Bahan yang difumigasi Pelaksanaan

Bahan bahan kimia yang akan digunakan harus sesuai dengan jenis serta jumlah bahan yang diproses. Beberapa jenis bahan kimia yang digunakan untuk proses fumigasi adalah sebagai berikut: a. Hydrocianide, b. Carbon disulphide, c. Methyl bromide, d. Ethylene dibromide, e. Ethylene oxide, f. Sulphur fluoride, g. Campuran ethylene oxide carbon dioxide, h. Kristal parad chlorobenzene i. Kristal thymol, j. Kiolopera. Tidak satupun bahan kimia dipakai tanpa alat-alat pengaman, atau tanpa suvervisi oleh orangnya yang berpengalaman atau berpendidikan dalam bidang ini.

b. Bahan yang difumigasi

Semua bahan pustaka dapat difumigasi, termaksud lontar maupun bahan audio visual yang dianggap perlu. Menurut Hickin 1985 : 47 menyatakan bahwa : beberapa jenis buku misalnya yang bersampul kulit, tidak boleh difumigasi dengan bahan kimia yang jenis methyl bromide ataupun ethylene oxide, sebab beberapa jenis kulit akan menjadi lapuk oleh bahan kimia tersebut disamping itu timothy walsh pernah menasehatkan bahwa kalau menggunakan ethylene oxide harus sangat hati-hati. Sebab fumigant ini dapat menyebabkan penyakit leukemia.

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan fumigasi harus disesuaikan dengan ruangan dan peralatan yang dimiliki oleh perpustakaan dan bahan kimia yang dipergunakan . 1. Fumigasi dengan karbon disulfit CS 2 yang dicampur dengan carbon tetra clorida CC1 1 dengan perbandingan 1:1 dalam satu liter dapat dipergunakan untuk ruangan seluas 2m 3 , proses fumigasi memakan waktu kurang lebih satu minggu. 2. Fumigasi dengan methyl bromida CH3Br Tiap satu meter kubik ruangan diperlukan 16-32 gram methyl bromide. Dalam pelaksanaan fumigasi ini kita memerlukan alat-alat seperti timbangan, tabungan, instalasi pipa dan sebaginya. Proses fumigasi ini kita memerlukan waktu 48 jam. 3. Fumigasi dengan thymol cristal Tiap satu meter kubik diperlukan thymol cristal sebanyak 50 gram. Proses fumigasi memakan waktu 48 jam. Agar bahan pustaka bebas dari penyakit, kuman, serangga, jamur dan lainnya bahan pustaka perlu diasapkan dengan bahan kimia tertentu yang disebut dengan Universitas Sumatera Utara fumigasi. Pustakawan harus memperhatikan bahaya dari pemakaian zat-zat kimia untuk fumigasi. Tidak satupun bahan kimia dapat dipakai tanpa alat pengaman, atau tanpa supervise oleh orang berpengalaman dalam bidang ini. Universitas Sumatera Utara

BAB III SISTEM PERAWATAN BAHAN PUSTAKA MONOGRAF PADA

KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI KOTA TEBING TINGGI

3.1 Gambaran Umum Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi

Perpustakaan Umum Kota Tebing Tinggi adalah sebuah perpustakaan umum yang telah ada pada Tahun 1978. Dibentuk atas gagasan putra putri Tebing Tinggi yang berada di Pulau Jawa dengan membangun gedung yang disebut dengan nama Perpustakaan Gelora Pemuda yang terletak di jalan Imam Bonjol Tebing Tinggi. Gedung Perpustakaan Gelora Pemuda diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Yoesoef Pada Tanggal 19 April 1982 dihadiri wali kota madya Tebing Tinggi Bapak Drs. Amiruddin Lubis. Sejak Tahun 1985 sampai dengan 2000 perpustakaan tersebut tidak beroperasi. Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Abdul Hafis Hasibuan menugaskan kepala sub bagian Perpustakaan H. Rachmad Suprato, SH mengoperasikan kembli Perpustakaan Umum Gelora Pemuda pada Tanggal 23 Maret 2001. Selanjutnya Walikota Tebing Tinggi kembali menugaskan kasubag perpustakaan untuk membentuk sturtur organisasi Kantor Perpustakaan Umum Kota Tebing Tinggi berdasarkan peraturan daerah No.01 Tahun 2002 Tanggal 30 Desember 2002, Pada Tanggal 01 Juli 2003 Kantor Perpustakaaan Umum Kota Tebing Tinggi yang terletak di Jalan Sutomo No. 40 diresmikan oleh wali Kota Tebing Tinggi Ir. H A bdul Hafiz Hasibuan. Selanjutnya berdasarkan perda nomor 14 Tahun 2008 tanggal 14 November 2008, Kantor Perpustakaan Umum Kota Tebing Tinggi diubah menjadi Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi, Dengan gedung berlantai 2 dua seiring dengan visi dan misi dari Kota Tebing Tinggi dan tujuan dari perpustakaan yang ingin memajukan masyarakat Tebing Tinggi dengan membaca, maka didirikanlah 3 rumah baca dan 3 perpustakaan kelurahan serta pustaka-pustaka binaan di sekolah sekolah dan masjid. Selain itu untuk menjangkau daerah yang belum didirikan rumah baca, Universitas Sumatera Utara