4. Verification
Data yang telah diedit dan ditabulasi kemudian diperiksa kembali sebelum diolah lebih lanjut agar tidak terjadi kesalahan. Pemeriksaan data pada penelitian ini
dilakukan secara manual, apakah terjadi salah pengetikan baik dalam pengkodean atau perhitungan variabel dan parameternya.
5. Processing
Pada tahap ini dilakukan pengolahan data secara komputerisasi menggunakan aplikasi sistem yang akan dirancang dan dibangun nantinya. Adapun sistem optimasi
yang akan dirancang dan dibangun tersebut merupakan implementasi dari teori Linear Programming
dan Metode Simpleks.
3.4. Perumusan Model Linear Programming
Langkah-langkah perhitungan model Linear Programming untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal diawali dengan menentukan variabel keputusan, kemudian
dilanjutkan dengan menentukan fungsi tujuan dan fungsi kendala.
3.4.1. Menentukan Variabel Keputusan
Penentuan variabel keputusan didasarkan pada produk yang akan dioptimalkan. Variabel keputusan menunjukkan aktivitas produksi setiap jenis produk yang
dihasilkan perusahaan. PT. Indonesia Asahan Aluminium memproduksi dua jenis produk, yaitu aluminium batang kadar 99.90 dan aluminium batang kadar 99.70.
Maka dari itu, terdapat dua buah variabel keputusan yang akan digunakan dalam proses optimasi di PT. Indonesia Asahan Aluminium. Simbol variabel keputusan yang
digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1 Nama variabel dari Setiap Jenis Produk
Nama Variabel Jenis Produk
X
1
Aluminium batang kadar 99.90 X
2
Aluminium batang kadar 99.70
Universitas Sumatera Utara
3.4.2. Menentukan Fungsi Tujuan
Tujuan dari optimasi yang dibentuk ke dalam suatu fungsi yang menggambarkan sasaran yang ingin dicapai dalam permasalahan Linear Programming yang berkaitan
dengan penggunaan berbagai sumber daya yang terbatas secara optimal. Fungsi tujuan yang dirumuskan pada penelitian ini adalah maksimisasi keuntungan. Keuntungan
yang akan dimaksimalkan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya produksi. Koefisien fungsi tujuan pada model Linear Programming ini adalah
keuntungan dari penjualan masing-masing jenis produk aluminium batang per satuan yang dihasilkan oleh PT. Indonesia Asahan Aluminium. Formulasi persamaan fungsi
tujuan yang diperoleh yaitu:
�
��������
= ����
�
− ��
�
��
� 2
j=1
= � �
�
�
�
= �
1
�
1
+ �
2
�
2 2
j=1
… 3 − 1
Keterangan: Z
= Nilai fungsi tujuan keuntungan yang ingin dimaksimumkan. AR
j
= Kontribusi penerimaan harga jual dari produk ke-j. AC
j
= Kontribusi biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk ke-j. A
j
= Kontribusi keuntungan per satuan yang dihasilkan dari produk ke-j. X
j
= Jumlah aktivitas produksi dari produk ke-j. j
= Jenis produk yang dihasilkan.
3.4.3. Menentukan Fungsi Kendala
Keterbatasan jumlah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dalam kegiatan produksinya merupakan faktor kendala yang harus dipecahkan dalam permasalahan
optimasi produksi. Beberapa kendala yang dihadapi PT. Indonesia Asahan Aluminium untuk mencapai produksi yang optimal antara lain:
1. Kendala ketersediaan bahan baku Alumina.
2. Kendala ketersediaan bahan pembantu.
3. Kendala ketersediaan jam kerja Tenaga Kerja Langsung TKL.
4. Kendala ketersediaan jam kerja mesin-mesin produksi.
Universitas Sumatera Utara
5. Kendala ketersediaan energi listrik.
6. Kendala permintaan.
3.4.3.1. Kendala Ketersediaan Bahan Baku Alumina
Aluminium batang yang diproduksi oleh PT. Indonesia Asahan Aluminium berasal dari bahan baku berupa Alumina. Nilai koefisien dari pertidaksamaan fungsi kendala
Alumina menunjukkan jumlah Alumina yang dibutuhkan dalam memproduksi setiap
jenis produk aluminium batang. Jumlah ketersediaan Alumina untuk memproduksi aluminium batang dalam periode yang dianalisis merupakan Nilai Kanan NK Right
Hand Sides RHS. Kendala ketersediaan Alumina dirumuskan sebagai berikut:
� �
�
�
�
≤ �
2 � =1
… 3 − 2
Keterangan: B
j
= Koefisien penggunaan Alumina untuk produk ke-j b
= Ketersediaan Alumina selama periode April 2010 – Maret 2011
3.4.3.2. Kendala Ketersediaan Bahan Pembantu
Bahan pembantu berguna untuk menunjang proses produksi. Bahan pembantu yang diperlukan dalam proses produksi aluminium batang yaitu Petrolium Coke, Coal Tar
Pitch , serta Aluminium Fluoride.
a. Kendala Ketersediaan Petrolium Coke