Kerusakan Oleh Faktor Manusia Kerusakan Oleh Faktor Bencana Alam

Jamur fungi merupakan mikroorganisme yang tidak berkrorofil. Untuk memperoleh makanan harus mengambil dari sumber kehidupan lain parasit ataupun dari benda mati saprofit. Jamur berkembang biak dengan spora, dapat menyebar diudara dan apabila menemukan lingkungan yang cocok maka spora tersebut akan berkembang biak, kertas merupakan tempat yang ideal bagi perkembangan spora, terutama lingkungan yang mempunyai kelembaban tinggi. Jamur yang dapat merusak bahan pustaka ini bukanlah jenis jamur yang biasa dibuat soup dan bisa kita makan, tetapi jenis jamur yang lazim bisa kita lihat pada pakaian, kertas, atau benda-benda yang lain. Jamur jenis ini akan membiak dengan luluasa jika benda tersebut terkena kotoran, debu, serta tingkat kelembaban tinggi yaitu 80 ke atas, dengan temperature diatas 21 C. Jamur tersebut memproduksi beberapa macam bahan organik seperti asam iksalat, asam forminat, dan asam sirat yang menyebabkan kertas menjadi asam, lembut dan rapuh. jamur ini juga merusak perekat-perekat yang ada pada kertas sehinga mengurangi daya rekatnya dan merusak tintanya dan menyebabkan tulisannya tidak bisa dibaca lagi. Jamur yang menempel pada bahan pustaka bisa membuat bahan pustaka lengket satu sama lain, sehingga kertas sobek jika dibuka, kita bisa lihat misalnya: mula mula kertas berwarna putih, kemudian berubah menjadi biru, dan akhirnya warna biru itu menjadi hitam. Pada tingkat demikian, kertas sukar diperbaiki, jamur sukar dihilangkan. Jamur mempunyai akar dporangiophores yang mengeluarkan enzim yang dapat larut dalam substansi seperti tepung dan selulosa, Jika punggung buku kena air atau lembab, tumbuh jamur dengan warna putih jamur ini bisa dibersihkan dengan alkohol, dan tidak akan tumbuh lagi.

2.8.1.3 Kerusakan Oleh Faktor Manusia

Manusia dapat bertindak sebagai penyayang buku tetapi bisa juga menjadi perusak buku yang hebat. Berdasarkan kenyataan yang ada kerusakan buku terjadi Karena ulah manusia misalnya pembaca buku diperpustakaan sengaja merobek bagian bagian tertentu dari sebuah buku, misalnya diambil gambarnya, tabelnya dan tabel-tabel statistiknya. Kadang-kadang pengguna perpustakaan sengaja atau tidak sengaja membuat lipatan sebagai tanda batas baca, melipat untuk batas foto Universitas Sumatera Utara copyan, mencoret-coret dengan menggunakan tinta permanen yang dapat merusak tulisan pada buku tersebut. Sebagai akibatnya perekat yang mengelem punggung buku untuk memper kokoh penjidan terlepas sehingga lembaran-lembaran buku akan terpisah dari jilidannya, kecerobohan lain, misalnya sehabis makan tidak membersihkan tangan dahulu langsung memegang buku dan menyebabkan buku menjadi kotor, apabila buku dipegang dengan tangan kotor atau berminyak buku akan bernoda. Kotoran yang melekat pada tangan akan berpindah pada buku, penempatan buku yang terlalu padat dirak akan menyebabkan punggung dan sampulnya menjadi rusak. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan oleh pustakawan. Kerusakan justru sering disebabkan oleh pustakawan sendiri yang sehari- hari bergelimang dengan buku. Petugas perpustakaan yang tidak memiliki rasa sayang terhadap buku, tidak pernah belajar bagaimana melestarikan dan merawat buku bisa membuat kesalahan yang sangat fatal. Seperti contoh di atas kita harus tahu bagaimana menempatkan buku di rak. Mengambil buku dari rak atau menempatkan buku kembali ke dalam rak, rak hendaknya jangan di isi terlalu penuh cukup hanya 80 saja. Kemudian pada rak pengangkut, buku juga tidak boleh ditimpa terlalu banyak.

2.8.1.4 Kerusakan Oleh Faktor Bencana Alam

Bencana alam seperti banjir dan kebakaran seperti kebakaran dan banjir, dapat mengakibatkan kerusakan yang sangat fatal terhadap bahan pustaka dalam jumlah yang sangat besar dan dalam waktu yang relatif singkat. Oleh Karena pustakawan diharapkan mampu menekan sekecil mungkin akibat dari bencana alam tersebut. Untuk menanggulangi bahaya api maka faktor yang perlu diperhatikan adalah antara lain adalah: 1. Alat-alat dalam gedung digunakan yang tahan api 2. Perlu dipersiapkan alat pemadam kebakaran 3. Dilarang merokok didalam ruangan perpustakan 4. Pemakaian listrik harus hati hati. Universitas Sumatera Utara Bahaya banjir merupakan musibah yang sering melanda beberapa tempat di Indonesia. Bahan pustaka yang rusak oleh air harus diperbaiki dengan cara di keringkan dan dianginkan. Dan kebakaran jangan sampai terjadi, meletakan buku dengan posisi yang kurang baik atau mengambil buku dengan cara yang salah dapat menimbulkan kerusakan seperti buku sobek dan terlipat-lipat, sedangkan kesalahan dalam pelaksanaan konservasi dan restorasi dapat menyebabkan perubahan warna, kertas menjadi rapuh dan timbul noda. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan konservasi dan restorasi harus di dahului dengan penelitian eksperiment untuk meyakinkan bahwa cara–cara yang akan kita tempuh dapat di pertanggung jawabkan tidak akan merusak kertas.

2.8.2 Kegiatan Perawatan Bahan Pustaka Monograf

Sebagai pustakawan kita harus dapat memperbaiki dokumen yang rusak, baik itu kerusakan kecil maupun kerusakan yang berat. Perpustakaan sebaiknya memiliki ruangan khusus untuk melakukan pekerjaan ini. Menambal buku berlubang karena larva kutu buku atau sebab lainnya, menyambung kertas yang robek, atau menambal halaman buku yang koyak adalah pekerjaan yang mesti dapat dikerjakan. Mengganti sampul buku yang rusak total, menjilid kembali, atau mengencangkan penjilidan yang kendur adalah pekerjaan yang harus dikuasai oleh restaurator. Berbagai macam kerusakan yang lain yang mungkin terjadi, tidak boleh ditolak oleh bagian pelestarian ini. Bahan-bahan yang diperlukan, serta cara mengerjakan perbaikan ini akan dijelaskan. DAFTAR PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PERAWATAN KOLEKSI :  Penggaris baja yang panjang  Cutter  Persegi panjang  Pemotong karton  Pencil  Penghapus plastik putih Universitas Sumatera Utara