2.6. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai optimasi produksi telah sering dilakukan, antara lain:
Penelitian mengenai optimasi produksi cocoa butter dan cocoa powder pada PT. Cacao Wangi Murni di Tangerang. Dan dari hasil penelitiannya diketahui bahwa
dalam kondisi actual untuk dua macam produk diproduksi pada tahun 2004. Begitu juga pada kondisi optimal kedua macam produk juga diproduksi. Akan tetapi jumlah
produksinya berbeda, pada kondisi aktual jumlah produksi untuk cocoa butter dan cocoa powder
adalah sebesar 4954 dan 7139. Namun pada kondisi optimal jumlah yang diproduksi untuk cocoa butter dan cocoa powder yaitu sebesar 5100 dan 6683.
Sedangkan tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan akan lebih besar pada kondisi optimal yaitu sebesar Rp. 79.747.884.961,- dibandingkan pada kondisi aktual
yang hanya sebesar Rp. 77.969.106.950,-. Dari hal tersebut dilihat bahwa terjadi peningkatan keuntungan sebesar Rp. 1.778.778.011,- [4].
Penelitian mengenai optimasi perencanaan produksi agregat pada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk di Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera
Utara. Dan dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah produksi pulp bulan Maret 2008 sebesar 11.055 ton, persediaan akhir 6.616 ton, karyawan nonshift 322 orang,
karyawan shift masing-masing 81 orang. Dari perhitungan optimasi yang dilakukan, diperoleh biaya produksi bulan Maret 2008 sebesar Rp. 25.652.287.641. Selain itu,
diperoleh manhours lembur pada bulan Maret 2008 adalah sama dengan nol, maka sebaiknya perusahaan pada bulan tersebut tidak perlu memberlakukan jam kerja
lembur karena jam kerja reguler telah memadai [2].
Penelitian mengenai optimasi produksi kain tenun sutra pada CV. Batu Gede di Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor. Dan dari hasil penelitiannya, diketahui
bahwa penggunaan sumber daya pada CV. Batu Gede belum efisien dilihat dari adanya perbedaan penggunaan sumber daya antara kondisi aktual dan optimal.
Sumber daya yang berstatus berlebih pada perusahaan adalah bahan baku benang pakan dan lungsi, dan bahan pembantu soda As dan zat pewarna. Sedangkan
sumber daya yang berstatus aktif atau langka adalah jam kerja tenaga kerja langsung
Universitas Sumatera Utara
TKL produksi dan jam kerja Alat Tenun Bukan Mesin ATBM. Permintaan kain sutera dobby pada perusahaan digunakan sebagai pembatas produksi untuk memenuhi
permintaan kain sutera tenun warna yang belum terpenuhi. Keuntungan aktual perusahaan selama periode analisis 12 bulan adalah sebesar Rp 82.862.122,62.
Sedangkan keuntungan yang masih dapat dicapai perusahaan pada kondisi optimal adalah sebesar Rp 85.057.260,00. Artinya, perusahaan akan memperoleh keuntungan
tambahan sebesar Rp 2.195.137,38 selama periode 12 bulan [13].
Penelitian mengenai optimasi produksi nata de coco mentah pada PD. Risna Sari di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Dan dari hasil penelitiannya diketahui
bahwa berdasar hasil olahan Linear Programming, PD. Risna Sari belum berproduksi pada kondisi optimalnya. Hal ini ditunjukkan dengan selisih jumlah produksi antara
kondisi aktual dengan kondisi optimal sebesar 13.549,06 kg. Produksi yang belum mencapai optimal menyebabkan PD. Risna belum mampu meperoleh tingkat
keuntungan yang maksimum. Hasil optimasi produksi menunjukan bahwa sumber daya yang berlebih pada kondisi optimal adalah air kelapa, cuka taiwan, dan gula
pasir, target produksi nata de coco bentuk kubus dan lembaran dengan nilai sebesar nilai slack surplusnya, sedangkan sumber daya lain seperti jam kerja tenaga kerja
langsung dan jam kerja mesin pemotong nata telah habis terpakai [6].
Dari hasil penelitian terdahulu yang diuraikan di atas, maka dapat diketahui bahwa metode Linear Programming merupakan alat analisis yang dapat dipergunakan
untuk memperoleh kombinasi produksi yang optimal dari permasalahan kendala- kendala yang ada, sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Analisis Masalah Optimasi