Dimensi Karakter Religius Pembentukan Karakter Religius Siswa 1. Pengertian karakter Religius Siswa
                                                                                jawab  atas  segala  tugas  yang  diberikan.
57
Metode  pembiasaan  ini  perlu dilakukan  dalam  rangka  pembentukan  karakter,  untuk  membiasakan
peserta didik melakukan perilaku terpuji akhlak mulia. Dalam  mewujudkan  dan  menjalankan  pembentukan  nilai-nilai
karakter siswa, maka diperlukan penciptaan suasana  budaya yang baik di sekolah.  Salah  satunya  ialah  religius  culture.  Budaya  religius  di  sekolah
merupakan  cara  berpikir  dan  cara  bertindak  seluruh  warga  sekolah  yang didasarkan atas nilai-nilai religius keberagamaan.
58
Menurut Ahmad Tafsir: “Startegi  yang  dapat  dilakukan  oleh  praktisi  pendidikan  untuk
membentuk  budaya  religius  sekolah  di  antaranya  adalah:  1 memberikan  contoh,  2  membiasakan  hal-hal  yang  baik,  3
menegakkan kedisiplinan,
4 memberikan
motivasi, 5
memberikan  hadiah  terutama  psikologis,  6  menghukum mungkin  dalam  rangka  kedisiplinan,  7  penciptaan  suasana
religius yang berpengaruh bagi pertumbuhan anak. ”
59
Pembentukan karakter
religius siswa
dilakukan melalui
pengintegrasian  ke  dalam  kegiatan  sehari-hari  sekolah  yaitu  melalui  hal- hal berikut:
60
a.  Kegiatan rutin sekolah Kegiatan  rutin  merupakan  kegiatan  yang  dilakukan  peserta  didik
secara  terus  menerus  dan  konsisten  setiap  saat.  Contoh  kegiatan  ini adalah beribadah bersama atau shalat bersama setiap dhuhur, membaca
al-quran  di  pagi  hari,  berdoa  waktu  mulai  dan  selesai  pelajaran, mengucap  salam  bila  bertemu  guru,  tenaga  kependidikan,  atau  teman.
Kegiatan rutin di sekolah dapat dikelompokan menjadi kegiatan harian, mingguan, maupun bulan-bulan tertentu.
57
Heri Gunawan,  op. Cit.,  h 94.
58
Asmaun Sahlan, Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah: Upaya Mengembangkan PAI dari Teori ke Aksi, Malang: UIN-Maliki Press, 2010, h.75.
59
Ahmad  Tafsir,  Metode  Pengajaran  Agama  Islam,  Bandung:  Remaja  Rosda  Karya, 2004,  h. 112.
60
Balitbang Pusat Kurikulum, op. cit., h. 15.
b.  Kegiatan spontan Kegiatan  spontan  yaitu  kegiatan  yang  dilakukan  secara  spontan
pada saat itu juga. Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat  guru dan tenaga  kependidikan  yang  lain  mengetahui  adanya  perbuatan  yang
kurang  baik  dari  peserta  didik  yang  harus  dikoreksi  pada  saat  itu  juga atau  memuji  siswa  yang  melakukan  perbuatan  baik.  Contoh  kegiatan
spontan  lainnya,  mengajak  siswa  mengirimkan  doa  kepada  temannya yang  sedang  sakit  ataupun  berinisiatif  mengumpulkan  donasi  untuk
disumbangkan kepada orang-orang yang terkena musibah. c.  Keladanan
Keteladanan  adalah  perilaku  dan  sikap  guru  dan  tenaga kependidikan  yang  lain  dalam  memberikan  contoh  terhadap  tindakan-
tindakan  yang  baik  sehingga  diharapkan  menjadi  panutan  bagi  peserta didik  untuk  mencontohnya.  Contoh  bentuk  keteladanan  dari  guru  dan
tenga kependidikan dalam mensukseskan pembentukan karkter religius siswa  yaitu  keikutsertaan  guru  maupun  tenaga  kependidikan  dalam
kegiatan pembinaan Imtak. Dalam hal ini guru dan tenaga kependidikan yang  lain  adalah  orang  yang  pertama  dan  utama  memberikan  contoh
berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai karakter religius d.  Pengkondisian
Untuk  mendukung  keterlaksanaan  pembentukan  karakter  religius siswa maka sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu.
Sekolah  harus  mencerminkan  kehidupan  nilai-nilai  religius  yang diinginkan.  Bentuk  pengkondisian  bisa  berupa  suasana  yang  nyaman,
fasilitas  yang mendukung, dan dukungan pihak sekolah an masyarakat sekitar.
Dalam  melaksanakan  pembentukan  karakter  religius,  pembiasaan peserta didik akan lebih efektif jika ditunjang dengan keteladanan pendidik
dan tenaga kependidikan lainnya. Oleh karena itu, dimana ada pembisaan