masing-masing. Setelah terkumpul, uang infaq diserahkan kepada bendahara masjid. Perolehan uang infaq bervariasi, uang ini kadang
digunakan untuk bantuan jika ada teman yang sedang sakit atau mendapat musibah. Kegiatan ini menjadi pembiasaan mereka berinfaq.
f. Peringatan Hari Besar Islam PHBI
Sekolah senantiasa mengadakan kegiatan keagamaan setiap datang hari-hari besar Islam seperti Maulid Nabi Muhammad,
Isra Mi’raj, puasa Ramadhan, hari raya Idul Adha, tahun baru Hijriyah, dan lain-
lain. Siswa selalu dilibatkan dalam kegiatan PHBI. Misalnya peringatan
hari raya Idul Adha, kegiatan dari peringatan ini adalah berkurban. Siswa diajak untuk berkurban dengan cara melakukan iuran bersama
teman kelas untuk membeli hewan kurbannya. Pada saat pemotongan hewan sampai daging dibagikan, siswa juga ikut serta di dalamnya.
Sehingga siswa dapat melihat cara pemotongan hewan, etika menyembelihnya, dan lain-lain.
Pada saat bulan puasa tiba, SMPN 03 Kota Tangerang mengadakan pesantren Ramadhan selama 3 hari. Kegiatannya yaitu baca Al-Quran,
tausyiah, diskusi, tanya jawab seputaran Al-Quran Hadits, tajwid, fiqih, dan lain-lain. Selama pesantren Ramadahan, tidak ada belajar mata
pelajaran. Kegiatan ini dilakukan dari pagi sampai siang saja dan diakhiri dengan sholat Dhuhur berjamaah.
2. Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Guru melakukan tindakan spontan dalam menanggapi
kejadian yang sedang terjadi maupun terhadap apa yang dilihatnya. Tindakan spontan yang dilakukan guru di SMPN 03 Kota Tangerang
yaitu misalnya mengajak siswa untuk melakukan solat sunnah Dhuha. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru agama diketahui bahwa guru
sering menganjurkan kepada siswanya bahwa jika ada waktu kosong lebih baik untuk mengerjakan solat Dhuha dari pada bermain. Di beberapa
sekolah, sholat sunnah Dhuha ada yang dibuatkan jadwal tersendiri pada masing-masing kelas, namun di SMPN 03 Kota Tangsel masih berupa
anjuran saja. Di SMPN 03 Kota Tangsel siswa siswinya senantiasa diajarkan untuk
memiliki sikap empati terhadap sesamanya misalnya seperti ketika ada temannya yang sedang mendapat musibah atau sedang sakit, siswa diajak
untuk mengirimkan doa dan sodaqoh secara sukarela guna meringankan dan memberikan semangat kepada temannya. Hal ini termasuk kegiatan
spontan. Tindakan spontan lainnya adalah guru senantiasa menasehati siswa
untuk selalu mematuhi tata tertib sekolah. Misalnya, ketika ada siswa yang terlihat berpakaian tidak rapih ataupun ketika ada siswa yang berbuat nakal
pada temanya, guru langsung menegur dan tidak membiarkannya. Di sisi lain, guru juga selalu memotivasi siswanya agar berusaha meraih prestasi
yang terbaik.
3. Pengkondisian
Untuk mendukung terbentuknya karakter religius siswa maka lingkungan sekolah harus dikondisikan sedemikian rupa yaitu dengan
menciptakan budaya religius di dalamnya. Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai religius yang diinginkan. Bentuk pengkondisian di
SMPN 03 Kota Tangsel di antaranya berupa:
a. Budaya 5S
Dalam budaya 5S di SMPN 03 Kota Tangsel, para guru menjadi penggerak utama hidupnya kultur ini. Guru saling menghormati kepada
sesama guru, dan guru sangat menyayangi para siswanya. Guru selalu menyapa dan mengucapkan salam ketika bertemu dengan siswa dan
siswa biasanya langsung bersalaman dengan guru tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan, pagi hari di SMPN 03 Kota
Tangsel, beberapa guru selalu menyambut siswa di pintu masuk sekolah, menyapa, bersalaman sekaligus memantau ketertiban dan
kerapihan siswa.