Academic Aspects Hasil Penelitian
59 tidak banyak interaksi diluar kursus. Lima informan lainnya menilai instruktur cukup
sungguh – sungguh dalam memecahkan masalah peserta didik. Menurut mereka
ada instruktur yang hanya untuk mengajar saja dan juga ada yang memberikan solusi yang kurang mendalam. Menurut hasil oberservasi, peneliti menilai empat
dari lima. Instruktur nampak bersungguh – sungguh dalam menjawab pertanyaan
– pertanyaan peserta didik. Instruktur juga memberikan selingan informasi – informasi diluar ilmu kursus yang jarang diketahui masyarkat umum.
Hasil dari triangulasi teknik menunjukan teknik wawancara menghasilkan 50 berpendapat instruktur sungguh
– sungguh dalam memecahkan masalah peserta didik, dan 50 berpendapat instruktur cukup sungguh
– sungguh dalam memecahkan masalah peserta didik. Sedangkan hasil teknik observasi menunjukan
100 instruktur sungguh – sungguh dalam memecahkan masalah peserta didik.
Hasil triangulasi sumber menghasilkan 43 peserta didik berpendapat instruktur sungguh
– sungguh dalam memecahkan masalah peserta didik, dan 57 berpendapat instruktur cukup sungguh
– sungguh dalam memecahkan masalah peserta didik. Sebanyak 67 instruktur dan karyawan berpendapat instruktur
sungguh – sungguh dalam memecahkan masalah peserta didik, dan 33
berpendapat instruktur cukup sungguh – sungguh dalam memecahkan masalah
peserta didik. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa instruktur sungguh –
sungguh dalam memecahkan masalah peserta didik. d.
Komunikasi Hasil wawancara tentang komunikasi yang dimiliki instruktur menurut
delapan dari sepuluh informan, instruktur berkomunikasi dengan baik. Menurut dua
60 informan lainnya menilai instruktur berkomunikasi dengan sangat baik. Instruktur
berkomunikasi dengan sopan, ramah, dan mudah dipahami oleh peserta didik. Terkadang saat berkomunikasi mereka menyelingi dengan humor
– humor sehingga komunikasi menjadi lebih santai. Menurut hasil observasi peneliti menilai
empat dari lima. Instruktur berkomunikasi dengan baik kepada peserta didik. Instruktur berbicara dengan jelas dan tersusun dengan rapih pesan yang akan
disampaikan. Hasil dari triangulasi teknik menunjukan teknik wawancara menghasilkan
80 berpendapat instruktur berkomunikasi dengan baik, dan 20 berpendapat instruktur berkomunikasi dengan sangat baik. Sedangkan hasil teknik observasi
menunjukan 100 instruktur berkomunikasi dengan baik. Hasil triangulasi sumber menghasilkan 71 peserta didik berpendapat instruktur berkomunikasi dengan
baik, dan 29 berpendapat instruktur berkomunikasi dengan sangat baik. Sebanyak 100 instruktur dan karyawan berpendapat instruktur berkomunikasi
dengan baik. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa instruktur berkomunikasi dengan baik kepada peserta didik.
e. Sikap Santun
Sikap yang dimaksud dalam sikap santun adalah sikap yang dimiliki instruktur ketika mengajar kursus peserta didik. Hasil wawancara menunjukan
bahwa semua informan berpendapat instruktur bersikap santun. Instruktur tidak ada yang pemarah ataupun emosional, namun sebaliknya mereka sangat ramah,
sopan, suka bercanda, dan menampilkan performance yang bagus saat mengajari
peserta didik. Hasil dari teknik obeservasi peneliti menilai empat dari lima.
61 Instruktur mengajar dengan sikap yang santun seperti membuka kursus dengan
salam dan doa diawal dan diakhir kelas, menghargai setiap siswa yang bertanya serta menjawabnya dengan baik, dan tidak berkata
– kata kasar saat kursus. Hasil dari triangulasi teknik menunjukan teknik wawancara dan observasi
menghasilkan 100 berpendapat instruktur bersikap santun. Sedangkan Hasil triangulasi sumber menghasilkan 100 peserta didik berpendapat instruktur
bersikap santun, dan 100 instruktur dan karyawan berpendapat instruktur bersikap santun. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa instruktur bersikap
santun. f.
Sikap Positif Sikap positif instruktur menurut hasil wawancara menghasilkan sebanyak
seluruh informan menilai bahwa instruktur bersikap positif. Instruktur mempunyai sikap yang sabar, disiplin, cekatan, dan inspirtif. Instruktur memberikan semangat
dan motivasi kepada peserta didik. Hasil dari teknik observasi peneliti menilai empat dari lima. Instruktur melayani peserta didik dengan baik, membagi ilmu kursus dan
ilmu – ilmu tambahan yang jarang diketahui secara umum.
Hasil dari triangulasi teknik menunjukan teknik wawancara dan teknik observasi menghasilkan 100 berpendapat instruktur bersikap positif. Sedangkan
hasil triangulasi sumber menghasilkan 100 peserta didik berpendapat instruktur bersikap positif, dan 100 instruktur dan karyawan berpendapat instruktur
bersikap positif. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa instruktur bersikap positif.
62 g.
Pengalaman Instruktur Pengalaman instruktur adalah pengalaman
– pengalaman yang didapat instruktur yang telah didapat sesuai dengan kursus yang diajarkan di LKP Dian
Gitaya. Hasil wawancara menunjukan sebanyak delapan informan mengatakan bahwa pengalaman yang dimiliki instruktur sesuai dengan kursus yang diampu.
