Motivasi Ekstrinsik Indikator Prosedur Kerja

sakit sebagai atasan dokter perlu memberikan dukungan kepada setiap dokter sehingga termotivasi melakukan pengisian rekam medis dengan lengkap. Pengisian rekam medis merupakan salah satu tangung jawab dokter, maka hendakya dilakukan dengan lengkap, akurat secara rutin sebagai bagian dari prosedur pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Dalam pengisian rekam medis, setiap dokter tentunya membutuhkan adanya pengakuan dari atasan, rekan sejawat serta petugas medis sehingga mempunyai semangat untuk mengisi rekam medis. Melalui kerjasama yang baik dalam pengisian rekam medis diharapkan memberikan suatu kemajuan dan lebih disiplin dalam bekerja seperti mendiagnosa penyakit dengan tepat pada pasien sesuai prosedur, serta lebih teliti dalam bertindak memberikan pelayanan kepada pasien. 5.2 Pengaruh Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Dokter dalam Pengisian Rekam Medis Pasca diberlakukannya Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham Binjai Mengacu kepada hasil penelitian tentang motivasi ekstrinsik dengan indikator prosedur kerja, gaji, hubungan kerja dan kondisi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja dokter dalam pengisian rekam medis pasca diberlakukannya Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M. Djoelham Binjai dengan pembahasan sebagai berikut:

a. Motivasi Ekstrinsik Indikator Prosedur Kerja

Motivasi ekstrinsik dilihat dari indikator prosedur kerja masih rendah karena responden kurang setuju tentang pengisian rekam medis sebagai kewajiban yang Universitas Sumatera Utara tertulis dalam protap, dukungan prosedur kerja yang diberlakukan di tempat kerja untuk pengisian rekam medis, evaluasi pengisian rekam medis, pengisian rekam medis harus ada umpan balik serta tugas yang dibebankan tidak selalu terikat atau kaku pada prosedur yang ditetapkan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan dokter serta manajemen rumah sakit bahwa belum ada prosedur yang baku untuk dipedomani tentang pengisian rekam medis dan tidak ada sanksi tertentu yang diberlakukan sehingga dokter menggangap bahwa pengsian rekam medis dengan lengkap tidak begitu penting dan menganggap prosedur tersebut hanya sebatas himbauan tapi bukan keharusan. Menurut Permenkes No.2692008 dan Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, rekam medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada sarana pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola pemerintah maupun swasta. Setiap sarana kesehatan wajib membuat rekam medis, dibuat oleh dokter dan atau tenaga kesehatan lain yang terkait, harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan, dan harus dibubuhi tandatangan yang memberikan pelayanan. Lebih lanjut Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 46 menyatakan : 1. Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik wajib membuat rekam medis Universitas Sumatera Utara 2. Rekam Medis sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan. 3. Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dalam Luthans 2003, prosedur kerja dan pemberian evaluasi serta informasi secara tepat kepada pekerja juga berpengaruh terhadap motivasi pekerja. Hal senada juga dikemukakan oleh Handoko 2001, mengungkapkan bahwa prosedur kerja yang ditetapkan merupakan batas bagi keputusan, menentukan apa yang dapat di buat dan menutup apa yang tidak dapat dibuat. Dengan cara ini, kebijaksanaan menyalurkan pemikiran para anggota organisasi agar konsisten dengan tujuan organisasi.

b. Motivasi Ekstrinsik Indikator Gaji