Kerusakan Oleh Faktor Biotis

Debu dapat dengan mudah masuk ke dalam ruangan perpustakaan melalui jendela, pintu dan pentilasi udara atau lubang-lubang udara yang terdapat pada perpustakaan tersebut, apabila debu melekat pada kertas maka akan terjadi reaksi kimia yang meninggikan tingkat keasaman pada kertas dan hal ini dapat menyebabkan kertas mudah lapuk dan rapuh. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah: Usahakan ruangan perpustakaan selalu dibersihkan setiap hari, dengan demikian bahan pustakakertas terlindungi dari debu, dan diruangan harus dipasang alat pembersih abu dengan demikian udara-udara yang dapat menimbulkan debu dapat dibersihkan.

2.8.1.2 Kerusakan Oleh Faktor Biotis

Bahan pustaka terdiri atas selulosa, perekat dan protein yang merupakan sumber makanan bagi mahluk hidup seperti jamur, serangga, binatang pengerat. Walau serangga termasud jenis hewan, namun disini agak dibedakan. Pengertian insekta juga bukan seperti yang di defenisikan dalam biologi. Namun lebih diartikan sebagai binatang kecil yang umumnya dapat merusak bahan pustaka dan arsip . Sedangkan yang dimaksud dengan hewan adalah binatang perusak selain sarangga, seperti tikus, kucing, kelelawar, burung dan sebagainya. Lebih dari 70 jenis insekta dikenal sebagai musuh bahan pustaka dan arsip. Diantaranya yang sangat terkenal adalah lipas, kutu buku, dan rayap. Lipas terutama akan memakan lem dalam buku dan meninggalkan kotoran. Demikian pula dengan kutu buku, selain itu juga membuat lubang pada kertas. Kita sudah begitu mengenal kerusakan yang disebabkan oleh rayap. Hewan selain insekta merusak buku dan arsip terutama karena kotoran yang ditinggalkan. Tikus selain meninggalkan kotoran tetapi mengerat bahan tersebut, dibandingkan hewan lain, berbagai jenis jamur dan mikroorganisme lain tumbuh subur dalam kondisi gelap dan kelembaban udara yang tinggi. Karena memiliki butir hijau daun, jamur dan mikroorganisme lain mengambil karbohidrat untuk pertumbuhan dari zat organik lain pada kertas. a. Binatang Pengerat Universitas Sumatera Utara Tikus merupakan binatang perusak bahan pustaka yang agak sukar untuk diberantas jenis-jenis tikus dapat digolongkan sebagai berikut: tikus hitam, tikus coklat, tikus putih, tikus rumah, tikus kelabu. Kertas dan buku yang menjadi sasaran untuk dijadikan sarang, air kencing tikus rumah dapat membahayakan kesehatan manusia. Dan air kencing tikus dapat membahayakan kesehatan dan mengundang penyakit leptospiral, sejenis penyakit kuning. isolasi listrik yang terdapat didalam ruangan juga menjadi sasaran tikus dan hal ini dapat menyebabkan kebakaran. Tikus parit membuat sarangnya dibawah foundasi bangunan. Untuk mengatasi serangan tikus itu perlu diadakan pencegahan, tindakan pencegahan untuk melindungi serangan tikus adalah tempat penyimpanan harus bersih dan kering. Lubang-lubang yang memungkinkan tikus masuk harus ditutup rapat. Jika gedung sudah diserang tikus, pembasmian tikus dapat diakukan dengan bahan kimiawi atau racun. Dewasa ini berbagai jenis bahan kimiawi pembasmi tikus banyak diproduksi orang. b. Serangga Insek Serangga sangat berbahaya bagi buku dan merupakan ancaman yang paling potensial, terutama dinegara-negara yang beriklim tropis seperti Indonesia, insek seperti solverfish, kecoa, rayap, kutu buku dan bubuk buku cacing buku merupakan serangga pemusnah buku yang sudah umum dikenal orang. Kerusakan yang paling terbesar terjadi ketika serangga hidup pada fase larva. Lingkungan yang lembab, sirkulasi udara kurang, ini merupakan tempat yang paling ideal bagi serangga, dan biasanya kondisi yang hangat dengan temperatur antara 30 - 35 dan kelembaban diatas 70 RH, serangga jamur akan meninggalkan noda permanen pada kertas tersebut. 1. Rayap Sebutan lain untuk rayap adalah semut putih, walaupun sebetulnya rayap itu bukan semut dan warnanya pun tidak putih. makanan utama rayap adalah kayu, kertas, foto, gambar, rumput dan lain-lain. Rayap mampu memusnahkan setumpuk bahan pustaka dalam waktu singkat. Rayap sangat terorganisir dengan yang rapuh, selain itu rayap juga bersifat kanibalistik suka makan kawan- Universitas Sumatera Utara kawannya yang mati. Berdasarkan tempat tinggalnya rayap dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu: rayap bambu dan rayap kayu. Rayap dikatakan perusak bahan pustaka yang paling berbahaya karena dapat menghabiskan buku dalam waktu yang singkat. Binatang ini hidup didaerah tropis dan subtropik seperti indonesia, malaysia dan india. Binatang ini berbadan lunak dan berwarna putih pucat karena bentuknya seperti semut, maka dari itu binatang ini disebut sebagai semut putih. 