Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Misalnya apabila ada seorang Sikh yang merasakan bahwa ia melanggar norma yang berlawanan dengan kelompok Sikh lainnya seperti merokok dan lain sebagainya. c. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya Soekanto.1982:59. Dalam hal ini dapat dilihat kontak yang terjadi antara komunitas Sikh di suatu wilayah tertentu yang meyadari akan adanya keberadaan komunitas Sikh di wilayah lainnya, dan apabila mereka beribadah pada satu rumah ibadah yang sama, maka mereka sama-sama merasakan keberadaan masing-masing pihak. Dari kontak yang terjadi misalnya saja kontak mata, maka biasanya akan berlanjut ke senyuman dan saling bersalaman dan akhirnya akan menghasilkan sebuah interaksi seperti bertanya akan kabar masing-masing dan lain sebagainya.

2.2.1 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial dibagi menjadi dua yaitu proses asosiatif dan proses disasosiatif. 2.2.1.1 Proses Asosiatif Yaitu sebuah proses yang terjadi saling pengertian serta kerjasama secara timbal balik antar orang per orang atau dengan kelompok lainnya. Proses asosiatif ini terbagi yaitu : 1. Kerjasama cooperation yaitu usaha bersama antar individu atau kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Proses terjadinya kerjasama yaitu apabila diantara individu atau kelompok tersebut menyadari akan adanya kepentingan maupun ancaman yang Universitas Sumatera Utara sama sehingga menyebabkan mereka mau melakukan kerjasama di berbagai bidang. Beberapa bentuk kerjasama meliputi: a. Gotong royong dan kerja bakti, misalnya saja ketika ada perayaan hari besar keagamaan, maka warga Sikh beramai-ramai melakukan kerja bakti membersihkan gurdwara yang menjadi tempat ibadah. b. Bargaininng atau tawar menawar merupakan proses kerjasama dalam bentuk perjanjian pertukaran kepentingan, kekuasaan, barang-barang maupun jasa antara dua organisasi atau lebih yang terjadi di bidang politik, ekonomi, hukum, maupun militer. Hal ini dapat dilihat ketika seorang Sikh yang memiliki toko alat-alat olahraga yang mengambil barang dari toko alat olahraga Sikh lainnya ketika ia membutuhkan pesanan alat olahraga yang mungkin saja tidak ada di tempatnya. Hal ini dapat terjadi sebaliknya dan dapat terjadi dalam berbagai segi kehidupan lainnya. c. Co-optation yaitu proses kerjasama bagi individu maupun kelompok yang terlibat dalam sebuah organisasi dimana terjadi proses penerimaan unsur-unsur baru dalam pelaksanaan kepemimpinan untuk menciptakan stabilitas d. Koalisi atau coalition yaitu dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan tertentu yang kemudian melakukan kerjasama e. Patungan atau joint-venture yaitu kerjasama dalam melaksanakan proyek-proyek tertentu. Hal ini dapat dilihat misalnya saja ada seorang Sikh yang membutuhkan pertolongan dana, maka tidak Universitas Sumatera Utara jarang warga Sikh lainnya patungan dan membantu warga Sikh yang membutuhkan pertolongan tersebut. 2. Akomodasi merupakan suatu proses ke arah tercapainya persepakatan sementara yang dapat diterima kedua belah pihak yang tengah bersengketa. Selain itu akomodasi juga dikatakan sebagai suatu proses yang sedang berlangsung dimana akomodasi menampakkan suatu proses untuk meredakan pertentangan baik yang terjadi di antara individu, kelompok, maupun masyarakat. Bentuk-bentuk akomodasi yaitu : a. Coersion atau pemaksaan yaitu bentuk akomodasi yang terjadi karena adanya paksaan maupun kekerasan fisik atau psikologis b. Compromise atau kompromi yaitu bentuk akomodasi yang dicapai karena masing-masing pihak yang terlibat dalam proses ini saling mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaian oleh pihak ketiga c. Meditation yaitu akomodasi yang dilakukan melalui penyelesaian oleh pihak ketiga yang netral d. Conciliation yaitu bentuk akomodasi dengan usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak yang ingin berselisih e. Toleransi yaitu bentuk akomodasi secara tidak formal dan dikarenakan adanya pihak-pihak yang mencoba untuk menghindari diri dari pertikaian. Dalam hal ini, perbedaan-perbedaan yang ada ditutupi oleh kesepahaman dan kesatuan pikiran dan terkadang juga Universitas Sumatera Utara tindakan. Apabila toleransi telah berjalan, maka akan tercipta kerjasama dalam berbagai bidang. Dalam hal ini toleransi dalam masyarakat Sikh dapat dilihat dari pekerjaan yang digeluti masing- masing individu. Misalnya saja ketika ada seorang Sikh yang mengadakan acara pernikahan anaknya, maka ia akan mengundang warga Sikh lainnya dari berbagai kalangan. Ketika ada warga Sikh dari golongan kurang mampu yang memberikan amplop dengan nominal yang kecil, maka itu dapat ditolerir oleh warga Sikh yang mengadakan acara pernikahan tersebut. Selain itu, ketika seorang warga Sikh yang kurang mampu melaksanakan upacara pernikahan anaknya, namun tidak mampu membuat pesta yang meriah, maka semua warga Sikh lainnya selalu bertoleransi dengan tidak mempermasalahkan masalah tersebut dan tetap datang ke pesta pernikahan tersebut f. Stalemate yaitu pencapaian akomodasi dimana pihak-pihak yang bertikai dan mempunyai keinginan yang sama berhenti pada satu titik tertentu dan masing-masing dari mereka menahan diri g. Adjudication yaitu usaha akomodasi yang dilakukan mengalami jalan buntu sehingga penyelesaiannya menggunakan jalan pengadilan 3. Asimilasi merupakan proses pencampuran orang-orang yang berasal dari kebudayaan yang berbeda dimana mereka melepaskan ciri khas kebudayaannya dan berbaur dalam suatu kebudayaan yang sama dan berbeda dengan kebudayaan asli mereka. Asimilasi seperti ini biasanya Universitas Sumatera Utara akan ditandai dengan adanya pernikahan antara orang-orang yang tadinya memiliki kebudayaan yang berlainan, dan terkadang orang- orang yang tersebut akan memakai dan memberi nama anaknya yang lebih cocok dan lebih terbiasa dengan nama masyarakat lainnya dimana tempat ia tinggal. Contoh nyatanya dapat dilihat dari pernikahan warga Sikh dengan warga pribumi dan kemudian memberi nama anaknya dengan nama yang tidak lagi menggunakan nama india dan terkadang malah menggunakan nama yang terkesan kebarat- baratan dan ada juga yang memberi nama anaknya dengan tidak mencantumkan kata Singh dan Kaur ketika mendaftarkan anaknya sekolah dan berbagai keperluan lainnya. Hal ini dikarenakan terjadinya asimilasi sehingga terjadi perubahan masyarakat Sikh mengikuti kebiasaan ditempat mereka tinggal. Dalam hal ini proses asimilasi ini dapat terjadi ketika warga dari kelompok yang berbeda teesebut telah bergaul secara intensif dan dalam jangka waktu yang relatif lama, dan masing-masing pihak melakukan penyesuaian terhadap masing-masing kebudayaannya. 2.2.1.2 Proses Disasosiatif Proses ini merupakan perlawanan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang ada pada suatu masyarakat. Bentuk-bentuk proses disasosiatif yaitu : 1. Persaingan yaitu proses sosial dimana individu atau kelompok berjuang dan bersaing untuk memperebutkan tujuan-tujuan tertentu yang sifatnya terbatas. Persaingan dapat terjadi dalam berbagai bidang. Persaingan Universitas Sumatera Utara yang utama biasanya terjadi dalam hal ekonomi. Persaingan ekonomi ini terjadi karena terbatasnya persediaan apabila dibandingkan dengan jumlah konsumen yang menghendaki barang ataupun jasa yang ditawarkan tersebut. Selain itu persaingan ekonomi juga dapat terjadi apabila terbatasnya jumlah konsumen yang akan membeli barang maupun menggunakan jasa yang diberikan oleh produsen. Contohnya saja ketika warga Sikh yang mayoritas bekerja sebagai penjual susu sapi, sebagai guru privat, maupun menjual alat-alat olahraga. Persaingan dalam hal ekonomi ini menjadi sangat berat ketika semakin banyaknya kursus bahasa Inggris dan guru privat yang bahkan dari kalangan mahasiswa yang biasanya memberikan harga yang lebih murah sehingga masyarakat lebih memilih ke tempat yang lebih murah. Ini juga terjadi pada penjual alat-alat olahraga dan penjual susu. Persaingan terjadi ketika seorang penjual susu yang menjual susu dengan harga yang sedikit lebih mahal, maka akan ada penjual susu lainnya yang malah menjual susu dengan harga yang sedikit di bawah walaupun hanya mendapat keuntungan yang sedikit, namun itu dilakukan agar mereka dapat mempertahankan kehidupan mereka dan keluarga mereka. 2. Controvertion yaitu proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan ataupun pertikaian. Kontroversi adalah proses sosial dimana terjadinya pertentangan pada tataran konsep dan wacana, sedangkan pertentangan atau pertikaian telah memasuki unsur-unsur kekerasan dalam proses sosialnya Universitas Sumatera Utara 3. Konflik adalah proses sosial dimana individu ataupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan seperti emosi, pola perilaku, dan prinsip,. Perbedaan ini dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan dimana pertikaian itu dapat menghasilkan ancaman dan kekerasan fisik. Burhan.2006:58-63. Kepentingan-kepentingan yang berbeda pun akan menyebabkan terjadinya konflik. Namun di sisi lain, ada akibat positif yang ditimbulkan dengan adanya konflik, yaitu mempererat solidaritas dalam sebuah kelompok. Apabila terjadi pertentangan antar kelompok, maka solidaritas antar anggota pada masing-masing kelompok akan meningkat. Konflik dapat terjadi dalam skala yang lebih kecil misalnya antar orang perorang. Konflik bagi warga Sikh khususnya di Medan dapat diminimalisir dikarenakan adanya persamaan relijius yang mendasari bahwa mereka harus saling bekerjasama. Dalam hal ini, konflik dapat juga diminimalisir dalam hal ekonomi, misalnya saja ketika bisnis menjadi alat yang menjembatani pekerjaan sehingga menyebabkan terjadinya kerjasama antar warga Sikh yang satu dengan warga Sikh yang lainnya. Hal yang juga dapat ditekankan disini adalah jaringan sosial, dimana warga Sikh yang menjual alat-alat olahraga biasanya akan membeli alat-alat olahraga dari tempat dimana ia mengenal warga Sikh tersebut, namun ketika ditempat biasa ia tidak mendapatkan barang yang diinginkan, maka si pihak kedua tadi akan mengenalkan orang ketiga yang juga warga Sikh yang menjual alat olahraga teesebut sehingga terbentuk sebuah jaringan yang biasanya Universitas Sumatera Utara mengutamakan kepercayaan. Disini terjalin interaksi antar ketiga pihak tersebut. Jaringan ini biasa disebut sebagai jaringan kepentingan. Jaringan sosial ini lah yang biasanya menjadi penyatu dalam sebuah kelompok sehingga dapat meminimalisir konflik. Jaringan sosial terbentuk dalam masyarakat karena pada dasarnya manusia tidak dapat berhubungan dengan semua manusia yang ada karena hubungan selalu terbatas pada sejumlah orang tertentu saja. Dalam hal ini, masyarakat menjalin ikatan-ikatan sosial berdasarkan atas unsur kekerabatan, ketetanggaan maupun pertemanan. Ikatan-ikatan tersebut dapat berlangsung di antara mereka yang memiliki marga yang sama maupun dengan marga yang berbeda pula. Selain itu, ada juga jaringan yang terjalin antar orang-orang yang berada pada golongan kelas maupun marga yang sederajat. Jadi orang dari kelas yang tinggi akan lebih mau bekerjasama dengan orang dari kelas yang sepadan dengan dirinya dan biasanya akan membentuk jaringan sosial berdasarkan status ekonomi.

2.3 Sistem Kasta dan Pelapisan Sosial