Pencapaian prestasi dalam melakukan suatu pekerjaan akan menggerakkan yang bersangkutan untuk melakukan tugas-tugas berikutnya. Demikian juga dengan teori
David C McClelland dalam Handoko 2001, menyatakan bahwa motivasi berprestasi yang tinggi berhubungan dengan peningkatan kinerja.
Hasil penelitian ini selaras dengan teori Gibson et.al 1996 yang menyatakan bahwa prestasi individu dipengaruhi oleh imbalan. Uang bukan merupakan motivator
yang kuat, jika karyawan tidak melihat adanya hubungan antara prestasi dengan kompensasi yang pantas maka kinerjanya tidak optimal, sehingga tidak berprestasi.
Sesuai dengan penelitian Dewi 2006 yang merekomendasikan salah satu upaya dalam rangka meningkatan kinerja petugas dalam rangka melengkapi pengisian
data rekam medis di RSUD Kabupaten Buleleng adalah dengan pemberian umpan balik, adanya reward dan punishment.
c. Motivasi Intrinsik Indikator Tanggung Jawab
Tingkat motivasi intrinsik responden motivasi pada indikator tanggung jawab, umumnya setuju bahwa pengisian rekam medis merupakan kewajiban dan harus disi
dengan lengkap serta akurat, namun tidak setuju bila pengisian rekam medis sebagai kegiatan rutin meskipun pengisian rekam medis merupakan kegiatan yang tidak
terlepas dari prosedur pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan dokter dan manajemen
rumah sakit penjelasan mengenai tanggungjawab dalam kelengkapan pengisian rekam medis dokter menyadari sepenuhnya bahwa kelengkapan pengisian rekam
medis merupakan tanggung jawab mereka, namun karena kesibukan dalam bekerja
Universitas Sumatera Utara
pengisian rekam medis menjadi lupa dan tidak akurat. Sebagian responden memberikan penjelasan bahwa karena kesibukan dokter, kadang-kadang petugas
administrasi ruangan yang mengisi rekam medis, dokter hanya membubuhkan tandatangan.
Tidak lengkap dan tidak diisinya rekam medis bukan faktor kesengajaan. Ketidak lengkapan ini dapat terjadi pada saat status dipinjam untuk mengurus
kepulangan pasien, sehingga rekam medis tidak diisi dan tidak lengkap karena terlewati. Petugas rekam medis seharusnya mempunyai peran untuk mengecek ulang
kelengkapan rekam medis pasien pulang rawat inap melihat rekam medisnya sudah diisi atau belum. Bila belum diisi dan dilengkapi, kewajiban dari petugas yang
merawat pasien tersebut untuk melengkapinya. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa
dokter belum memahami sepenuhnya manfaat dari kelengkapan pengisian rekam medis dan rasa tanggung jawab masih rendah terhadap pekerjaan, sehingga
berdampak pada kinerja dokter dalam pengisian rekam medis. Mengadakan evaluasi bentuk formulir rekam medis dapat mendukung kelengkapan pengisian rekam medis
yang merupakan bagian dari tanggungjawab dokter. Status kembali 1 x 24 jam, maksimum 2 x 24 jam, rekam medis seharusnya sudah terisi, bila belum terisi
sebaiknya dikembalikan ke ruang perawatan. Namun kenyataannya hal ini belum sepenuhnya dilaksanakan. Penyebab lain yang memungkinkan ketidaklengkapan
pengisian rekam medis terkait dengan tempat tinggal dokter, karena sebanyak 88,3
Universitas Sumatera Utara
dokter yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham Binjai bertempat tinggal di luar kota Binjai.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wirjoatmodjo 2003, mengungkapkan beberapa penyebab ketidaklengkapan pengisian rekam medis, yaitu:
1 para dokter dan perawat belum mengerti kegunaan rekam medis, sehingga enggan untuk mengisi dengan benar, lengkap dan jelas. 2 para manajer rumah sakit juga
belum atau kurang mengerti kegunaan rekam medis sehingga kurang mendukung perkembangan yang optimal kelengkapan pengisian rekam medis di rumah sakit.
Hal ini tidak sejalan dengan teori Herzberg dalam Hasibuan 2005, menyatakan bahwa setiap orang ingin diikutsertakan dan ingin diakui sebagai orang
yang berpotensi, dan pengakuan ini akan menimbulkan rasa percaya diri dan siap memikul tanggung jawab yang lebih besar.
Sesuai dengan penelitian Hariyanti 2004 di Rumah Sakit Islam Aisyiyah Malang, menyimpulkan bahwa sebagai upaya pemecahan masalah untuk
meningkatkan kelengkapan dokumen rekam medis adalah a meningkatkan motivasi dokter dengan cara evaluasi kelengkapan dokumen rekam medis secara periodik,
b membuat peraturan tentang kewajiban melengkapi dokumen rekam medis dan mensosialisasikannya kepada para dokter, c melibatkan dokter dalam pembuatan
kebijakan dan pengambilan keputusan sehubungan dengan kelengkapan dokumen rekam medis, d memperbaiki struktur organisasi unit rekam medis sehingga jelas
tugas dan wewenang masing masing individu, e memberikan laporan kepada dokter
Universitas Sumatera Utara
sebagai upaya penghargaan reward berupa hadiah dan hukuman terhadap
kinerja dokter. d. Motivasi Intrinsik Indikator Pengakuan Orang Lain
Motivasi intrinsik responden dilihat dari indikator pengakuan orang lain diketahui persentase responden yang kurang setuju bila melakukan pengisian rekam
medis mendapat pengakuan dari atasan, pengakuan rekan sejawat maupun petugas medis lain. Hasil analisis penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja dokter
dalam pengisian rekam medis kurang diakui oleh atasannya dan teman sejawat. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa
pihak manajemen rumah sakit masih kurang mengembangkan kegiatan-kegiatan sebagai bentuk pengakuan terhadap kinerja petugas medis begitu juga dengan
pengakuan rekan kerja sebagai dukungan dalam bekerja masih rendah, sehingga kurang termotivasi dalam melaksanakan pengisian rekam medis dengan baik dan
benar. Hal ini sejalan dengan teori Herzberg dalam Hasibuan 2005, yang
menyatakan bahwa petugas yang terdorong secara intrinsik akan menyenangi pekerjaan yang memungkinkannya menggunakan kreativitas dan inovasinya, bekerja
dengan tingkat otonomi yang tinggi dan tidak perlu diawasi dengan ketat. Pengakuan terhadap prestasi merupakan alat motivasi yang cukup ampuh, bahkan bisa melebihi
kepuasan yang bersumber dari kompensasi. Didukung dengan pendapat Handoko 2001, yang mengungkapkan bahwa motivasi intrinsik merupakan motivasi yang
Universitas Sumatera Utara
berfungsi tanpa adanya rangsangan dari luar, dalam diri individu sudah ada suatu dorongan untuk melakukan tindakan.
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Anggraini 2007, mengungkapkan bahwa motivasi intrinsik indikator pengakuan orang lain
berpengaruh terhadap kinerja petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih di Pematang Siantar.
e. Motivasi Intrinsik Indikator Kemajuan