Buku Perpustakaan Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa Tahun Pelajaran 20162017

masing-masing. Setelah terkumpul, uang infaq diserahkan kepada bendahara masjid. Perolehan uang infaq bervariasi, uang ini kadang digunakan untuk bantuan jika ada teman yang sedang sakit atau mendapat musibah. Kegiatan ini menjadi pembiasaan mereka berinfaq.

f. Peringatan Hari Besar Islam PHBI

Sekolah senantiasa mengadakan kegiatan keagamaan setiap datang hari-hari besar Islam seperti Maulid Nabi Muhammad, Isra Mi’raj, puasa Ramadhan, hari raya Idul Adha, tahun baru Hijriyah, dan lain- lain. Siswa selalu dilibatkan dalam kegiatan PHBI. Misalnya peringatan hari raya Idul Adha, kegiatan dari peringatan ini adalah berkurban. Siswa diajak untuk berkurban dengan cara melakukan iuran bersama teman kelas untuk membeli hewan kurbannya. Pada saat pemotongan hewan sampai daging dibagikan, siswa juga ikut serta di dalamnya. Sehingga siswa dapat melihat cara pemotongan hewan, etika menyembelihnya, dan lain-lain. Pada saat bulan puasa tiba, SMPN 03 Kota Tangerang mengadakan pesantren Ramadhan selama 3 hari. Kegiatannya yaitu baca Al-Quran, tausyiah, diskusi, tanya jawab seputaran Al-Quran Hadits, tajwid, fiqih, dan lain-lain. Selama pesantren Ramadahan, tidak ada belajar mata pelajaran. Kegiatan ini dilakukan dari pagi sampai siang saja dan diakhiri dengan sholat Dhuhur berjamaah.

2. Kegiatan Spontan

Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Guru melakukan tindakan spontan dalam menanggapi kejadian yang sedang terjadi maupun terhadap apa yang dilihatnya. Tindakan spontan yang dilakukan guru di SMPN 03 Kota Tangerang yaitu misalnya mengajak siswa untuk melakukan solat sunnah Dhuha. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru agama diketahui bahwa guru sering menganjurkan kepada siswanya bahwa jika ada waktu kosong lebih baik untuk mengerjakan solat Dhuha dari pada bermain. Di beberapa sekolah, sholat sunnah Dhuha ada yang dibuatkan jadwal tersendiri pada masing-masing kelas, namun di SMPN 03 Kota Tangsel masih berupa anjuran saja. Di SMPN 03 Kota Tangsel siswa siswinya senantiasa diajarkan untuk memiliki sikap empati terhadap sesamanya misalnya seperti ketika ada temannya yang sedang mendapat musibah atau sedang sakit, siswa diajak untuk mengirimkan doa dan sodaqoh secara sukarela guna meringankan dan memberikan semangat kepada temannya. Hal ini termasuk kegiatan spontan. Tindakan spontan lainnya adalah guru senantiasa menasehati siswa untuk selalu mematuhi tata tertib sekolah. Misalnya, ketika ada siswa yang terlihat berpakaian tidak rapih ataupun ketika ada siswa yang berbuat nakal pada temanya, guru langsung menegur dan tidak membiarkannya. Di sisi lain, guru juga selalu memotivasi siswanya agar berusaha meraih prestasi yang terbaik.

3. Pengkondisian

Untuk mendukung terbentuknya karakter religius siswa maka lingkungan sekolah harus dikondisikan sedemikian rupa yaitu dengan menciptakan budaya religius di dalamnya. Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai religius yang diinginkan. Bentuk pengkondisian di SMPN 03 Kota Tangsel di antaranya berupa:

a. Budaya 5S

Dalam budaya 5S di SMPN 03 Kota Tangsel, para guru menjadi penggerak utama hidupnya kultur ini. Guru saling menghormati kepada sesama guru, dan guru sangat menyayangi para siswanya. Guru selalu menyapa dan mengucapkan salam ketika bertemu dengan siswa dan siswa biasanya langsung bersalaman dengan guru tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan, pagi hari di SMPN 03 Kota Tangsel, beberapa guru selalu menyambut siswa di pintu masuk sekolah, menyapa, bersalaman sekaligus memantau ketertiban dan kerapihan siswa.