Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Definisi Konsep

Bains, Bajwa, Bal, Baath, Bhullar, Brar, Buttar, Chahal, Chima, Chung, Deol, Dhaliwal, Dhillon, Dhindsa, Garewal, Ghuman, Gill, Goraya, Her, Hinjra, Hundal, Kahlon, Kang, Khaira, Khosa, Mahal, Malhi, Man, Mangat, Pannu, Randhawa, Sohi, Sahota, Sandhu, Sara, Sekhon, Sidhu, Sohal, Varaich, Virk The Illustrated Weekly of India.1973:11. Dari 42 marga yang ada dalam golongan Jatt, marga yang terdapat pada masyarakat Sikh di Sumatera Utara ada 18 marga yaitu Aulakh, Bajwa, Baath, Bhullar, Brar, Buttar, Chahal, Chima, Deol, Dhaliwal, Dhillon, Ghuman, Gill, Kahlon, Randhawa, Sandhu, Sidhu serta Virk. Dan marga terbanyak yang mendominasi adalah marga Dhillon, diikuti Sandhu, serta Randhawa dan Gill. Berdasarkan interaksinya, terlihat kehidupan masyarakat Sikh di kota Medan yang bermacam-macam. Ada pembauran yang terjadi atas berbagai macam marga, dan pada hal-hal tertentu, mereka mau untuk bekerja sama, namun di sisi lain, juga seolah-olah terdapat jarak antar warga Sikh yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan interaksi juga terlihat dari kelas sosial serta marga dari masing-masing individu. Masyarakat dari golongan kelas menengah ke atas cenderung bergaul dan menghadiri acara dari orang kelas atas. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengangkat judul “Kelas Sosial dan Interaksi Sosial Pada Komunitas Agama Sikh di Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah adalah penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam penelitian itu menarik, penting, dan perlu untuk diteliti. Rumusan masalah biasanya berisi pertanyaaan-pertanyaan yang perlu dijawab dan Universitas Sumatera Utara untuk mencari jalan pemecahannya. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka peneliti mencoba menarik suatu permasalahan yang lebih mengarah pada fokus penelitian yang akan dilakukan. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana perbedaan marga dan kelas sosial, serta interaksi sosial pada komunitas agama Sikh ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dari permasalahan di atas adalah : Untuk dapat memahami dan menganalisis perbedaan marga, kelas sosial, serta interaksi sosial pada warga beragama Sikh.

1.4 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan agar dapat menambah wawasan ilmiah bagi mahasiswa khususnya mahasiswa sosiologi maupun masyarakat pada umumnya, serta dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang ilmu sosiologi agama. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan agar penulis lebih dapat meningkatkan kemampuan dalam menulis karya ilmiah tentang kelas sosial pada komunitas agama Sikh serta hasilnya dapat dijadikan sebagai acuan dalam memahami sistem marga yang ada pada agama Sikh beserta interaksinya sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat luas pada umumnya, dan masyarakat Sikh pada khususnya. Universitas Sumatera Utara

1.5 Definisi Konsep

1. Komunitas Sikh merupakan kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat yang didasarkan atas keyakinan yang sama serta bertempat tinggal di dalam suatu wilayah kediaman tertentu yang dalam hal ini merupakan warga Sikh yang tinggal di Kecamatan Medan Sunggal Kelurahan Sunggal dan Kecamatan Medan Polonia Kelurahan Sari Rejo. 2. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia Gillin dan Gillin dalam Soekanto.1982:55. Dalam hubungan ini, setiap individu yang saling bertemu, bertatap muka, berjabat tangan, berbicara, dan bahkan berkelahi, dapat dikategorikan ke dalam interaksi sosial. Dalam hal ini komunitas Sikh sering melakukan interaksi walau hanya berpapasan, yaitu dengan cara berjabat tangan antar lelaki, dan biasanya kaum Sikh selalu mengucapkan kata “Satshriakal” sambil menyatukan kedua tapak tangannya apabila berpapasan dengan sesama kaum Sikh. 3. Agama Sikh merupakan agama yang lahir karena protes yang dilakukan Guru Nanak sebagai pendiri Sikh yang melarang akan adanya sistem kasta dan menganggap hanya ada satu Tuhan. 4. Marga pada komunitas Sikh adalah kelompok kekerabatan yang bersifat eksogami, dimana adanya pelarangan menikah terhadap Universitas Sumatera Utara individu yang semarga. Marga dalam komunitas Sikh ini terbagi atas beberapa golongan yaitu : Jatt, Ramgharia, Tarkhan, Nai, Mere, serta Mejhbi. 5. Kasta adalah golongan masyarakat dalam agama Hindu yang terdiri dari kasta Brahmana kaum pendeta, Ksatria kaum bangsawan dan tentara, Waisya kaum pedagang, serta Sudra rakyat jelata dan golongan diluar kasta yaitu Paria yaitu orang-orang yang dianggap hina. 6. Norma adalah standar tingkah laku yang terdapat dalam suatu masyarakat. Norma secara sosiologis terdiri dari cara berbuat, kebiasaan atau perbuatan yang berulang-ulang, tata kelakuan, serta adat istiadat. 7. Nilai adalah sesuatu yang abstrak yang dijadikan pedoman serta prinsip-prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku. 8. Stereotipe adalah erat kaitannya dengan prasangka. Stereotipe merupakan citra yang kaku mengenai suatu kelompok ras ataupun budaya yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran citra tersebut. Stereotipe ini dapat bersifat positif maupun negatif. 9. Etnosentrisme adalah sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, yang biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. 10. Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hirarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota Universitas Sumatera Utara kelas secara relatif mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dari kelas yang paling tinggi ke kelas yang paling rendah. Dengan demikian para anggota kelas tertentu merasa para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah daripada mereka. 11. Solidaritas dapat diartikan kesatuan kepentingan, simpati, dll, sebagai salah satu anggota dari kelas yang sama. Solidaritas bisa didefinisikan sebagai perasaan atau ungkapan dalam sebuah kelompok yang dibentuk oleh kepentingan bersama. 12. Toleransi adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Toleransi juga dapat dikatakan istilah dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda. 13. Jaringan sosial terdiri dari sejumlah orang, dimana paling sedikit terdiri atas tiga orang yang masing-masing mempunyai identitas tersendiri dan masing-masing dihubungkan antara satu dengan yang lainnya melalui hubungan-hubungan sosial yang ada, sehingga melalui hubungan sosial tersebut mereka dapat dikelompokkan sebagai suatu kesatuan sosial. Jaringan sosial dalam hal ini melihat hubungan antar seorang Sikh yang satu dan Sikh lainnya yang pada akhirnya membentuk sebuah jaringan sosial seperti jaringan bisnis. Universitas Sumatera Utara 14. Jarak sosial adalah tingkat keakraban yg menandai hubungan individu dalam sebuah interaksi sosial. dalam hal ini jarak sosial masyarakat Sikh dapat dibedakan berdasarkan perbedaan marga, pekerjaan, maupun kelas sosial nya. Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA