commit to user
37 Kalingga pati
, dan Raja Sri Wisabajr a dengan frasal lainnya, yaitu Raja-Raja Maespati
. 2.2.5.1.2.4 Substitusi Klausal
Substitusi klausal adalah penggantian satuan lingual tertentu yang berupa
klausa atau kalimat dengan satuan lingual yang lain yang berupa kata atau frasa Sumarlam, 2003:30.
Contohnya sebagai berikut.
”Dalam suatu peperangan, Raja Widarba mengejar lawannya, yaitu para kesatria yang selamat dan melarikan diri. Seolah-olah Raja Widarba tidak
menginginkan lawannya lolos dalam keadaan hidup.”
Tampak pada contoh tersebut adanya penggantian satuan lingual yang berupa klausa para kesatria ya ng sela mat da n melarikan diri, dengan satuan lingual lainnya
yang berupa frasa, yaitu lolos dala m keadaa n hidup. Satuan lingual yang disubstitusi, yaitu selamat dala m pepera ngan dan kejaran musuh, serta dapat melarika n diri dapat
bermakna sama dengan lolos dalam keadaa n hidup. Penggantian itu dimaksudkan agar memperoleh unsur pembeda sebagai perwujudan kekohesifan wacana pada
aspek gramatikal.
2.2.5.1.3 Pelesapan Elipsis
Pelesapan elipsis, ialah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa penghilangan atau pelesapan satuan lingual tertentu yang telah disebutkan
sebelumnya Sumarlam, 2003:30.
Contohnya sebagai berikut. a
”Rawana mulai menyerang patih Suwanda dengan berbagai senjata.”
b ”Akan tetapi, tidak ada senjata Rawana yang mampu mencapai Suwanda
karena selalu tertolak oleh panah Suwanda.”
commit to user
38 Pelesapan satuan lingual tampak pada tuturan b. Pelesapan yang mengacu
pada tuturan a berupa kata patih terletak antara kata mencapai dan kata Suwanda, juga antara kata panah dan Suwanda. Pada tuturan a disebutkan nama jabatan
Suwanda adalah patih. Dengan demikian, peristiwa pelesapan pada tuturan b dapat dipresentasikan menjadi tuturan b1, dan apabila kata patih tidak dilesapkan, akan
menghasilkan tuturan tidak efektif, tidak efisien, dan tidak praktis, seperti yang terlihat pada tuturan b2.
b 1. ” Akan tetapi, tidak ada senjata Rawana yang mampu mencapai Ø Suwanda karena selalu tertolak oleh panah Ø Suwanda.”
2. ”Akan tetapi, tidak ada senjata Rawana yang mampu mencapai patih Suwanda karena selalu tertolak oleh panah patih Suwanda.”
2.2.5.1.4 Perangkaian Konjungsi
Konjungsi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang dilakukan dengan cara menghubungkan unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana
Sumarlam, 2003:32. Ada beberapa jenis konjungsi dan maknanya sebagai perangkaian unsur dalam wacana, misalnya konjungsi sebab-akibat kausalitas yang
meliputi sebab, karena, maka, makanya; konjungsi penambahan aditif, meliputi dan, juga, serta; konjungsi urutan sekuensial, meliputi lalu, terus, kemudian; dan
sebagainya. Contohnya sebagai berikut.
“Dasamuka terpaksa maju ke medan perang karena pasukannya terdesak oleh musuh.”
Kekohesifan tuturan pada contoh tersebut ditandai dengan adanya salah satu unsur kohesi gramatikal, yaitu unsur satuan lingual kata perangkaian. Kata
perangkaian yang digunakan adalah kata karena. Konjungsi karena pada contoh tuturan berfungsi menyatakan hubungan kausal antara klausa Da sa muka terpaksa
commit to user
39 maju ke medan per ang
sebagai akibat, dengan klausa berikutnya, yaitu pasukannya terdesak oleh musuh
sebagai sebab.
2.2.5.2 Kohesi Leksikal
Kepaduan wacana selain didukung oleh aspek gramatikal atau kohesi gramatikal juga didukung oleh aspek leksikal atau kohesi leksikal. Kohesi leksikal adalah hubungan
antarunsur dalam wacana secara semantis. Dalam hal ini, untuk menghasilkan wacana yang padu pembicara atau penulis dapat menempuhnya dengan cara memilih kata-kata
yang sesuai dengan isi kewacanaan yang dimaksud. Hubungan kohesif yang diciptakan atas dasar aspek leksikal, dengan pilihan kata yang serasi, menyatakan hubungan makna
atau relasi semantik antara satuan lingual yang satu dengan satuan lingual yang lain dalam wacana Sumarlam, 2003:35.
Kohesi leksikal dalam wacana dapat dibedakan menjadi enam macam, yaitu
repetisi pengulangan, sinonimi padan kata, kolokasi sanding kata, hiponimi
hubungan atas-bawah, antonimi lawan kata, dan ekuivalensi kesepadanan.
2.2.5.2.1 Pengulangan Repetisi
Repetesi adalah pengulangan satuan lingual bunyi, suku kata, kata, atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks
yang sesuai. Berdasarkan tempat satuan lingual yang diulang dalam baris, klausa atau kalimat, repetisi dibedakan menjadi delapan macam, yaitu epizeuksis, tautotes,
anafora, epistrofa, simploke, mesodiplosis, epanalepsis, dan anadiplosis. Contoh salah satu bentuk repetisi dapat dilihat berikut ini.
”Perasaan Tumero terhadap seorang gadis pujaannya tidak pernah diceritakan kepada siapa pun. Barangkali dia mempunyai alasan mengapa pengalaman