23
2.2.3.3 Tahap Latihan
Tahap-tahap yang terdapat pada masa latihan antara lain yaitu: 1
Latihan Membaca Latihan ini bertujuan supaya pemain dapat mengetahui hubungan satu
sama lain serta konflik, suspense, dan klimaks yang terdapat di dalam naskah drama.
2 Latihan Bloking
Dalam latihan ini bertujuan untuk menentukan bloking setiap pemain,
yakni gerak dan pengelompokan pemain.
Sedangkan setiap gerak, mimik, haruslah mempunyai arti dalam pengekspresian lakon yang dibawakan pemain dengan
wajar dan mempunyai alasan yang tepat. 3
Latihan Karya Dalam latihan karya pemain dipastikan sudah hafal teks beserta gerak laku
yang singkron yang nantinya akan menggambarkan watak serta karakter yang dibawanya dengan wajar.
4 Latihan Pelicin
Latihan pelicin bertujuaan agar pemain benar-benar menjalani dan memerankan dengan baik dalam menghayati suka-dukanya , perjuangannya,
kejayaannya, serta kegagalan yang akan nampak pada diri tokoh yang akan diperankan olehnya.
5 Latihan Umum
Latihan umum merupakan merupakan latihan akhir guna mempersiapkan semua kebutuhan pentas dari kesiapan para pernain, para karyawan pentas, dan
24
lain-lain. Latihan ini diadakan untuk membiasakan para pemain dengan respon dan seaksi dari para penonton agar padasaat pementasan yang sebenarnya mereka
tidak gugup dan benar-benar sudah siap.
2.2.3.4 Pementasan
Pementasan atau malam perdana merupakan klimaks dari hasil latihan yaing telah ditempuh selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan sampai
mencapai berbulan-bulan lamanya untuk mementaskan hasil karya berupa gerak aktingberpura-pura yang berupa pementasan drama.
Dalam pementasa drama akting baru mungkin terjadi apabila dalam hati ada kehendak. Kehendak niat itu harus dilengkapi dengan imajinasi
membayangkan sesuatu. Untuk menyuburkan imajinasi dalam diri dapat dilakukan dengan sering mengapresiasi puisi dan mengapresiasi lukisan Wiyanto
2000:60. Pada saat bermain drama, imajinasi sangat penting karena aktor harus
pura-pura menjadi orang lain. Dalam berpura-pura itu seorang aktor harus dapat menampilkan pengimajinasian yang wajar, artinya seorang aktor tidak
menampilkan pengimajinasian yang berlebihan. Dalam situasi yang demikian, aktor membutuhkan ingatan visual imajinasi. sehingga kepura-puraannya tidak
diketahui oleh penonton. Aktor juga harus dapat meyakini bahwa yang main di panggung adalah kenyataan.
2.2.3.5 Pasca-pementasan