Instruktur adalah praktisi dan akademisi dari industri dan lembaga pendidikan formal yang mempunyai pengalaman sehingga menarik peserta didik untuk
mengambil kursus di LKP Dian Gitaya. Satu orang informan mengatakan bahwa instruktur bahwa pengalaman yang dimiliki instruktur sangat sesuai dengan kursus
yang diampu, karena informan berkata bahwa dia lulusan dari SMK mengetahui kualifikasi pengajar yang baik di bidang perhotelan. Satu orang informan lainnya
berpendapat tidak semua instruktur mempunyai pengalaman yang dimiliki instruktur sesuai dengan kursus yang diampu. Menurut hasil pengamatan peneliti
memberikan nilai empat dari lima. Instruktur merupakan dosen – dosen di
universitas dengan jurusan boga, chef – chef dari hotel berbintang, dan
wirausahawan. Hasil dari triangulasi teknik menunjukan teknik wawancara menghasilkan
80 berpendapat bahwa instruktur memiliki pengalaman sesuai dengan kursus yang diampu, 10 berpendapat instruktur memiliki pengalaman yang sangat
sesuai dengan kursus yang diampu, dan 10 berpendapat instruktur memiliki pengalaman cukup sesuai dengan kursus yang diampu. Sedangkan hasil teknik
observasi menunjukan 100 instruktur memiliki pengalaman sesuai dengan kursus yang diampu. Menurut hasil triangulasi sumber sebanyak 71 peserta didik
berpendapat instruktur memiliki pengalaman sesuai dengan kursus yang diampu,
63 10 berpendapat instruktur memiliki pengalaman yang sangat sesuai dengan
kursus yang diampu, dan 10 berpendapat instruktur memiliki pengalaman cukup sesuai dengan kursus yang diampu. Sebanyak 100 instruktur dan karyawan
berpendapat bahwa instruktur memiliki pengalaman sesuai dengan kursus yang diampu. Dari paparan hasil tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
pengalaman yang dimiliki instruktur sesuai dengan kursus yang mereka ampu. h.
Pendidikan Instruktur Pendidikan instruktur adalah riwayat pendidikan yang dimiliki instruktur dan
kesesuiannya dengan kursus yang diampu. Menurut hasil wawancara delapan informan mengatakan bahwa instruktur mempunyai riwayat pendidikan yang
relevan dengan kursus yang diampu dan kedua informan mengatakan cukup relevan. Menurut hasil observasi menilai empat dari lima. Instruktur merupakan
para lulusan bidang perhotelan dan kemudian bekerja dibidang makanan. Beberapa instruktur adalah akademisi yang mempunyai riwayat pendidikan hingga jenjang
doktor dibidang pendidikan tata boga. Hasil dari triangulasi teknik menunjukan teknik wawancara menghasilkan
80 berpendapat bahwa instruktur mempunyai riwayat pendidikan yang relevan dengan kursus yang diampu dan 20 berpendapat instruktur mempunyai riwayat
pendidikan yang cukup relevan dengan kursus yang diampu. Sedangkan hasil teknik observasi menunjukan 100 instruktur mempunyai riwayat pendidikan yang
relevan dengan kursus yang diampu. Hasil dari triangulasi sumber sebanyak 86 peserta didik berpendapat instruktur mempunyai riwayat pendidikan yang relevan
dengan kursus yang diampu dan 14 berpendapat instruktur mempunyai riwayat
64 pendidikan yang cukup relevan dengan kursus yang diampu. Sebanyak 67
instruktur dan karyawan berpendapat bahwa instruktur mempunyai riwayat pendidikan yang relevan dengan kursus yang diampu dan 33 instruktur
mempunyai riwayat pendidikan yang cukup relevan. Dari paparan hasil tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa riwayat pendidikan yang dimiliki instruktur
relevan dengan kursus yang mereka ampu. i.
Konsultasi Konsultasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesempatan yang
diberikan instruktur kepada peserta didik untuk berkonsultasi mengenai kursus yang instruktur ampu. Hasil wawancara menunjukan seluruh informan menilai
instruktur memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkonsultasi. Senada dengan hasil wawancara hasil observasi peneliti memberikan nilai empat
dari lima. Instruktur selalu mendorong peserta didik untuk berkonsultasi jika ada masalah dalam kursus. Selain didalam kelas, instruktur juga memberikan nomor
telefon sehingga peserta didik bisa menghubungi instruktur jika ingin berkonsultasi. Bahkan ada instruktur yang memberikan alamat rumah supaya
peserta didik secara leluasa berkonsultasi. Hasil dari triangulasi teknik menunjukan teknik wawancara dan teknik
observasi menghasilkan 100 berpendapat instruktur memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkonsultasi. Sedangkan hasil triangulasi sumber
menghasilkan 100 peserta didik berpendapat instruktur memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkonsultasi, dan 100 instruktur dan
karyawan berpendapat instruktur memberikan kesempatan kepada peserta didik
65 untuk berkonsultasi. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa instruktur
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkonsultasi. Dari sembilan aspek tersebut dihasilkan sebanyak sembilan aspek atau
seluruhnya mendapatkan nilai empat atau dalam kategori baik. Jika dihitung menggunakan prinsip rata
– rata maka dihasilkan nilai empat 4. Nilai tersebut masuk dalam kategori baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas
Academic Aspect adalah baik atau jika dikonversi kedalam bentuk persen maka presentase
kualitasnya adalah delapan puluh persen 80.