Metode Transaksi Keuangan secara Online

75

4.7.5 Metode Transaksi Keuangan secara Online

Kebanyakan layanan publik dan sipil yang disediakan oleh pemerintah daerah mensyaratkan adanya biaya yang dikenakan kepada peminta layanan. Biaya juga dikenakan untuk beberapa kewajiban warga negara atau badan usaha seperti pajak. Beberapa proses layanan yang melibatkan transaksi keuangan selama ini diakui menjadi salah satu sumber penyimpangan baca: korupsi. Hal ini terjadi selain karena karena tidak jelasnya jumlah biaya yang harus dikeluarkan, interaksi langsung dengan berbagai meja perijinan yang berarti berinteraksi dengan banyak orang menyebabkan munculnya biaya-biaya tak terduga. Menciptakan proses layanan dengan mengintegrasikan sistem pembayaran online merupakan salah satu alternatif yang sangat baik untuk terciptanya akuntabilitas pembiayaan dalam administrasi pemerintahan daerah yang baik. Dari pemahaman inilah, maka portal pemerintahan ideal yang mengintegrasikan fungsi layanan dan administrasi pemerintahan, harus memikirkan adanya sistem pembayaran online. Walau demikian, sistem pembayaran konvensional secara langsung ataupun transfer non-online tetap harus mendapat tempat. Bahkan dalam situs-situs pemerintahan di Amerika Serikat yang diamati, solusi pembayaran yang disediakan masih memberikan kesempatan kepada pengguna layanan memanfaatkan proses manual transfer atau wesel. Sistem pembayaran online yang umum digunakan oleh berbagai perusahaan Internet dan di negara-negara maju terutama menggunakan metode kartu kredit. Pengguna situs yang ingin melakukan transaksi atau pembayaran, memasukkan nomor kartu kreditnya dalam form yang tersedia di situs. Beberapa informasi lain yang terdapat di kartu juga harus dimasukkan. Informasi yang dikirimkan ini kemudian diolah oleh suatu institusi yang memverifikasi keabsahan kartu kredit pengguna. Proses ini biasanya melibatkan pihak swasta: penerbit kartu kredit dan perusahaan pemverifikasi atau pengelola transaksi. Harus diakui solusi pembayaran menggunakan kartu kredit ini, yang sebenarnya sangat efektif dan efisien, sulit diterapkan di Indonesia. Pertama, karena tingkat penetrasi kartu kredit yang masih terbatas. Kedua, belum ada penyedia kartu kredit yang bekerja sama dengan perusahaan lokal untuk 76 pemverifikasi kartu kredit tersedia di Indonesia. Ketiga, pelanggaran penggunaan kartu kredit carder lewat Internet di Indonesia yang sangat tinggi. Solusi lain adalah dengan memanfaatkan fasilitas sms-banking dan Internet-banking yang saat ini telah mulai umum disediakan beberapa bank besar. Tentunya alternatif ini bisa terlaksana bila ada kerjasama dengan bank terkait dan ada suatu sistem yang memungkinkan verifikasi atau autotentikasi dalam hal transaksi yang dilakukan nasabah bank yang dapat dijadikan bukti ke pemerintah daerah. Contoh sistem verifikasi ini adalah setelah melakukan transaksi ke bank, pengunjung mendapatkan kode verifikasi yang dapat dikirimkan ke e-mail pengelola layanan. Pada saat bersamaan, sistem bank juga mengirimkan kode verifikasi yang sama ke e-mail pengelola layanan, yang kemudian mencocokkannya dengan kode dari pengunjung portal layanan, untuk kemudian ditindak lanjuti. Lebih baik lagi, bila sistem portal layanan terintegrasi dengan sistem transaksi perbankan sehingga proses pemasukan data seperti dalam Internet-banking dapat langsung diolah bank dan dikirimkan hasilnya ke portal. Gambaran mekanisme verifikasi secara online dapat dilihat pada Gambar 25.

4.7.6 Cyberlaw dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik