83 Bisa dibayangkan bila sebuah pemerintahan mempunyai banyak transaksi
di dalam sistem e-government-nya baik yang internal di dalam sistem portal atau yang tersedia di sistem dinas atau satuan kerja, dan setiap transaksi meminta
informasi pribadi pengguna. Hal ini pasti akan menjengkelkan pengguna layanan karena transaksi yang tidak berjalan dengan cepat. Di sisi lain, bila setiap unit
layanan kemudian mengembangkan atau menyimpan suatu data informasi pengguna layanannya, maka yang terjadi adalah redundansi informasi dan berarti
ketidakefisienan dalam kapasitas penyimpanan.
4.7.8 Portal KabupatenKota, Provinsi dan Negara
Sesuai dengan tingkatan pemerintahan yang ada di Indonesia, maka portal pemerintahan dapat diklasifikasikan dalam tingkat portal kabupatenkota, portal
provinsi, dan portal negara. Hal ini disesuaikan dengan tingkatan informasi dan layanan yang disediakan oleh masing-masing pemerintahan. Proses
pengklasifikasian ini juga memudahkan dalam mendesain portal pemerintahan. Kemudian yang harus diingat adalah setiap pemerintahan mempunyai
lebih dari satu unit satuan kerja dengan berbagai informasi dan layanan yang dapat diberikannya. Di tingkat kabupatenkota sendiri, masih ditambahkan dengan
keberadaan kecamatan-kecamatan dan desa-desa atau kelurahan-kelurahan. Dalam hal ini, beban terberat dalam pembuatan portal pemerintahan secara jelas adalah
untuk portal-portal kabupatenkota yang secara langsung merupakan ujung tombak layanan kepada masyarakat. Portal kabupatenkota harus dapat
mengintegrasikan bermacam informasi dan layanan pemerintahan beserta sistem back end dan back office yang mendukungnya.
Sementara itu, portal pemerintah provinsi akan menjadi portal koordinasi dan konsolidasi dari berbagai daerah kabupatenkota, serta beberapa informasi dan
layanan dari instansi terkait di provinsi. Untuk memungkinkan proses koordinasi dan penyebaran informasi di tingkat yang lebih rendah agar lebih terkonsolidasi,
portal provinsi harus memiliki mekanisme direktori dan pencarian informasi yang tepat. Sebuah search engine yang khusus mengeksplorasi perkembangan
informasi pada portal-portal kabupatenkota dapat disiapkan selain
84 mengintensifkan proses manual untuk klasifikasi informasi dan layanan
pemerintahan yang ada. Proses pencarian atau pengumpulan informasi yang tersedia dapat
dilakukan dengan metode top-down, dengan pengiriman crawler atau spider untuk membentuk indeks di dalam basis data search engine. Tetapi, untuk membentuk
indeks layanan dari instansi-instansi terkait, diperlukan metode yang bersifat down-top. Dalam hal ini diperlukan suatu mekanisme pendaftaran informasi
layanan oleh penyedia layanan diwakili oleh administrator sistem layanan, lengkap dengan definisi umum dan keterangan-keterangan yang diperlukan. Bila
proses registrasi ini dapat berjalan, yang tentunya dengan koordinasi terkait, maka dapat dibentuk suatu basis data layanan yang tersedia untuk tingkatan provinsi dan
di bawahnya. Demikian juga pada tingkat di atas provinsi, portal negara harus menjadi
pusat koordinasi dan konsolidasi portal-portal provinsi yang berarti juga memberikan informasi dan layanan dari portal-portal kabupatenkota. Proses
yang kurang lebih sama pada portal provinsi harus disiapkan, walau memang harus diakui bebannya akan sangat berbeda dari sisi kuantitas dan kualitas
informasi dan layanan yang disediakan. Lebih jauh, bila sistem yang disiapkan memiliki metode identifikasi informasi dan layanan yang sama dengan sistem
portal provinsi atau di bawahnya, maka proses pembuatan basis data informasi dan layanan pasti akan dapat lebih cepat.
Gambar 26 menggambarkan konsolidasi informasi dan layanan dalam portal pemerintahan Indonesia.
85
portal kotakabupaten
kantordinas provinsi
portal provinsi
dinaskantor kotakabupaten
portal kotakabupaten
portal provinsi kantordinas
provinsi
kantordinas provinsi
portal provinsi portal
kotakabupaten dinaskantor
kotakabupaten PORTAL NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA departemen
dan badan nasional
Gambar 26 Konsolidasi informasi dan layanan portal pemerintahan Indonesia.
4.8 Pengembangan Portal Pemerintahan Indonesia dengan Open Source