Portal Situs Pemerintah Daerah di Indonesia

36 Butir 3 dimaksudkan untuk melihat bagaimana pengembangan situs dilakukan. Dalam hal ini, sistem yang digunakan akan memperlihatkan perhatian pada keberadaan sistem open source dan digunakannya basis data. Back end sistem situs dapat diketahui dengan memperhatikan jendela alamat universal resources locator URL dari jendela browser Internet. Situs dengan html biasa akan memperlihatkan sebuah alamat yang berakhiran .html, sementara situs dengan sistem php berakhiran .php seperti juga situs dengan back end asp akan berakhiran .asp. Butir 4 melihat keterbaruan situs dengan memperhatikan kondisi informasi yang tersedia terutama dengan melihat tanggal dimasukkannya informasi terakhir. Pengamatan juga dilakukan dengan melihat ketersediaan informasi mengenai APBD. Dokumen APBD adalah peraturan daerah yang merupakan dokumen publik yang dapat dijadikan indikator transparansi dan sekaligus akuntabilitasi pemerintahan karena di dalam dokumen inilah terdapat rincian rencana pembangunan daerah termasuk rincian kegiatan dan proyek. Dengan butir 5 dapat diketahui sejauh mana pemahaman suatu pemerintah daerah dalam hal implementasi e-government. E-government bukan hanya sekedar pemberian informasi tetapi juga pemberian layanan secara langsung online yang memberikan nilai tambah dari sisi masyarakat dan memudahkan administrasi pemerintahan. Beberapa layanan yang dapat didefinisikan di antaranya: fasilitas ijin atau pendaftaran, akses pembayaran elektronik, sistem procurement penawaran, pembelian, dan pembayaran, dan layanan terintegrasi antar badan-badan dalam satu pemerintahan.

4.2.1 Portal Situs Pemerintah Daerah di Indonesia

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi dan dipublikasikan Januari 2004 22 memperlihatkan kondisi situs pemerintahan daerah di Indonesia. Dari 32 pemerintah provinsi ditambah 439 pemerintah kabupatenkota, yang memiliki nama domain sebanyak 225 48 22 Lihat di www.kominfo.go.id, file dalam bentuk word dan excel akses bulan Januari 2005. 37 pemerintah daerah 23 . Dari jumlah ini, 200 89 situs aktif dan bisa dibuka di Internet sementara 25 11 tidak bisa dibuka. Sementara dari penelitian kembali yang dilakukan dalam tesis ini lihat daftar situs yang diamati pada Lampiran 3, selama bulan Juni-Desember 2005, jumlah ini mengalami perubahan. Untuk pemerintah daerah yang mempunyai nama domain yang berkonotasi dengan kabupatenkotaprovinsi telah meningkat menjadi 315 kabupatenkota 72 dari 440 kabupatenkota yang ada di Indonesia dan 31 provinsi dari 33 provinsi 24 sehingga total dari keseluruhan kabupatenkota provinsi, ada 346 daerah yang memiliki domain 73 dari 477 pemerintah daerah. Dari jumlah ini, 249 72-nya memiliki situs aktif dan bisa dibuka sementara 97 28 tidak bisa dibuka. Secara keseluruhan, jumlah 249 daerah ini sama dengan 52 hanya setengah lebih sedikit dari keseluruhan daerah kabupatenkotaprovinsi. Tabel 2 memperlihatkan kondisi situs daerah selama bulan Juni-Desember 2005. Daftar lengkap kondisi situs daerah per provinsi dapat dilihat di Lampiran 4. Tabel 2 Kondisi situs pemerintahan daerah diamati bulan Juni-Desember 2005 Tingkatan Pemerintahan Jumlah Tidak memiliki nama domain Ada nama domain tapi tidak aktif Nama domain aktif Provinsi 33 2 3 28 KabupatenKota 440 125 94 221 Total 477 127 97 249 Domain go.id sendiri sejak ditetapkan menjadi salah satu akhiran domain standar di Indonesia mengalami perkembangan yang tidak terlalu pesat. Terbukti sampai bulan Juni 2005, domain yang didaftarkan baru mencapai 1146 nama domain 25 . 