Penonton atau Publik Tata Rias dan Busana Ilustrasi Musik dan Tata Suara

18 pengertian yang lebih luas, termasuk pemain adalah setiap orang yang terlibat dalam sebuah pagelaran, misalnya sutradara, aktor aktris, dan staf artistik Suharianto 2005:61. Pemain aktor bertugas menghafalkan percakapan yang tertulis dalam naskah drama. Seorang aktor juga harus menafsirkan watak tokoh yang diperankan, seraya mencoba memeragakan gerak-geriknya. Pemain atau aktor harus berlatih berulang-ulang supaya peragaan yang dibawakanya benar-benar sesuai dengan yang dikehendaki naskah drama.

2.2.2.4 Tempat

Yang dimaksud tempat dalam drama adalah gedung, lapangan, atau arena lain yang dipergunakan sebagai tempat pertunjukan. Dalam hal ini, tempat tidak hanya dibutuhkan oleh para pemain, namun juga oleh para menonton. Oleh karena itu, tempat yang memenuhi syarat akan sangat mendukung terjadinya sebuah pagelaran yang baik Suharianto 2005:62.

2.2.2.5 Penonton atau Publik

Penonton atau publik adalah merupakan bagian yang sempurna, lengkap di dalam sebuah pagelaran drama pertunjukan dengan lakon itu sendiri. Sebab, tanpa adanya penonton tidak pernah akan ada drama dalam arti yang sesungguhnya. Banyak sedikitnya penonton menjadi sebuah ukuran keberhasilan pertunjukan drama. Jika penonton merasa puas, maka pertunjukan drama tersebut bisa diartikan sukses besar. Sebaliknya, bila penontonya sedikit dan umumnya penonton kecewa dengan pertunjukan yang di pentaskan, maka pertunujukan itu dapat dikategorikan gagal total. 19 Menurut Suharianto 1982:62 pagelaran drama pada hakikatnya adalah sebuah proses berkomunikasi antara peneliti naskah sebagai komunikator, penontonpublikaudience sebagai komunikan, dan pemain sebagai mediator. Dengan demikian, unsur penonton merupakan unsur yang sangat penting keberadaannya, agar proses berkomunikasi dapat berlangsung sempurna. Proses berkomunikasi yang interaktif membutuhkan komunikan penonton yang aktif. Dengan demikian, penonton drama yang baik adalah penonton yang aktif dan bisa bersikap apresiasi yang positif.

2.2.2.6 Tata Rias dan Busana

Untuk menciptakan peran sesuai dengan tuntutan lakon yang akan dibawakan, tata rias atau seni menggunakan kosmetik sangatlah diperlukan. Adapun fungsi pokok rias adalah untuk membantu seorang tokoh dalam mengubah watak baik dari segi fisik, psikis, dan sosial. Tujuan utama fungsi bantuan rias adalah untuk memberikan tekanan terhadap peran yang akan dibawakan oleh seorang aktor. Seperti halnya rias, tata busana juga akan membantu seorang aktor dalam membawakan peran sesuai dengan tuntutan lakon melalui latihan penyesuaian diri dengan rias dan kostum yang dipakainya. 2.2.2.7 Tata Lampu Tata lampu bertujuan untuk memberikan pengaruh psikoiogis seorang aktor dan sekaligus berfungsi sebagai ilustrasi hiasan serta sebagai penunjuk waktu suasana pentas yang berlansung. 20

2.2.2.8 Ilustrasi Musik dan Tata Suara

Ilustrasi musik dalam sebuah pertunjukkan dapat juga menjadi bagian dari lakon, akan tetapi yang paling banyak adalah sebagai ilustrasi atau sebagai pembuka. Sedangkan tata suara berfungsi untuk memberikan efek suara yang akan membantu seorang aktor untuk menguatkan penghayatan peran. Suara yang jelas dalam pengucapan dialog akan membuat penonton dapat menangkap jalan cerita drama yang dipertunjukkan. Adapun ucapan yang jelas adalah ucapan yang bisa terdengar setiap suku katan-nya.

2.2.3 Langkah-langkah Bermain Drama

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

11 143 2

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA MAHASISWA SUKU JAWA DAN SUKU MADURA

6 144 7

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG DESAIN KEMASAN PRODUK DENGAN INTENSI MEMBELI

9 123 22