Repetisi Tautotes Repetisi Anafora

commit to user 176

4.2.1.2 Repetisi Tautotes

Repetisi Tautotes ialah pengulangan satuan lingual sebuah kata beberapa kali dalam sebuah konstruksi Sumarlam, 2003:36. Dalam naskah lakon Sokra sana : Sa ng Manusia ditemukan jenis pengulangan tersebut. 449 Kakang Tumenggung, kalian berdua dititahkan oleh paduka Prabu Arjunasasrabahu untuk mengiringi dan membantu melaksanakan apa saja yang kulakukan. Jadi, kuharap, kalian berdua tak perlu terlalu jauh berpikir tentang sesuatu yang memang bukan wewenang kalian. ST.21 Pengulangan frasa kalian berdua pada kutipan 449 menunjukkan bagaimana tokoh ingin menjelaskan kewenangannya untuk menolak setiap kebijakan kedua Tumenggung Pengapit Gagak Manoleh dan Jayayuda yang tidak dibuat oleh Sumantri. Kalian ber dua merupakan sebutan untuk kedua tumenggung karena Sumantri menganggap bahwa kedua tumenggung itu hanya sebagai bawahan dan alat kekuasaannya sehingga tidak perlu menyebut nama. Selain itu, kedua tumenggung itu tidak memiliki kewenangan untuk mengatur semua kebijakan dan langkah-langkah ekspedisi yang dipimpin Sumantri ke Magada untuk memboyong Citrawati.

4.2.1.3 Repetisi Anafora

Repetisi anafora ialah pengulangan satuan lingual berupa kata atau frasa pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya. Pengulangan pada tiap baris terjadi dalam puisi, sedangkan pengulangan pada tiap kalimat terdapat dalam prosa Sumarlam, 2003:36. Pengulangan tersebut terdapat pada data berikut. 450 Sumpah yang terbentuk dari amarah, akan berubah menjadi kutukan. Sumpah itu kini menjadi kutukan yang selalu memaksa paman melakukan pembunuhan. Hamba yakin, paman hanya mendapatkan kehampaan, karena paman telah membunuh kehidupan. SOK.09 451 Oh, Sokrasana, anakku ... sungguh besar cintamu pada kakakmu. Siapakah sebenarnya engkau Sokrasana? Tak pernah kusaksikan makhluk selembut dirimu di dunia ini. Setiap tusukkan duri yang kau terima dari kehidupan ini, kau bilas dengan percikan madu kelembutanmu. Apakah kau dilahirkan ke commit to user 177 dunia ini untuk menampar wajah seorang ayah, yang tega berniat membunuh anaknya sendiri. Oh, Sokrasana .. anakku.. RSWG.02 452 Semoga duri dan onak, menyibak. Semoga semak-belukar, menghindar.. melapangkan jalanmu, anakku.... RSWG.02 Pada kutipan 450, 451, dan 452 terdapat repetisi anafora. Pengulangan satuan lingual pada kutipan 450 berupa kata pertama pada tiap kalimat, yaitu kata sumpah, dan kutipan 452 berupa kata semoga, sedangkan pada kutipan 451 berupa klausa Oh, Sokrasana .. anakku. Pengulangan kata atau klausa itu selain dimaksudkan menekankan betapa pentingnya kata atau ungkapan tersebut juga untuk menyampaikan bahwa sumpah itu akan menjadi kutukan, serta akan merugikan diri sendiri, sedangkan pengulangan kata semoga dimaksudkan untuk menyatakan makna harapan dan doa agar Sokrasana dijauhkan dari rintangan sehingga dalam perjalanan mecari Sumantri menjadi lancar. Demikian juga pengulangan klausa Oh, Sokra sana .. anakku.... dimaksudkan untuk mengungkapkan perasaan sayang sekaligus sedih dari Resi Suwandageni terhadap anaknya Sokrasana. Mengapa anak yang berhati lembut dan baik hati itu selalu ditimpa kemalangan, salah satunya adalah kepergian Sumantri secara diam-diam itu membuat Sokrasana sangat terpukul karena Sokrasana sangat menyayangi kakaknya.

4.2.1.4 Repetisi Epistrofa