23 Nama domain yang digunakan terutama go.id, kecuali jambionline.com, pemkotpagaralam.com, jakartapusat.web.id, geocities.comkab_pati, kabtapin.com.to, infobiaknumfor.com, jayapura.wasantara.net.id. 24 Kecuali Provinsi Sulawesi Barat yang dibentuk awal tahun 2005 masih memakai domain SulawesiBarat.com serta Provinsi Irian Jaya Barat yang belum memiliki domain. Provinsi Sulawesi Barat dibentuk dengan 4 kabupaten dari Provinsi Sulawesi Selatan dan 1 kabupaten baru sehingga total seluruh kabupatenkota di Indonesia berjumlah 440 daerah. 25 http:tukang.the.net.iddomainall.sql?vDom=go 38 Dari ke-31 provinsi yang telah memiliki nama domain go.id, sebagian besar memiliki lebih dari satu nama domain yang berkorelasi dengan pemerintah daerah atau satuan kerja di dalamnya. Kekecualian adalah Kepulauan Riau yang baru memiliki domain bpmpd-kepri.go.id belum mendaftarkan kepri.go.id, Bengkulu, dan Maluku. Dalam hal pemanfaatan nama domain untuk pemerintahan, terlihat bahwa banyak pemerintah daerah yang mengembangkan sistem informasi berupa situs yang dilakukan tidak secara terintegrasi. Beberapa daerah memiliki nama domain go.id lebih dari satu untuk berbagai jenis institusi atau badan yang ada di dalam pemerintahannya. Sayangnya, beberapa nama domain ini ternyata tidak terintegrasi atau tidak tersedia link-link koneksi di situs utama daerah bersangkutan. Beberapa nama domain ternyata didaftarkan tetapi tidak diaktifkan. Terlihat juga penanganan situs dilakukan oleh berbagai instansi atau badan yang berbeda. Keberadaan beberapa situs instansi dalam satu pemerintahan daerah terkait erat dengan belum tersedianya satu sistem jaringan area lokal LAN atau sistem jaringan area metropolitan MAN atau WAN sehingga situs-situs ini kemudian lebih banyak di-hosting 26 -kan daripada dikelola tersendiri dalam sebuah server pemerintahan. Dua hal utama dapat dianggap sebagai penyebab hal ini, pertama masalah administrasi sistem server, dan masalah kedua adalah koneksi jaringan Internet yang bersifat tetap dan terus menerus. Menyerahkan pengelolaan masalah teknis server kepada perusahaan hosting memang lebih menjamin tersedianya akses yang aman dan terus menerus. Sementara itu, sistem hosting memang memberikan keuntungan dari segi biaya yang murah. Sebagai ilustrasi, biaya hosting untuk kapasitas 100 MB per bulan sekarang berkisar dari 50-100 ribu. Hal ini jelas memberikan penghematan daripada harus menyediakan sistem server tersendiri yang terkoneksi terus 26 Hosting adalah sistem dimana sebuah server Internet menjadi satu alamat untuk berbagai domain Internet. Sistem ini memungkinkan terjadinya efisiensi dalam pemanfaatan IP address yang merujuk kepada web server, sehingga berbagai nama domain berbeda dapat disimpan dalam satu mesin tunggal. Kapasitas penyimpanan kemudian tergantung kepada media penyimpanan data harddisk server dan kualitas penyaluran informasi karena semakin banyak situs domain berarti semakin banyak akses data. 39 menerus ke Internet. Jenis koneksi seperti ini yang dapat diberikan oleh sistem ADSL Speedy dari PT. Telkom membutuhkan biaya sekitar 2,5 juta per bulan. Memang hal ini dapat dikompensasi oleh penggunaan akses Internet terus menerus. Dalam hal sistem situs yang digunakan, terlihat masih adanya sistem yang menggunakan html biasa. Sementara