Metode Pembentukan Karakter Religius Siswa

c. Faktor-faktor yang seluruhnya atau sebagian yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi, terutama kebutuhan terhadap keamanan, cinta kasih, harga diri, dan ancaman kematian. 63 Berdasarkan faktor-faktor Religiusitas di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi karakter religius yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Saifuddin Amman mengatakan: “Karakter religius seseorang yang terbentuk karena faktor internal atau kesadaran dirinya dan pemahamannya terhadap syariat agama, akan melahirkan sikap militan dan fanatik didalam menjalankan ajaran agama sehingga nampak dilihat orang lain menjadi syiar. Sedangkan religiusitas yang tumbuh karena faktor dari luar, biasanya tidak lama bertahan, dia hanya mengikuti tren musim. Lain halnya kalau ditindaklanjuti dengan pendalaman dan pengamalan agama secara terus menerus ”. 64 Religiusitas seseorang seringkali mengalami pasang surut tergantung keadaan. Dalam keadaan umat Islam sedang mengagungkan bulan suci Ramadhan, banyak orang yang nampak sangat religius atau mendadak religius seperti artis yang tampil dengan baju-baju muslimah. Namun sebaliknya, dalam keadaan tertimpa musibah, seseorang bisa menjadi sangat religius.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Untuk menjaga keaslian penelitian agar tidak terjadi duplikasi, penulis melakukan kajian atas penelitian yang relevan dengan tema yang penulis pilih. Berikut ini beberapa hasil penelitian yang relevan yang masih ada kaitannya dengan penelitian penulis, di antaranya: 1. Skripsi karya Habib Ahmad Fauzan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Purwokerto, Tahun 2016, yang berjudul “Pendidikan Karakter Religius Bagi Siswa Berasrama di SMK Negeri 1 Punggelan, Banjarnegara .” Skripsi tersebut membahas 63 Ibid. 64 Saifuddin Aman, op. cit., h. 132. tentang pelaksanaan pendidikan karakter religius di asrama siswa SMK Negeri 1 Punggelan. 65 Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter religius bagi siswa berasrama di SMK Negeri 1 Punggelan dilaksanakan melalui model pendidikan Asrama yang mengadopsi pendidikan di pondok pesantren dengan bermacam kegiatan keagamaan. Sedangkan dalam internalisasi pendidikan karakter menggunakan metode hiwar, qishah, amtsal, uswah, pembiasaan, ’ibrah dan mauidah, targhib dan tarhib, yang diintegrasikan ke dalam kegiatan-kegiatan di asrama. Relevansinya dengan penelitian penulis yaitu sama-sama membahas karakter religius dan pelaksanaan pendidikan karakter religius di sekolah. perbedaanya yaitu skripsinya menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan skripsi penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mencari tahu ada tidak pengaruh kgiatan imtak terhadap pembentukan karakter religius siswa. 2. Skripsi karya Marliya Solihah, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 2013 yang berjudul “Penanaman Karakter pada Siswa di MAN Wonokromo Bantul, Yogyakarta.” Skripsi tersebut membahas bagaimana proses dari pelaksanaan penanaman karakter pada siswa di MAN Wonokromo Bantul di luar jam pembelajaran di dalam kelas dan bagaimana hasil dari proses penanaman tersebut. 66 Hasil penelitian tersebut menunjukan pelaksanaan proses penanaman karakter dengan berbagai macam kaidah, yaitu kaidah kebertahapan, kesinambungan, momentum, motivasi intrinsik, dan kaidah 65 Habib Ahmad Fauzan, Pendidikan Karakter Religius Bagi Siswa Berasrama di SMK Negeri 1 Punggelan, Banjarnegara, skripsi pada Fakultas FITK, IAIN Purwokerto, diakses 14 April 2017, http:repository.iainpurwokerto.ac.id2961Cover,20Bab20I,20Bab20V,20Daftar20P ustaka.pdf 66 Marliya Solihah, Penanaman Karakter pada Siswa di MAN Wonokromo, Bantul, Skripsi pada Fakultas FITK, UIN Yogjakarta, diakses 02 Februari 2016, http:digilib.uin- suka.ac.id76031BAB20I,20IV,20DAFTAR20PUSTAKA.pdf. pembimbingan. Hasil yang dicapai adalah kedisipinan warga sekolah meninkat cukup pesat, religiusits warga sekola juga semakin membaik, kejujuran peserta didik juga mulai tertanam serta prestasi siswa-siswi dari tahun juga mengalami kenaikan cukup tinggi. Relevansinya dengan penelitian penulis yaitu fokus pada penanaman karakter pada siswa, sedangkan perbedaannya adalah penulis lebih fokus meneliti suatu kegiatan program yang menjadi upaya dalam pembentukan karakter religius siswa yaitu program pembinaan imtak. 3. Skripsi karya Muhimmatun Khasanah, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas FITK, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 2015, berjudul “Pembentukan Karakter Religius Siswa dalam Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas VII G SMPN 1 Imogiri Bantul, Yogyakarta.” Skripsi tersebut membahas bagaiamana strategi pembentukan karakter religius siswa dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti pada kelas VII G. 67 Hasil penelitian menunjukkan: 1 Strategi pembentukan karakter religius siswa melalui strategi akademik meliputi: berodoa bersama sebelum dan sesudah kegiatan belajar, memberikan keteladanan, menegakkan disiplin, memberikan moticasi, memberikan hadiah baik berupa materi maupun non-materi, memebrikan sangsi, penciptaan suasana religius yang berpengaruh bagi pertumbuhan anak. 2 Strategi pembentukan karakter religius siswa melalui strategi non-akademik meliputi: Budaya 5S, Jum’at bersih, Sholat Dhuhur, Sholat Dhuha, sholat Jum’at, Shodaqoh, Keputrian, Tadarus al-Quran, PB ATPA, saling hormat, dan toleransi. Relevansinya dengan penelitian penulis yaitu sama-sama membahas pelaksanaanstrategi pembentukan karakter religius di sekolah, sedangkan 67 Muhimmatun Khasanah, Pembentukan Karakter Religius Siswa dalam Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas VII G SMPN 1 Imogiri, Bantul, skripsi pada Fakultas FITK, UIN Yogyakarta, diakses 14 April 2017, http:digilib.uin-suka.ac.id16394. perbedannya yaitu pada metode penelitian yang digunakan, penulis lebih ke penelitian kuantitatif.

