Tata Pentas dan Dekorasi Lakon atau Cerita Pemain Tempat

17

2.2.2.1 Tata Pentas dan Dekorasi

Tata pentas atau dekorasi dalarn pertunjukkan drama biasanya disesuaikan dengan kebutuhan penonton dan lakonya untuk memberikan kenyamanan penonton dan juga dapat membantu memudahkan pengimajinasian seorang aktor sekalipun.

2.2.2.2 Lakon atau Cerita

Lakon atau cerita merupakan unsur yang esensial dalam sebuah drama. Berangkat dari lakoncerita inilah para pelaku menampilkan diri di depan penonton, baik dengan geraknya acting maupun wawankatanya dialog. Selanjutnya dari perpaduan antara lakon, gerak dan wawankatanya itulah kita sebagai penikmatnya dapat menyaksikan sebuah drama Suharianto 2005:59. Dalam sebuah drama, secara struktural lakon atau cerita terdiri atas lima bagian, yaitu: 1 pemaparan atau eksposisi → penjelasan situasi awal suatu cerita, 2 pengawatan atau kompilasi → bagian yang menunjukkan konflik yang sebenarnya, 3 puncak atau klimaks → puncak ketegangan cerita, titik perselisihan tertinggi protagonis dan antagonis, 4 peleraian atau anti klimaks → bagian pengarang mengetengahkan pemecahan konflik, dan 5 penyelesaian atau kongkulasi → bagian cerita yang berfungsi mengembalikan lakon pada kondisi awal.

2.2.2.3 Pemain

Pemain atau pemeran adalah orang-orang yang harus menerjemahkan dan sekaligus menghidupkan setiap kata dari sebuah naskah drama. Pemain berfungsi sebagai alat pernyataan watak dan penunjang tumbuhnya alur cerita. Dalam 18 pengertian yang lebih luas, termasuk pemain adalah setiap orang yang terlibat dalam sebuah pagelaran, misalnya sutradara, aktor aktris, dan staf artistik Suharianto 2005:61. Pemain aktor bertugas menghafalkan percakapan yang tertulis dalam naskah drama. Seorang aktor juga harus menafsirkan watak tokoh yang diperankan, seraya mencoba memeragakan gerak-geriknya. Pemain atau aktor harus berlatih berulang-ulang supaya peragaan yang dibawakanya benar-benar sesuai dengan yang dikehendaki naskah drama.

2.2.2.4 Tempat

Yang dimaksud tempat dalam drama adalah gedung, lapangan, atau arena lain yang dipergunakan sebagai tempat pertunjukan. Dalam hal ini, tempat tidak hanya dibutuhkan oleh para pemain, namun juga oleh para menonton. Oleh karena itu, tempat yang memenuhi syarat akan sangat mendukung terjadinya sebuah pagelaran yang baik Suharianto 2005:62.

2.2.2.5 Penonton atau Publik

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

11 143 2

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA MAHASISWA SUKU JAWA DAN SUKU MADURA

6 144 7

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG DESAIN KEMASAN PRODUK DENGAN INTENSI MEMBELI

9 123 22