Pertapaan Argasekar ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

commit to user 221 Selain itu, juga diceritakan tentang pribadi yang mencintai sisi kemanusiawiannya daripada memaksa diri meraih ambisi dan duniawi.

4.3.2 Prinsip Penafsiran Lokasional

Prinsip ini berhubungan dengan penafsiran tentang tempat atau lokasi terjadinya suatu situasi keadaan, peristiwa, dan proses sebagai upaya memahami wacana. Berdasarkan pada perangkat benda yang menjadi konteksnya, akan lebih relevan penulis menafsirkan tempat terjadinya suatu situasi. Ditinjau dari pendekatan itu lokasi terjadinya suatu situasi pada konteks wacana Sokra sana : Sang Ma nusia berlangsung pada beberapa tempat yang saling berkaitan. Lokasi berlangsungnya suatu situasi atau peristiwa dapat dilihat pada uraian berikut ini.

a. Pertapaan Argasekar

Lokasi ini merupakan titik awal berlangsungnya proses dramatik. Hal itu diawali dengan sebuah narasi tentang peristiwa-peristiwa dan konflik yang menjadi wacana terungkap di lokasi pertapaan. 540 Oooo … gusti sang maha agung. Sungguh tak terpahami benar rencana besarmu … Bersama terbit dan tenggelamnya mentari … Hidupku berlangsung. Kuawali dengan sebuah pertanyaan penuh harap ketika mentari terbenam di merahnya langit barat, akan kuperoleh jawaban. Narasi I Jadi, peristiwa bermula dari suatu kegundahan hati Sokrasana yang ingin mendapatkan jawaban atas rencana besar Sang Maha Agung … Sungguh tak terpaha mi benar r encana besarmu . Penggalan tuturan itu menjadi semacam isyarat atau petunjuk dari pengarang tentang suasana dramatis yang akan dialami oleh para tokohnya. Suasana dramatis itu mulai terlihat pada narasi berikutnya tentang bagaimana Sokrasana dan commit to user 222 Sumantri yang saling menyayangi itu terpisah karena Sumantri diam-diam meninggalkan adiknya. Dalam ketermenungan suatu pertanyaan berkecamuk dibenak Sokrasana, Mengapa Suma ntr i meninggalkanku ? Kepergian Sumantri yang belum terpahami itulah yang menyebabkan Sokrasana bertekad mencari jawabannya, yaitu menemukan kakaknya, Sumantri … Teka d Sokra sana telah bulat, mencari Sa ng kakak, Sumantri. Kepergian Sokrasana dari pertapaan untuk mencari sang kakak itu diiringi doa Resi Suwandageni ayahnya Sokrasana. 541 Semoga duri dan onak, menyibak. Semoga semak-belukar, menghindar.. melapangkan jalanmu, anakku... RSWG.02 542 Resi Suwandageni tertatih-tatih kembali ke pertapaannya. Narasi I b. Di sebuah tempat … Lokasi di sebua h tempat secara eksplisit tidak jelaskan nama tempatnya, tetapi lebih menggambarkan keadaan dunia di luar pertapaan. Keadaan di luar pertapaan yang digambarkan adalah suatu suasana kehidupan yang penuh kekerasan. 543 Sementara itu, di sebuah tempat … sekelompok manusia sedang mencari keunggulan dirinya sendiri …. Bargawa, Sang Rama Parasu, sosok manusia yang bersumpah akan menghabisi setiap kesatria yang dijumpainya. Narasi II. Penggambaran suasana kehidupan yang penuh kekerasan tersebut secara tersirat ditampilkan respon Sokrasana, sebagai anak pertapaan atau anak gunung, dalam menyikapi kekerasan dunia. Sokrasana menganggap bahwa kekerasan bukanlah cara yang tepat untuk melangsungkan kehidupan. Baginya pembunuhan hanya mendapatkan kehampaan karena telah membunuh kehidupan itu sendiri. commit to user 223

c. Perbatasan Maespati