D. Kerangka Berpikir. Dalam penelitian berjudul: “Hubungan antara Pembinaan IMTAK

dengan Pembentukan Karakter Religius Siswa Kelas VIII SMP N 03 Tangerang Selatan ”, terdapat dua variabel yaitu “Pembinaan Imtak” sebagai variabel X dan “Pembentkan Karakter Religius Siswa” sebagai variabel Y. Pembinaan Imtak adalah program pembinaan keimanan dan ketawakwaan siswa di lingkungan sekolah dengan melaksanakan berbagai kegiatan keagaamaan, misalnya tadarus Quran pagi hari, tausyiahkultum, solat fardu dan solat jumat berjamaah, zakat infaq sodaqah di lingkungan sekolah, peringatan hari-hari besar Islam serta kegiatan keagamaan lainnya tersebut sarat dengan pendidikan al-Quran. Pembinaan imtak termasuk program pembinaan kesiswaan dalam rangka implementasi pendidikan karakter di sekolah yang pelaksanaannya dengan melakukan berbagai kegaiatan keagamaan di sekolah. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menciptakan suatu budaya religius di sekolah, yang dengan budaya religius itu dapat mempengaruhi terhadap perkembangan dan pembentukan karakter siswa menjadi lebih baik. Pembentukan karakter yang utama dari pembinaan imtak adalah karakter religius. Karakter religius adalah suatu sikap, watak, maupun kepribadian yang mencerminkan seseorang taat pada agama, mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya dengan penuh kesadaran diri dan kerelaan hati yang menjadikannya disebut sebagai orang sholeh. Kesholehan dalam Islam tidak hanya keshalehan spritual saja yang menyangkut aspek keimanan dan ketakwaan seseorang, namun juga ada kesholehan sosial, yaitu karakter baik akhlak mulia yang dimiliki seseorang dalam pergaulannya di masyarakat dan kebermanfataanya terhadap orang lain serta kepeduliannya terhadap lingkungan.