Motivasi Intrinsik Indikator Kemajuan

berfungsi tanpa adanya rangsangan dari luar, dalam diri individu sudah ada suatu dorongan untuk melakukan tindakan. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Anggraini 2007, mengungkapkan bahwa motivasi intrinsik indikator pengakuan orang lain berpengaruh terhadap kinerja petugas rekam medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih di Pematang Siantar.

e. Motivasi Intrinsik Indikator Kemajuan

Tingkat motivasi intrinsik responden pada indikator kemajuan, cenderung tidak setuju tentang pengisian rekam medis menjadikan disiplin, pendiagnosaan penyakit dengan tepat pada pasien, menjadikan bertindak sesuai prosedur dan melakukan pengisian rekam medis menjadikan saya bertindak tepat sesuai diagnosa serta menjadikan responden lebih teliti dalam bertindak memberikan pelayanan kepada pasien.. Hasil analisis penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja dokter dalam pengisian rekam medis tidak mendapat kesempatan mengembangkan potensi. Berdasarkan hasil wawancara dengan dokter dan manajemen rumah sakit penjelasan mengenai kemajuan bahwa peluang untuk mengembangkan potensi mereka dalam melaksanakan pengisian rekam medis yang dilakukan sehari-hari merupakan pekerjaan rutin akan tetapi tidak memberikan manfaat yang berarti walaupun pengisian rekam medis dilakukan atau tidak dilakukan dan tidak terkait secara langsung dengan kemajuan, akan tetapi hal ini perlu didukung melalui pendekatan dari manajemen rumah sakit dan komite medik serta sosialisasi kepala Universitas Sumatera Utara rumah sakit untuk memberikan reward ataupun punishment bagi dokter yang melakukan kinerja dengan baik. Hal ini sejalan dengan Herzberg dalam Hasibuan 2005, yang menyatakan bahwa karyawan hendaknya diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya misalnya melalui pelatihan-pelatihan, kursus dan juga melanjutkan jenjang pendidikannya, karena hal ini memberikan kesempatan kepada karyawan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan rencana karirnya yang akan mendorongnya lebih giat dalam bekerja. Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian Sihotang 2006 di Rumah Sakit Doloksanggul yang meneliti pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja perawat, mengungkapkan bahwa pengembangan perawat dinilai tidak jelas. Dari data terlihat bahwa menurut pegawai honor, yang mendapat kesempatan mengikuti diklat dan melanjutkan pendidikan hanyalah perawat yang berstatus pegawai negeri sipil PNS. Mengacu kepada analisis statistik multivariat menggunakan uji regresi linier berganda variabel motivasi intrinsik berpengaruh signifikan terhadap kinerja dokter dalam pengisian rekam medis p=0,0000,05, artinya semakin tinggi motivasi intrinsik yang dimiliki oleh dokter maka semakin meningkat kinerjanya dalam pengisian rekam medis. Hal ini sejalan dengan teori Herzberg dalam Hasibuan 2005, menyatakan bahwa faktor-faktor intrinsik yang timbul dari individu petugas dengan pekerjaanya yang sering disebut sebagai “job content factor”. Faktor tersebut meliputi keberhasilan dalam melaksanakan tugas, memperoleh pengakuan atas prestasinya, Universitas Sumatera Utara memperoleh tanggung jawab yang lebih besar dan memperoleh kemajuan kedudukan melalui promosi jabatan berpengaruh terhadap tercapainya tujuan organisasi. Selaras dengan teori motivasi Gibson, et.al, 1996, menyatakan bahwa motivasi mempunyai arti mendasar sebagai inisiatif penggerak perilaku seseorang secara optimal, hal ini disebabkan karena motivasi merupakan kondisi internal, kejiwaan dan mental manusia seperti aneka keinginan, harapan, kebutuhan, dorongan dan kesukaan yang mendorong individu untuk berperilaku kerja sehingga tercapai tujuan yang dikehendaki atau mendapatkan kepuasan atas perbuatannya. Motivasi merupakan kondisi atau energi yang yang menggerakkan diri karyawan kearah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi Sejalan dengan pendapat Wijono 2000, yang mengungkapkan bahwa motivasi merupakan kemauan atau keinginan didalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak, namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Anggraini 2007, yang menyimpulkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel motivasi intrinsik dengan kinerja petugas rekam medis di RSU. Djasamen Pematang Siantar. Langkah-langkah yang perlu diambil sebagai upaya meningkatkan motivasi intrinsik dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham Binjai dalam pengisian rekam medis berdasarkan beberapa item pertanyaan yang dianggap penting pada setiap indikator motivasi intrinsik, yaitu peningkatan pemahaman dokter tentang rekam medis sebagai bahan yang dapat membantu pengobatan pasien serta sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien dan pimpinan rumah Universitas Sumatera Utara sakit sebagai atasan dokter perlu memberikan dukungan kepada setiap dokter sehingga termotivasi melakukan pengisian rekam medis dengan lengkap. Pengisian rekam medis merupakan salah satu tangung jawab dokter, maka hendakya dilakukan dengan lengkap, akurat secara rutin sebagai bagian dari prosedur pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Dalam pengisian rekam medis, setiap dokter tentunya membutuhkan adanya pengakuan dari atasan, rekan sejawat serta petugas medis sehingga mempunyai semangat untuk mengisi rekam medis. Melalui kerjasama yang baik dalam pengisian rekam medis diharapkan memberikan suatu kemajuan dan lebih disiplin dalam bekerja seperti mendiagnosa penyakit dengan tepat pada pasien sesuai prosedur, serta lebih teliti dalam bertindak memberikan pelayanan kepada pasien. 5.2 Pengaruh Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Dokter dalam Pengisian Rekam Medis Pasca diberlakukannya Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham Binjai Mengacu kepada hasil penelitian tentang motivasi ekstrinsik dengan indikator prosedur kerja, gaji, hubungan kerja dan kondisi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja dokter dalam pengisian rekam medis pasca diberlakukannya Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham Binjai dengan pembahasan sebagai berikut:

a. Motivasi Ekstrinsik Indikator Prosedur Kerja