celcius, agar kertas cromtom tersebut dapat menempel pada bahan pustaka. Cara kerjanya juga seperti pada cara dingin, hanya kalau pelapisannya mau dilepaskan
dari bahan pustaka, kita bisa mengggunakan aceton, dan bahan pustaka aslinya bisa kita dapatkan lagi.
Dalam melaminasi bahan pustaka kita tidak boleh sembarangan. Harus dipikirkan bagaimana caranya agar bahan pustaka tidak menjadi rusak oleh
bahan pelapis. Pada laminasi ”paten” kertas pelapis tidak bisa dibuang tanpa meninggalkan bekas-bekas kerusakan pada bahan pustaka.
2. Laminasi dengan manual
Cara ini dikerjakan dengan menggunakan kertas laminasi yang kita import khusus dari luar negri. Bahan ini belum diproduksi di Indonesia. Cara
penggunaannya, kita letakkan kertas laminasi dimeja yang diberikan alas, kemudian bahan pustaka diletakkan diatasnya.
Sesudah itu diletakkan kertas laminasi lagi kemudian oleskan aceton dengan menggunakan kuas. Usahakan jangan sampai ada gelembung udara ada
diantara kertas pelapis dan bahan pustaka. Jangan terlalu menekan keras, Sebab bisa merobek kertas pelapis bahan pustakanya. Kemudian dikeringkan, setelah
kering maka pinggang nya digunting dengan rapi. Dokumen akan menjadi rapi dan lebih awet, udara tidak akan mengganggu zat kimia yang terdapat pada
kertas sehingga proses keasamaannya terhenti. Biaya untuk laminasi cukup mahal, Satu halaman folio bisa mencapai
Rp.1000,-karena itu kalau memang tidak sangat penting tidak perlu diadakan laminasi, tetapi cukup dengan cara enkapsulasi yang cukup hanya menggunakan
plastik biasa dan double slide tipe, tatapi bahan yang baik adalah plastik estralon.
2.8.3.5. Mengganti Halaman Yang Robek
Halaman yang robek dan robekannya tidak dapat diperbaiki dengan menambal, atau sudah hilang, harus diganti dengan membuatkan foto copynya.
Foto copy tersebut dipotong sesuai dengan luas halaman buku. Kemudian disisipkan dan ditempelkan dengan lem secara hati-hati pada bagian yang hilang.
Karena penyisipan di lakukan pada buku yang terjilid, ada kemungkinan terjadi kelebihan lebar halaman tambahan tersebut. Untuk itu kelebihan perlu dipotong,
Universitas Sumatera Utara
agar tidak perlu memotong pada akhir pekerjaan, sebaiknya kertas yang akan disisipkan dikurangi lebarnya pada bagian yang akan ditempelkan. Sedangkan
waktu menyisipkannya pinggiran kertas diratakan dengan kertas halaman buku yang ada. Ini lebih mudah dan hasil akhir bisa rata, karena sudah disesuaikan
dengan ukurannya.
2.8.3.6. Mengencangkan Benang Jilidan Yang Kendur
Kalau masih belum terlalu parah, kita cukup mengencangkan benang yang menjadi longgar dengan menariknya. Dengan jarum benang kita jahit dan matikan
benang yang longgar tadi. Kalau sudah terlalu parah bukalah kertas pelindung dan sampul buku,
lihat benangnya, kencangkan yang longgar, sambung yang putus, atau ganti benang dengan menjilidnya lagi. Setelah itu, pasanglah lembar pelindung dan
sampulnya lagi. Kalau ada yang rusak waktu dibongkar tadi, maka gantilah dengan lembar pelindung yang baru.
Memperbaiki punggung buku, engsel, atau sampul buku yang rusak. Dengan alat-alat penjilidan yang sederhana, berbagai kerusakan di atas dapat
diperbaiki. Seperti pada perbaikan benang jilidan diatas, maka kerusakan punggung buku, engsel buku dan sampul buku harus di lakukan dengan
membongkar buku yang rusak itu, kemudian perbaiki atau menggantinya dengan yang baru.
2.8.3.7. Alih Bentuk
Alih bentuk atau backup ke media lain misalnya dengan microfilmmikrofis merupakan usaha lain dalam melestararikan koleksi. Bahan
pustaka yang terbuat dari jenis yang kurang baik dapat segera di film kan untuk melestarikan informasinya serta memudahkan pemakai dan penyebarannya.
Pemakai cukup menggunakan copy film atau microfis, sehingga bahan asli dapat dilestarikan sebaik baiknya dan dapat pula segera dikeluarkan dari koleksi bila
kurang bernilai historis tinggi. Dalam hal terakhir ini nilai informasi lebih tinggi dibanding dengan nilai historis fisik dokument tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Pemakaian teknologi baru terutama dalam image procesing akan banyak menolong pelestarian koleksi. Namun yang pasti dengan mulai dipakainya media
baru hasil teknology, berarti media tersebut perlu penanganan mulai dipakainya media baru hasil teknologi, berarti medi tersebut perlu penanganan secara tepat
seperti juga kertas, agar kelestariannya dapat dipertahankan. Dalam hal ini pustakawan dan petugas arsip dituntun untuk selalu memahami dan dapat
menangani teknologi baru dengan benar sesuai dengan yang diingankan dan dibutuhkan oleh perpustakaan.
2.8.3.8 Fumigasi