Komunikasi antarbudaya mengakui dan mengurusi permasalahan mengenai perbedaan- perbedaan maupun persamaan-persamaan di antara peserta peserta komunikasi dengan
karakteristik yang dibawanya. Komunikasi dan kebudayaan mempunyai hubungan timbal balik seperti dua sisi
mata uang. Kebudayaan menjadi bagian perilaku komunikasi, dan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan
budaya, seperti yang dikatakan oleh Edward T. Hall pada bahasan sebelumnya. Pada satu sisi, komunikasi merupakan suatu mekanisme untuk mensosialisasikan norma-norma
budaya masyarakat, baik secara horizontal dari suatu masyarakat kepada masyarakat lainnya, ataupun secara vertical dari suatu generasi kepada generasi berikutnya. Pada
sisi lain budaya menetapkan norma-norma komunikasi yang dianggap sesuai untuk kelompok tertentu.
II.3.3 Dimensi-dimensi Komunikasi Antarbudaya
Untuk mencari kejelasan dan mengintegrasikan berbagai konseptualisasi tentang komunikasi antarbudaya, ada tiga dimensi yang perlu kita perhatikan.
1. Tingkat masyarakat kelompok budaya dari partisipan-partisipan komunikasi
Istilah kebudayaan telah digunakan untuk menunjukkan pada macam-macam tingkat lingkungan dan kompleksitas dari organisasi sosial. Umumnya istilah kebudayaan
mencakupi: -
Kawasan-kawasan di dunia, seperti budaya Timur-Barat -
Sub kawasan di dunia, seperti budaya Amerika Utara, Asia Tenggara, Timur Tengah, dan lain-lain
Universitas Sumatera Utara
- Kelompok-kelompok etnisras, seperti budaya orang Melayu, Batak, Cina
Indonesia, dan lain-lain. -
Macam-macam sub kelompok sosiologis berdasarkan jenis kelamin, kelas sosial, seperti budaya orang dipenjara, budaya waria, budaya orang gelandangan, budaya
di pesantren, budaya hippis, dan lain-lain. 2.
Konteks sosial tempat terjadinya komunikasi antarbudaya Jenis KAB dapat lagi diklasifikasikan berdasarkan konteks sosial dari terjadinya.
Yang biasanya termasuk dalam studi KAB: -
Business -
Organizations -
Pendidikan -
Akulturasi imigran -
Politik -
Penyesuaian pelancongpendatang sementara -
Perkembangan alih teknologipembangunandifusi inovasi -
Konsultasi terapis. Komunikasi dalam semua konteks merupakan persamaan dalam hal unsur-unsur
dasar dan proses komunikasi manusia transmitting, receiving, processing. Tetapi adanya pengaruh kebudayaan yang tercakup dalam latar belakang pengalaman individu
membentuk pola-pola persepsi pemikiran. Penggunaan pesan-pesan verbalnonverbal serta hubungan-hubungan antaranya. Maka variasi kontekstual, merupakan dimensi
tambahan yang mempengaruhi proses-prose KAB. Misalnya: Komunikasi antar orang
Universitas Sumatera Utara
Indonesia dan Jepang dalam suatu transaksi dagang akan berbeda dengan komunikasi antar keduanya dalam berperan sebagai dua mahasiswa dari suatu universitas.
Jadi konteks sosial khusus tempat terjadinya KAB memberikan pada para partisipan hubungan-hubungan antar peran. Ekspektasi, norma-norma dan aturan-aturan
tingkah laku yang khusus. 3.
Saluran yang dilalui oleh pesan-pesan komunikasi antarbudaya, baik yang bersifat verbal maupun non verbal.
Dimensi lain yang membedakan KAB ialah saluran melalui mana KAB terjadi. Secara garis besar, saluran dapat dibagi atas:
- Antarpribadiinterpersonalperson-person
- Media massa
SALURAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Orang dengan orang secara langsung Radio, surat kabar, TV, Film, Majalah Bersama-sama dengan dua dimensi sebelumnya, saluran-saluran komunikasi juga
mempengaruhi proses dan hasil keseluruhan dari KAB. Misalnya: orang Indonesia ANTARPRIBADI
MEDIA MASSA
Universitas Sumatera Utara
menonton melalui TV keadaan hidup di Afrika akan memilih pengalaman yang berbeda dengan keadaan apabila ia sendiri berada disana dan melihat dengan mata kepala sendiri.
Umumnya, pengalaman komunikasi antarpribadi dianggap memberikan dampak lebih mendalam. Komunikasi melalui media kurang dalam hal feedback langsung antar
partisipan dan bersifat satu arah. Sebaliknya, saluran antarpribadi tidak dapat menyaingi kekuatan saluran-saluran media dalam mencapai jumlah besar manusia sekaligus melalui
batas-batas kebudayaan. Tetapi dalam keduanya, proses-proses komunikasi bersifat antarbudaya bila partisipan-partisipannya berbeda latar belakang budayanya.
II.4 Identitas Etnis II.4.1 Defenisi Identitas Etnis