfaatan sumber daya ikan misalnya diperlukan masukan data dan informasi yang akurat agar dapat dirumuskan sejumlah opsi alternatif kebijaksanaan pengelolaan perikanan. Sumber data dan informasi yang dibutuhkan tersebut berasal dari hasil kegiatan MCS Monitoring, Control, and Surveillance . Keberadaan MCS diharapkan menjadi pemecahan masalah-masalah managerial pengelolaan sumber daya kelautan bidang perikanan yang akan berdampak positif terhadap pemerintah, masyarakat maupun pelaku usaha. 19 Sumber : Flewwelling 2003 Gambar 3 Sistem Manajemen Perikanan. Secara ideal MCS merupakan alat pengawasan yang menghasilkan sumber data dan informasi bagi perumusan perencanaan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan, yang dapat digambarkan sebagai berikut : Sumber : Penulis Gambar 4 Posisi MCS Dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Melalui Gambar 4, diketahui bahwa kegiatan pemanfaatan sumberdaya perikanan merupakan titik awal perlu dilakukannya kegiatan pengawasan dengan metode MCS, data dan informasi merupakan keluaran dari penerapan MCS, selanjutnya data dan informasi tersebut menjadi sumber bagi perumusan kebijakan dalam pemanfaatan sumber perikanan, sehingga sejumlah opsi alternatif kebijakan yang dibuat baik oleh pemerintah dapat bermanfaat baik bagi masyarakat, dunia usaha maupun pemerintah sendiri. 20

2.3 Definisi VMS

Vessel Monitoring System adalah suatu sistem pemantauan kapal yang bertujuan untuk mempermudah inspeksi kapal-kapal laut dengan cara mengidentifikasi kapal, memonitor posisi kapal, aktifitas kapal, jenis dan jumlah hasil tangkapan serta informasi lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan diwajibkannya pemasangan transmitter untuk setiap kapal yang memiliki izin penangkapan ikan. Monitoring dilakukan melalui jaringan komunikasi antara Pusat Pengendalian dan Daerah Regional yang didukung oleh sistem informasi. Menurut FAO Technical Guidelines For Responsible Fisheries Rome, 1988, VMS merupakan alat monitoring dengan kemampuan pengamatan lokasi yang akurat terhadap kapal-kapal perikanan yang ikut dalam VMS. VMS menginformasikan posisi kapal dan jarak tempuh kapal secara periodik. Informasi posisi dapat disajikan oleh VMS secara “real time” kurang dari tiga puluh menit dimanapun kapal berada di seluruh dunia. Kumpulan dokumen yang diterbitkan oleh Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan RI dengan judul “Pengembangan Sistem Monitoring, Control dan Surveillance MCS Dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Ikan 2001”, menunjukkan definis VMS sebagai salah satu piranti yang menggunakan jasa satelit untuk memantau monitoring pergerakan tracking sarana bergerak. Penggunaan VMS merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah beroperasinya kapal penangkap ikan yang tidak dilengkapi dengan izin unlicensed fishing atau penggunaan izin yang tidak sah illegal fishing. VMS memberikan output berupa informasi, mengenai posisi kapal perikanan dalam waktu dan hari tertentu. VMS juga membantu pemilik kapal untuk mengetahui dimana kapal berada, karena mereka dapat mengakses laporan posisi setiap dibutuhkan, dan dapat juga diketahui kecepatan dari kapal tersebut Verborgh, 2000. Garis-garis Besar Haluan Negara GBHN 1999-2004 menyebutkan, program pembangunan nasional di bidang ekonomi, program pengembangan kelautan Program 7.1 salah satunya adalah bertujuan untuk meningkatkan 21 pengamanan dan pengawasan dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir dan kelautan termasuk sumberdaya perikanan. Secara khusus, program pembangunan nasional bidang sumberdaya alam dan lingkungan hidup, program penataan kelembagaan dan penegakan hukum pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian lingkungan hidup mengamanatkan pelaksanaan kegiatan pengembangan sistem pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam khususnya sumberdaya laut melalui metode monitoring, controlling, and surveillance MCS dengan salah satu komponennya adalah Sistem Pemantauan Kapal atau umum disebut Vessel Monitoring System VMS. Seiring berkembangnya sistem satelit, maka posisi kapal dapat dengan mudah dipantau. Posisi kapal dapat dipantau dengan menggunakan jasa satelit navigasi Global Positioning SystemGPS ataupun satelit lain yang berfungsi untuk menentukan lokasi dengan menempatkan penerima sinyal di kapal. Data posisi kapal ini kemudian dikirim ke pelabuhan yang ditentukan ataupun ke pusat pengendali di darat. Pengiriman data dapat dilakukan melalui gelombang radio ke lokasi di darat ataupun dengan penggunaan satelit komunikasi. Di antara satelit navigasi ini adalah satelit NAVSTAR-GPS Navigation System with Time and Ranging yang dioperasikan oleh DOD US Department of Defense, khususnya Angkatan Udara Amerika, serta satelit Glonass yang dioperasikan oleh Rusia. Penggunaan satelit komunikasi dibantu dengan peralatan ALC Automatic Location Communicator atau selanjutnya disebut transmitter, posisi kapal, arah, kecepatan kapal dapat dipantau dari pusat monitoring. Tidak hanya posisi, kecepatan dan arah, aktivitas kapal pun dapat diprediksi. Oleh sebab itu pemantauan kapal dengan menggunakan satelit adalah merupakan hal paling sempurna pada saat ini dibandingkan dengan sistem lain yang tersedia.