BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi, Konsep, dan Riset E-Government
Terjadinya revolusi digital terutama dengan keberadaan Internet yang perkembangannya sangat pesat mengakibatkan suatu pemerintahan harus dapat
beradaptasi dengan baik. Pemerintah yang beradaptasi dengan baik dan menerapkan berbagai aspek teknologi informasi TI dalam melaksanakan fungsi-
fungsinya disebut pemerintah yang berbasis elektronik electronic-government, e- government.
Berbagai definisi e-government dikeluarkan oleh berbagai lembaga dan institusi pemerintahan. Salah satu pernyataan yang cukup baik untuk
mendefinisikan e-government dikeluarkan oleh World Bank 2001: E-Government refers to the use by government agencies of information
technologies such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile computing that have the 1 ability to transform relations with citizens,
businesses, and other arms of government. These technologies can serve a variety of different ends: 2 better delivery of government services to
citizens, improved interactions with business and industry, 3 citizen empowerment through access to information, or more 4 efficient
government management. The resulting benefits can be less corruption, increased transparency, greater convenience, revenue growth, andor cost
reductions.
Keempat poin di atas memerlukan kajian teoritis tentang tata pemerintahan. Sementara itu hasil yang diharapkan dari e-government dinyatakan
dalam kalimat terakhir, The resulting benefits…, diartikan Keuntungan yang didapat adalah menjadi berkurangnya korupsi, meningkatkan transparansi,
kemudahan yang semakin bertambah, peningkatan pendapatan, danatau mengurangi ongkos.
Beberapa definisi lain, dengan sudut pandang dan kepentingan yang berbeda-beda dinyatakan di dalam Tambouris et al. 2001 mulai dari “e-business
of the state”, pelayanan kepada penduduk dan rekayasa ulang re-engineering
5 memanfaatkan teknologi, atau usaha pemenuhan kebutuhan dengan
memanfaatkan Internet. Sementara itu, terkait dengan administrasi publik, Perserikatan Bangsa-
Bangs PBB mendefinisikan e-government sebagai: memanfaatkan internet dan
world-wide-web untuk mengirimkan informasi dan layanan pemerintahan kepada
masyarakat UN-DPEPA 2002. Dari definisi tersebut terlihat bahwa e- government terkait tidak hanya masalah informasi pemerintahan saja tetapi juga
berkaitan dengan tata pemerintahan yang berhubungan dengan layanan pelayanan kepada masyarakat.
Di sini terlihat bahwa interpretasi tentang e-government menjadi luas dan menyebar Wimmer 2001. Di satu sisi e-government dapat dilihat sebagai suatu
visi dan disiplin pengarah untuk seluruh sektor administrasi dan pemerintahan. Sementara itu, ketika melaksanakan proyek-proyek e-government, harus dilihat
keberadaan dua wilayah: e-government dalam skala besar dan dalam skala kecil. Untuk yang pertama, e-government adalah seluruh kegiatan pemerintahan dan
adminstrasi termasuk e-democracy, e-voting, e-administration, e-assistance, e- justice, bahkan e-healthcare atau e-education. Sementara dalam skala kecil, e-
government adalah implementasi proses administrasi lokal dalam domain e- administration.
Beberapa harapan yang muncul dari revolusi digital adalah potensinya untuk menguatkan demokrasi dan membuat pemerintah lebih responsif
terhadap kebutuhan penduduk. E-government adalah penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi untuk mentransformasi pemerintahan menjadi lebih mudah diakses, efektif dan akuntabilitasnya terjaga CDT 2005.
Dinyatakan juga bahwa e-government bukan sekadar masalah memberikan komputer kepada petugas pemerintahan atau mengotomatisasi praktek-praktek
terdahulu. Walaupun memang kedua hal tersebut dapat memberikan tingkat efektivitas yang lebih besar dalam pemerintahan dan mempromosikan partisipasi
masyarakat. Memfokuskan hanya kepada solusi teknologi tidak akan mengubah mental dari birokrat yang akan melihat masyarakat hanya sebagai pengguna jasa
pemerintahan dan tidak sebagai anggota pembuat keputusan. Di sini, e- government meningkatkan utilitas teknologi untuk menghasilkan reformasi
6 dengan mengembangkan transparansi, menghilangkan jarak dan berbagai
perbedaan, dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses politik yang berpengaruh pada kehidupan mereka.
Disadari bahwa
e-government harus dilihat sebagai satu kesatuan terintegrasi dari keinginan politik, prosedur organisasi, isi informasi, dan
teknologi komunikasi dan informasi Gouscos et al. 2001. Diakui juga bahwa keberadaan e-government ini memang masih pada tahap perkembangan awal
sehingga diperlukan suatu kerangka kerja framework yang memperlihatkan bagaimana peran pemerintah dan hubungannya dengan aktor lain dalam
pembangunan. Beberapa hal yang menjadi pertanyaan dalam mengimplementasikan e-government ini coba dijawab dalam WGEGDW 2002.
Beberapa riset lebih jauh lagi mencoba memberikan masukan untuk
kegiatan e-government dengan mencari tahu apa yang diinginkan masyarakat dari e-government seperti yang dilakukan di Amerika Serikat Cook 2000. Hal
ini dilakukan karena disadari bahwa e-government, pada intinya, adalah bagaimana mengubah cara orang dan kalangan bisnis berinteraksi dengan
pemerintahan. Dengan demikian, menjadi sesuatu yang sangat masuk akal untuk mengetahui apa yang diinginkan masyarakat, diharapkan, tidak diinginkan, dan
hal-hal yang dikhawatirkan. Dari studi-studi tersebut diharapkan bila diperlukan akan ada perubahan pada aturan tata pemerintahan yang selama ini berlaku
dengan mengadopsi keinginan masyarakat. Walau memang disadari bahwa proses ini tidak bisa diartikan bahwa konsep dan implementasi e-government diserahkan
sepenuhnya pada pandangan masyarakat karena diperlukan sebuah tolak ukur bersama dari sisi aturan, proses dan hasil akhir.
Banyak negara mulai mencoba mengadaptasi perkembangan Internet dengan mengimplementasikan sistem yang diyakininya merupakan bentuk dari e-
government. Amerika Serikat, salah satu negara paling maju dalam pemanfaatan TI, bahkan menganggap bahwa e-government merupakan perbatasan berikutnya
next frontier yang harus dijelajahi dalam menggunakan Internet dan memiliki potensi terbesar untuk merevolusi penyelenggaraan pemerintahan dan
merevitalisasi demokrasi CEG 2000. Kemudian untuk lebih mengarahkan dan mengintegrasikan berbagai sistem informasi dan layanan pemerintahan
7 pendukung e-government serta mengidentifikasi prioritas tindakan yang dapat
menciptakan peningkatan strategis di pemerintahan dan mengatur transformasi pemerintah sesuai kebutuhan penduduk, dibentuk Satuan Kerja Task Force E-
Government pada tahun 2001 OMB 2002.
2.2 E-Government sebagai Revitalisasi Pemerintahan Konvensional