Perawatan Bahan Pustaka Monograf

2. Menyediakan fasilitas, sumber daya dan informasi yang dapat diakses oleh kelompok maupun perorangan, dan bertindak sebagai gerbang menuju jasa dan sumber daya pihak lain. 3. Menyediakan sarana untuk bertemu, bekerja dan belajar suatu laboratorium bagi tim kreatif untuk berdialog. 4. Berfungsi sebagai tempat bertemu bagi interaksi dari keanekaragaman pribadi, dan merupakan pusat bagi kota besar. 5. Merupakan sampul salah satu jaringan budaya dan pengetahuan dari kehidupan kota. Pembangunan perpustakaan umum di Indonesia menurut pengamatan penulis pada dasarnya masih sangat lemah. Kelemahan utama perpustakaan umum adalah dari segi filosofi layanan perpustakaan umum itu sendiri. Perpustakaan umum oleh banyak kalangan masih dianggap sebagai aksessori dalam kehidupan masyarakat, bahwa selayaknya setiap daerah perlu mempunyai perpustakaan, namun masih banyak lagi penguasa daerah yang tidak memberikan dukungan secara memadai. Situasi seperti ini seharusnya mulai digarap oleh perpustakaan nasional RI, disamping usaha lain yang lebih menekankan pembangunan fisik perpustakaan. Hal ini jika dilihat secara sepintas nampak tidak mendesak, namun dampaknya dapat dirasakan secara luas. Manifesto perpustakaan umum 1994 perlu dipelajari dan dipahami oleh pustakawan maupun para pemimpin pemerintahan. Kesamaan persepsi ini menerbitkan harapan mereka akan memberikan lingkungan hidup yang lebih baik bagi perpustakaan umum.

2.5 Perawatan Bahan Pustaka Monograf

Bahan pustaka adalah salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan, selain ruang atau gedung, peralatan atau perabot, tenaga dan anggaran unsur-unsur tersebut satu sama lain saling berkaitan dan saling mendukung untuk terselenggaranya layanan perpustakaan dengan baik. Sehingga bahan pustaka harus dilestarikan dan dilakukan perawatan mengingat nilainya yang mahal. Bahan pustaka disini berupa terbitan buku, terbitan berkala surat kabar dan majalah, dan bahan audiovisual seperti audio kaset, video, slide dan sebagainya harus dilestarikan mengingat nilainya yang mahal. Universitas Sumatera Utara Di Indonesia usaha perawatan bahan pustaka terkadang masih kurang mendapat perhatian, padahal usaha ini seharusnya dilaksanakan lebih cermat mengingat iklim tropis yang tidak menguntungkan pada pelestarian koleksi karena bahan pustaka disebut juga sebagai arsip penting yang berisikan informasi dalam bentuk ilmu pegetahuan. Dalam usaha perawatan bahan pustaka ada istilah baku yang biasanya digunakan pada lingkungan perpustakaan, yaitu pelestarian, pengawetan dan perbaikan. Perawatan bahan pustaka tidak hanya menyangkut pelestarian dalam bidang fisik, tetapi juga pelestarian dalam bidang informasi. Perawatan dan pelestarian bahan pustaka dilakukan dengan tujuan melestarikan kandungan informasi bahan pustaka. Pada dasarnya perawatan dan pelestarian itu bisa dilakukan dengan alih bentuk menggunakan media lain, atau melestarikan bentuk aslinya selengkap mungkin. Perawatan dan pelestarian bahan pustaka meliputi kegiatan: reproduksi bahan pustaka, penjilidan, laminasi, pencegahan faktor-faktor perusak koleksi dan lain-lain. Setiap kegiatan perawatan dan pelestarian bahan pustaka itu diberlakukan pada suatu kondisi tertentu, tergantung pada keadaan bahan pustaka itu sendiri dan keadaan perpustakaan. Pada umumnya media yang banyak digunakan pada bahan pustaka adalah kertas, baik dalam bentuk buku, surat kabar, peta, naskah dan bahan tercetak lainnya. Semua koleksi atau bahan pustaka tersebut pasti akan mengalami kerusakan, baik kerusakan sederhana maupun kerusakan secara fatal, maka dari itu perawatan dan pelestarian bahan pustaka sangat diperlukan untuk menunjang fungsi perpustakaan dalam melaksanakan jasa perpustakaan dengan mengusahakan agar kondisi bahan pustaka terpelihara sebaik mungkin dan siap pakai. Perawatan bahan pustaka adalah upaya untuk menjaga agar kondisi fisik bahan pustaka dapat bertahan dengan lama, sejalan dengan perkembangan perpustakaan umum. Perawatan bahan pustaka dilakukan melalui pelestarian dan pengawetan. Universitas Sumatera Utara Menurut Soetminah 1992 yang dimaksud dengan pemeliharaan dan pelestarian bahan pustaka adalah kegiatan menjaga agar bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan awet dan terawat dengan baik. Sudarsonao 2006 menerangkan bahwa pengawetan conservation dibatasi pada kebijakan dan cara khusus dalam melindungi bahan pustaka dan arsip untuk kelestarian koleksi tersebut. Perbaikan restorasi menunjuk pada pertimbangan dan cara yang digunakan untuk merawat atau memperbaiki bahan pustaka dan arsip yang sudah rusak. Pada mulanya pustakawan merasa perlu melakukan pelestarian bahan pustaka karena banyak bahan pustaka yang semakin lama semakin tua dan semakin rusak. Pemakaian yang tinggi, penyimpanan yang kurang sempurna dan banyaknya faktor perusak bahan pustaka memaksa pustakawan untuk berfikir bagaimana mengatasi segala masalah tersebut. Mengingat ruangan penyimpanan dan kemajuan teknologi, maka pelestarian tidak ditujukan kepada bahan pustaka yang sudah rusak dan tua saja, tetapi juga terhadap bahan pustaka yang baru diterima oleh perpustakaan. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa sistem perawatan bahan pustaka adalah suatu proses dan upaya dalam mengetahui betapa pentingnya perawatan pada bahan pustaka, memahami akan perbedaan berbagai jenis bahan pustaka sehingga dapat diketahui perbedaan yang ada dari berbagai jenis bahan pustaka tersebut.

2.6 . Tujuan Perawatan Bahan Pustaka Monograf