15
menghasilkan idiom-idiom yang menunjukkan bahwa drama bukanlah dianggap ”serius dan berwibawa” Hasanuddin 1996:3.
Adapun jenis drama dapat di golongkan dari berbagai macam tinjauan para ahli maupun sastrawan. Sama halnya dengan pengertian drama diatas, beberapa
tinjauan mengenai jenis drama bersifat saling melengkapi satu sama lain. Jenis drama dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu drama senagai sastra naskah
drama dan drama sebagai tontonan drama pentas.
2.2.1.1 Drama sebagai Sastra Naskah Drama
Bentuk karya sastra drama dapat dipandang sebagai seni sastra, namun juga dapat dipandang sebagai seni tersendiri, yaitu seni drama. Yang dimaksud
drama dalam seni sastra tidak lain adalah naskah drama karya sastrawan, yang umumnya berupa percakapan, yakni percakapan antar pelaku Wiyanto 2005:126-
127. Selain percakapan para pelaku, naskah drama juga berisi penjelasan
mengenai gerak-gerik dan tindakan yang dilaksanakan oleh pelaku. Naskah drama juga dibangun oleh struktur fisik kebahasaan dan struktur batin semantik,
makna. Wujud fisik sebuah naskah drama adalah dialog atau ragam tutur Waluyo 2003:6.
2.2.1.2 Drama sebagai Tontonan Drama Pentas
Seni sastra naskah drama akan menjadi seni drama tontonan drama jika naskah tersebut dimainkan. Tontonan drama amat unik, karena bukan hanya
melibatkan aktor saja, melainkan melibatkan berbagai seniman. Sedangkan gedung pementasan drama sebenarnya tempat berkumpulnya para seniman:
16
sastrawan, aktor, komponis, pelukis, dan lain-lain Wiyanto 2005:129. Para seniman itu bekerjasama sesuai dengan bidangnya masing-masing untuk
mewujudkan seni drama yang akan dinikmati keindahanya oleh penonton. Selain melibatkan banyak seniman, tontonan drama juga mengandung banyak unsur-
unsur yang tidak dapat dipisahkan dari keutuhan pementasan drama. Beragam pendapat menurut sastrawan menyebutkan seni pentas dalam
kesastraan di Indonesia bermacam-macam. Diantaranya adalah seni drama tontonan drama, teater, bermain drama, bahkan bermain peran. Kesemua ini
memiliki maksud dan tujuan yang sama. Pertunjukkan atau tontonan tersebut dalam realitanya memiliki unsur yang mendukung secara bersama-sama.
Kesamaan tersebut dapat dilihat dari unsur-unsur yang terdapat didalamnya seperti adanya; teks atau naskah yang dipentaskan, laku pentas dengan sarana
pendukungnya, dan adanya penonton. Kesemuannya itu menjawab kesamaan istilah atau nama dalam menyebutkan suatu seni pertunjukkan seni pentas adalah
sama maksud dan sama arti.
2.2.2 Unsur-unsur Pembangun Drama Pentas