2. Kecoa Kecoa adalah jenis serangga bersayap dan mempunyai tanduk yang panjang jenisnya bermacam-macam. Jenis-jenis kecoa yang dikenal adalah sebagai berikut: a Kecoa timur blatta orientalis b Kecoa amerika periplaneta amerikana c Kecoa jerman blatta jermania d Kecoa Australia periplaneta astralia Kecoa merupakan salah satu penyebab penyakit pers, lepra, kolera, tifus, dan lumpuh anak-anak. Kotoran kecoa yang berupa cairan dapat merusak keutuhan bahan pustaka. Kecoa senang bermusim ditempat tempat yang gelap, disudut-sudut ruangan, dan lain-lain. Makanan kegemarannya adalah sisa-sisa makanan, makanan yang busuk, serangga-serangga yang sudah mati, kanji, perekat sampul buku serta kain pada punggung buku. Binatang ini ada dimana- mana berwarna coklat kehitaman dan berberbau. Mereka mencari makan pada malam hari dan memakan bahan-bahan yang ada pada buku, terutama sampul dan perekat. kotorannya dapat meninggalkan noda yang sukar dihilangkan. 3. Ikan Perak Silver Fish Ikan perak mempunyai banyak nama antara lain: silver month, sugar fish slicker dan sugar louse. Serangga ini berbadan ramping, tidak bersayap, berwarna abu-abu. Serangga ini lebih aktif dimalam hari telurnya diletakkan ditempat- tempat yang gelap. Setelah dua minggu apabila kondisi lingkungan mendukung maka telur akan menetas. Binatang ini berbentuk kerucut, hidup pada malam hari dan larinya sangat cepat, species yang umum terdapat di museum, diperpustakaan dan arsip Universitas Sumatera Utara adalah lapisma saccaharna L dan thermobia aegyptiaca L. Terdapat dimana-mana terutama dalam gedung, pada sudut sudut yang gelap dan lembab. Insek ini merusak buku karena memakan permukaan kertas dan perekat sehingga merusak jilid dan sampul buku. 4. Kutu Buku book lice Bentuk jenis serangga ini sangat kecil sehingga sering disebut kutu buku, binatang ini berwarna abu-abu atau putih, badannya lunak dan kepalanya realatif besar dan giginya sangat kuat, binatang ini jarang terdapat pada buku yang sering digunakan dan baru akan kelihatan kalau populasinya sudah banyak, mereka memakan permukaan kertas dan perekat, species yang paling umum adalah lipocellis divinations. Jenis serangga ini memang sangat rakus terhadap kertas, permukaan kertas selalu dikikisnya sehingga huruf-hurufnya hilang, disamping itu, kutu buku menghancurkan selulosa. Perusak kertas dilakukan oleh larvanya, jenis serangga ini sangat sukar untuk diberantas. Jenis-jenis kutu buku yang dikenal adalah: a Lipocelisdivinatorium b Trogiumpulsatorum c pesocceptropusmacrops d pesyllopsocus e dorypetrix f lachessilla g lepinotus h Ectopsocus i Archipsocus. 5. Bubuk buku cacing buku, cacing worm Binatang ini sangat merusak buku karena memakan hampir semua material yang ada pada buku, cacing ini bertelur pada buku. Mereka bertelur pada permukaan kertas atau disela-sela kertas dekat pada buku dan menghasilkan larva yang sangat berbahaya pada buku. Kerusakan yang ditimbulkan oleh larva adalah buku menjadi berlubang-lubang karena larva memakan kertas pada waktu mereka mencari jalan keluar sehingga jalan yang dibuatnya menyerupai terowongan. c. Jamur Universitas Sumatera Utara Jamur fungi merupakan mikroorganisme yang tidak berkrorofil. Untuk memperoleh makanan harus mengambil dari sumber kehidupan lain parasit ataupun dari benda mati saprofit. Jamur berkembang biak dengan spora, dapat menyebar diudara dan apabila menemukan lingkungan yang cocok maka spora tersebut akan berkembang biak, kertas merupakan tempat yang ideal bagi perkembangan spora, terutama lingkungan yang mempunyai kelembaban tinggi. Jamur yang dapat merusak bahan pustaka ini bukanlah jenis jamur yang biasa dibuat soup dan bisa kita makan, tetapi jenis jamur yang lazim bisa kita lihat pada pakaian, kertas, atau benda-benda yang lain. Jamur jenis ini akan membiak dengan luluasa jika benda tersebut terkena kotoran, debu, serta tingkat kelembaban tinggi yaitu 80 ke atas, dengan temperature diatas 21 C. Jamur tersebut memproduksi beberapa macam bahan organik seperti asam iksalat, asam forminat, dan asam sirat yang menyebabkan kertas menjadi asam, lembut dan rapuh. jamur ini juga merusak perekat-perekat yang ada pada kertas sehinga mengurangi daya rekatnya dan merusak tintanya dan menyebabkan tulisannya tidak bisa dibaca lagi. Jamur yang menempel pada bahan pustaka bisa membuat bahan pustaka lengket satu sama lain, sehingga kertas sobek jika dibuka, kita bisa lihat misalnya: mula mula kertas berwarna putih, kemudian berubah menjadi biru, dan akhirnya warna biru itu menjadi hitam. Pada tingkat demikian, kertas sukar diperbaiki, jamur sukar dihilangkan. Jamur mempunyai akar dporangiophores yang mengeluarkan enzim yang dapat larut dalam substansi seperti tepung dan selulosa, Jika punggung buku kena air atau lembab, tumbuh jamur dengan warna putih jamur ini bisa dibersihkan dengan alkohol, dan tidak akan tumbuh lagi.

2.8.1.3 Kerusakan Oleh Faktor Manusia