itu, sudah banyak sistem yang memanfaatkan PHP dan ASP sebagai back end dari sistem situs. Beberapa situs pemerintahan daerah memperlihatkan sistem yang lebih maju dari yang lain, seperti sistem situs Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang menggunakan produk Portal Server dari Oracle walaupun kalau dilihat dari hasil tampilan dan isi, hampir tidak ada perbedaan dengan situs-situs yang menggunakan sistem database PHP dan ASP yang lebih murah. Gambar 6 memperlihatkan distribusi sistem yang digunakan dalam situs pemerintah daerah yang aktif n=249. 4; 2 48; 19 32; 13 165; 66 PHP ASP HTML LAIN-LAIN Gambar 6 Distribusi sistem yang digunakan dalam situs pemerintahan daerah n=249 Sementara itu, dari segi isi updating terlihat bahwa sebagian besar tidak mencoba memberitakan kegiatan harian yang terjadi dalam administrasi pemerintahan. Banyak situs-situs hanya memberikan informasi yang sifatnya umum mengenai kondisi pemerintahan, geografis, dan hal-hal yang selama ini biasanya didapatkan dari buku profil pemerintah daerah tersebut. 40 Dari sisi kuantitas dan kualitas informasi, terlihat masih kurangnya informasi yang terdapat di dalam situs. Informasi yang ditampilkan adalah informasi mendasar sekali dan tidak mendetail. Selain itu, informasi yang semestinya menjadi objek transparansi dan akuntabilitas hampir tidak ada. Ini dapat diamati dari keberadaan informasi mengenai APBD. Hanya ada sembilan 9 daerah yang memberikan laporan dan angka APBD yang sangat umum, dengan kekecualian Kabupaten Majene yang memberikan angka rincian APBD per sektor bidang tetapi tanpa menyebutkan tahunnya. Dua 2 daerah memberikan Perda APBD tanpa lampiran angka, tiga 3 daerah mempunyai link ke informasi APBD tapi tidak aktif. Keseluruhan, tidak ada satu pun yang memberikan informasi APBD yang lengkap 27 . Sementara itu, dari segi layanan atau service, keberadaan situs pemerintahan daerah ini tidak berbeda dengan situs Internet biasa. Hal ini terlihat dari definisi layanan yang tidak jauh berbeda dari buku tamu, forum, polling, galeri foto atau kontak ke pengelola. Beberapa memang lebih maju dengan memberikan fasilitas layanan mobile berupa WAP wireless application protocol atau layanan untuk masukan informasi dengan SMS short message services tetapi secara umum, layanan online yang diharapkan ada dalam situs pemerintahan daerah tidak ditemui dalam berbagai situs yang dikunjungi. Sementara itu, layanan SIMTAP yang sebenarnya merupakan salah satu kunci implementasi portal e-government ternyata tidak terintegrasikan dengan baik di sistem situs. Situs Takalar, Kutai Timur, Makassar dan beberapa daerah yang mengklaim memiliki SIMTAP atau sejenisnya, tidak memberikan kesempatan kepada pengguna untuk memanfaatkannya online. Bahkan laporan perkembangan SIMTAP yang semestinya dapat dipublikasikan tidak dapat ditemui. Gambar 7 adalah situs Kabupaten Takalar www.takalar.go.id salah satu pemerintah daerah yang paling awal dalam penerapan SIMTAP yang hanya memiliki link ke halaman informasi layanan SIMTAP. 27 APBD ditetapkan tiap tahun pada awal tahun anggaran yang dimulai pada awal tahun. Di tengah-tengah tahun anggaran, dilakukan peninjauan dan dilakukan perubahan terhadap APBD yang telah ditetapkan, sekitar bulan Agustus-September. 41 Gambar 7 Halaman depan situs Pemerintah Kabupaten Takalar, www.takalar.go.id akses bulan Juni 2005. 42

4.2.2 Portal Nasional Republik Indonesia: www.Indonesia.go.id