commit to user
28 G :
Genr es , atau jenis, yaitu jenis atau bentuk wacana. Hal ini langsung menunjukkan
pada jenis wacana yang disampaikan, misalnya: wacana telpon, wacana koran, wacana puisi, ceramah, dan sebagainya.
Uraian tentang konteks terjadinya suatu percakapan wacana tersebut menunjukkan bahwa konteks memegang peranan penting dalam memberi bantuan untuk
menafsirkan suatu wacana. Jadi, dapat dikatakan bahwa dalam berbahasa
berkomunikasi konteks adalah segala-galanya.
2.2.3 Analisis Wacana
Disiplin ilmu yang mempelajari wacana disebut dengan analisis wacana. Menurut Soenjono Dardjowidjojo dalam Mulyana, 2005:1 analisis wacana merupakan kajian yang
meneliti bahasa baik dalam bentuk lisan maupun tulis. Kajian wacana berkaitan dengan pemahaman tentang tindakan manusia yang dilakukan dengan bahasa verbal dan bukan
bahasa nonvernal. Hal ini menunjukkan, bahwa untuk memahami wacana dengan baik dan tepat, diperlukan bekal pengetahuan kebahasaan, dan bukan kebahasaan umum.
Menurut Eriyanto dalam Alex Sobur, 2001: 68, analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi. Analisis isi kuantitatif yang lebih menekan pada pertanyaan “apa”
what biasanya lebih dominan dan banyak dipakai, sedangkan analisis wacana lebih bersifat kualitatif lebih melihat pada “bagaimana” how dari pesan atau teks komunikasi atau lebih
menekankan pada pemaknaan teks. Dasar dari analisis wacana adalah interpretasi karena analisis wacana merupakan bagian dari metode interpretatif yang mengandalkan interpretasi
dan penafsiran peneliti. Melalui analisis wacana bukan hanya diketahui bagaimana isi teks berita, melainkan juga bagaimana pesan itu disampaikan. Dengan melihat bagaimana
commit to user
29 bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat makna yang
tersembunyi dari suatu teks. Ada pandangan mengenai bahasa dalam analisis wacana yang disebut dengan analisis
wacana kritis. Analisis tersebut menekankan bahwa bahasa tidak dipahami sebagai medium netral yang terletak di luar diri pembicara, tetapi dipahami sebagai representasi yang
berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi- strategi di dalamnya. Selain itu, analisis wacana kritis juga mempertimbangkan konteks dari
wacana, seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi Eriyanto, 2001: 6-8. Alex Sobur 2001:78 menyatakan bahwa yang penting dalam analisis wacana adalah
makna yang ditunjukkan oleh struktur teks. Makna kata dalam analisis wacana adalah praktik yang ingin dikomunikasikan sebagai suatu strategi. Selanjutnya juga dinyatakan bahwa
koherensi dalam analisis wacana adalah pertalian atau jalinan antarkata, proposisi, atau kalimat. Dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat
dihubungkan dengan memakai koherensi sehingga fakta yang tidak berhubungan sekali pun dapat menjadi berhubungan ketika komunikator menghubungkannya.
Analisis wacana melihat bahasa dalam teks dan konteks secara bersama-sama dalam suatu komunikasi. Bukan hanya susunan struktur kalimat saja yang menjadi perhatian,
melainkan makna dari suatu kalimat juga merupakan unsur yang penting dalam analisis wacana. Selain itu, dalam analisis wacana penafsiran makna tidak hanya dilakukan pada
pernyataan yang nyata dalam teks, tetapi juga harus dilakukan analisis dari makna yang tersembunyi. Hal itu juga dinyatakan Yumanto bahwa dalam sebuah analisis wacana, teks
atau: tuturan dapat berfungsi atau: barmakna apabila dibalut atau diikat oleh konteks Yumanto, 2009: 86.
commit to user
30 Berdasarkan pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa analisis wacana merupakan
kajian yang meneliti bahasa baik dalam bentuk lisan maupun tulis. Analisis wacana lebih mementingkan makna dengan melihat bahasa dalam teks dan konteks secara bersama-sama
dalam suatu komunikasi.
2.2.4 Koherensi dalam Wacana