Motivasi Intrinsik Indikator Pekerjaan itu Sendiri

BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Pengaruh Motivasi Intrinsik terhadap Kinerja Dokter dalam Pengisian Rekam Medis Pasca Diberlakukannya Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham Binjai Pembahasan dalam penelitian ini difokuskan pada variabel motivasi intrinsik, yaitu pekerjaan itu sendiri, prestasi yang diraih, tanggung jawab, pengakuan orang lain, kemajuan. Berdasarkan hasil uji statistik multivariat variabel motivasi intrinsik berpengaruh signifikan terhadap kinerja dokter dalam pengisian rekam medis pasca diberlakukannya Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham Binjai, dengan pembahasan sebagai berikut:

a. Motivasi Intrinsik Indikator Pekerjaan itu Sendiri

Motivasi intrinsik dilihat dari indikator pekerjaan itu sendiri masih tinggi persentase responden yang menyatakan kurang setuju bahwa pengisian rekam medis penting, kurang setuju bahwa pengisian rekam medis mempunyai sanksi jika tidak dilaksanakan, namun sebagian besar responden menyatakan setuju tentang pengisian rekam medis merupakan kewajiban, sangat membantu pengobatan kepada pasien serta sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan dokter dan manajemen rumah sakit bahwa pengisian rekam medis bukanlah merupakan tugas utama seorang dokter dan juga bukan merupakan tupoksi dokter, namun dokter menyadari belum melaksanakan secara maksimal karena banyaknya tugas yang harus dilakukan dan Universitas Sumatera Utara ada program lain yang dikerjakan, sehingga tidak mempunyai waktu yang cukup untuk melengkapi pengisian rekam medis. Hal ini sesuai dengan latar belakang sebelumnya bahwa dengan diberlakukannya Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran ternyata dokter belum termotivasi melengkapi pengisian rekam medis. Berdasarkan Permenkes No. 269MenkesPERII2008, kewajiban pengadaan rekam medis bagi setiap sarana pelayanan kesehatan sudah diberlakukan sejak tahun 1989 termasuk didalamnya adalah pengisian rekam medis dengan akurat, lengkap dan tepat waktu. Sanksi administratif yang diberlakukan pada Permenkes No. 269MenkesPERII2008, menjadi sanksi pidana pada Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Hal ini bertujuan agar klinisi menjadi lebih bertanggung jawab dalam mengisi rekam medis. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas dapat diambil kesimpulan bahwa masih kurangnya kesadaran dokter tentang pentingnya rekam medis dan belum adanya standar baku alur pengisian rekam medis serta evaluasi kelengkapan rekam medis belum dilakukan oleh manajemen rumah sakit, hal ini merupakan tantangan bagi dokter dan manajemen rumah sakit dalam upaya melengkapi pengisian rekam medis yang menyebabkan motivasi dokter secara intrinsik menjadi rendah. Hal ini sejalan dengan teori Herzberg dalam Hasibuan 2005, yang menyatakan bahwa pekerjaan itu sendiri merupakan faktor motivasi intrinsik bagi pegawai untuk berforma tinggi. Pekerjaan atau tugas yang memberikan perasaan telah Universitas Sumatera Utara mencapai sesuatu, tugas itu cukup menarik, tugas yang memberikan tantangan bagi pegawai merupakan faktor motivasi, karena keberadaannya sangat menentukan bagi motivasi untuk berforma tinggi dan memerlukan reinforcement. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Salami 2008, yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan positif antara baik dan tidaknya ketertarikanminat dokter dalam pengisian rekam medis dengan kelengkapan pengisian rekam medis. Dengan demikian, apabila pengisian rekam medis memiliki ketertarikanminat yang tinggi dalam mengisi rekam medis maka akan menghasilkan rekam medis yang lengkap.

b. Motivasi Intrinsik Indikator Prestasi