26
manusia Indonesia, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa BNSP 2006.
2.2.4.1 Tujuan Pembelajaran Bermain Drama
Pembelajaran bermain drama terdapat di dalam kurikilum tingkat satuan pendidikan BNSP 2006 dengan standar kompetensi mengungkapkan pikiran
dan perasaan dengan bermain peran bermain drama, serta kompetensi dasar bermain peran dengan naskah yang ditulis siswa, dan bermain peran dengan cara
improvisasi sesuai dengan kerangka naskah yang ditulis siswa. Sedangkan tujuan pembelajaran bermain drama di sekolah dimaksudkan agar siswa lebih
meningkatkan kemampuan mengapresiasi karya sastra drama yang dapat mempertajam perasaan, penalaran, daya khayal, rnenikmati clan memanfa:ttkan
karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, menghargai sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia
Indonesia, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa BSNP 2006.
Sedangkan Benjamin S. Bloom yang mengemukakan pembelajaran drama pembelajaran sastra secara umum merumuskan mengelompokkan tujuan
pembelajaran sastra dalam tiga kawasan, yakni sebagai berikut: 1 kawasan konitif, 2 kawasan afektif, dan 3 kawasan psikomotor. Ketiga domain tujuan
mengajar menurul Bloom dalam Waluyo 2003:160-169 adalah sebagai berikut:
2.2.4.1.1 Kawasan Afektif
1 Pengetahuan, pengetahuan akan hal umum mendefinisi, mengingat,
membedakan, mendapat, pengetahuan akan hal khusus mengenal kembali
27
informasi, mengenali contoh dan gejala, mengetahui tentang cara dan alat gaya, format, mengingat bentuk, pengetahuan akan arah dan urutan
perbuatan, proses, dan gerakan, urutan, arah, penggolongan dan kategori mengingat daerah, ciri, kelas, tipe, set, pengetahuan akan kriteria kriteria
dasar, teori, dan antar hubungan, pengetahuan akan metodologi mengingat kembali: teori, dasar dan antar hubungan.
2 Pemahaman, terjemahan arti, contoh, abstraksi, kata, kalimat, penafsiran
menafsirkan memesan lagi, membedakan, membuat, menerangkan, mempertunjukkan, perhitunganramalan menghitung, berpendapat, mengisi,
menggambarkan kemungkinan, menyimpulkan. 3
Penerapan, penerapan prinsip, menganalisakan simpulan, metode, teori, gejala, menghubungkan, memilih, mengalihkan, menggolongkan,
mengorganisasikan, dan menyusun kembali. 4
Analisis, analisis unsur, analisis hubungan, analisis prinsip-prinsip organisasional.
5 Sintesis, hasil komunikasi meliputi untuk menuliskan, menceritakan,
menghasilkan mengubah, membuktikan kebenaran, hasil dari rencana rangkaian atau rangkaian kegiatan yang diusulkan, asal mula dari hubungan
abstrak. 6
Evaluasi, yang meliputi: pertimabangan mengenali kejadian internal, pertimbangan mengenai kriteria abstrak.
28
2.2.4.1.2 Kawasan Kognitif
1 Menerima receiving, menyangkut minat siswa terhadap sesuatu. Misalnya
menerima pelajaran drama yang di tandai dengan minat atau perhatian positif terhadap drama. Mendapatkan perhatian, mempertahankan, dan memerintah
atau mengatur perhatian siswa. 2
Responding menjawab mereaksi, artinya ikut berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan drama.
3 Menaruh penghargaan valuing, pada tingkat ini siswa mampu memberikan
penilaian terhadap drama yang akan atau sudah dipentaskan di baca. 4
Mengorganisasikan sistem nilai. Nilai-nilai dalam diri seseorang bersifat kompleks, maka nilai-nilai itu bersifat kait-mengkait, sehingga menjadi sistem
nilai. 5
Mengadakan karakteristik nilai. Kemampuan tertinggi dalam kawasan afektif adalah dalam mengkarakteristikkan nilai-nilai. Unsur-unsur kawasan afektif
antara lalin: a
Minat, artinya kecendrungan yang agak menetap, dimana subjek merasa tertarik dan senang berkecimpung dalam kegiatan suatu bidang. Unsur
minat meliputi, penerimaan, respon, dan nilai. b
Apresiasi, adalah pernyataan seseorang yang secara sadar tertarik dan senang kepada suatu hal, mampu menyatakan penghargaan didalamnya,
dan memandang hal yang dipilihnya itu mengandung nilai dalam kehidupannya.
29
c Sikap, adalah kecendrungan dimana subjek menerima atau menolak suatu
objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu sebagai objek yang berharga baik atau tidak berharga jelek.
d Nilai, adalah hakikat daru suatu hal yang menyabababkan hal itu pantas
dikejar oleh manusia. e
Penyesuaian diri, merupakan interelasi antar hubungan antar seseorang dengan yang lainya dalam hubungan sedemikian pupa.
2.2.4.1.3 Kawasan Psikomotorik