Sikap Positif Terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan

Dalam rangka mempertahankan ideologi Pancasila, kita sadar akan keberadaan ideologi lain yang membahayakan kelangsungan hidup Pancasila, misalnya: a. Paham komunisme. b. Paham liberalisme. c. Paham yang menyalahgunakan agama. Perjuangan untuk mempertahankan dasar negara Republik Indonesia, yaitu Pancasila tidak ringan. Perjuangan dan pengorbanan yang demikian besarnya dari para perintis dan pahlawan kemerdekaan demi kepentingan bangsa dan negara, khususnya dalam memberikan bentuk dan dasar negara sesuai bagi bangsa kita yang majemuk ini sangat berat. Berbagai upaya tersebut ternyata dikesampingkan begitu saja oleh kelompok masyarakat yang tergabung antara lain dalam PKI, DITII, PRRI, Permesta, dan berbagai bentuk gerakan lainnya. Dari berbagai bentuk gerakan yang ingin merubah Pancasila sebagai dasar negara tersebut, kesemuanya dapat dipatahkan karena kesetiannya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pentingnya Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, yaitu mempunyai fungsi sebagai acuan bersama, baik dalam memecahkan perbedaan serta pertentangan politik di antara golongan dan kekuatan politik yang ada. Ini berarti bahwa segenap golongan dan kekuatan yang ada di Indonesia ini sepakat untuk menjaga, memelihara, dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesi dengan bingkai Pancasila.

2. Sikap Positif Terhadap Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan

Bernegara Sejak tahun 1998, bangsa dan negara Indonesia giat menjalankan reformasi dalam usaha untuk memperbarui dan memperbaiki semua sendi kehidupan yang cerai-berai dilanda krisis. Krisis terjadi sejakbulan Juli 1997 serta hingga saat ini belum sepenuhnya dapat diatasi. Secara umum, hingga tahun 2006 krisis masih membelit dan memberatkan kehidupan masyarakat, terutama krisis dalam bidang ekonomi. Sejak krisis pertama muncul hingga tahun 2006, sering sekali muncul gejolak sosial dan politik di tengah kehidupan bangsa dan negara. Berbagai konflik dalam kehidupan sosial dan politik sering pecah di pusat dan daerah- daerah. Pertikaian yang terjadi jelas sekali memperlihatkan melemahnya sikap positif masyarakat kita terhadap Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Hal ini di antaranya ditandai dengan tidak pedulinya banyak kalangan di tengah masyarakat, pemerintahan, dan partai politik untuk mematuhi peraturan dan hukum serta berlaku jujur dan adil terhadap sesama warga negara. Sebagai bagian dari masyarakat, kamu tentunya dapat merasakan gejala- gejala tersebut, bukan? Jika kamu sering membaca koran atau mengikuti berita- berita di televisi, kamu pasti akan mengetahui hal itu. Dewasa ini masyarakat Indonesia begitu mudah tersulut kerusuhan dan pertikaian. Persatuan di antara sesama warga negara saat ini dapat dikatakan agak rawan. Adapun perilaku negatif lain, seperti kolusi, korupsi, dan nepotisme, yang dalam gerakan reformasi hendak dibasmi habis kenyataannya juga masih banyak dilakukan oleh masyarakat dan pejabat pemerintah. Semua itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Padahal, sebagai bangsa, kita sangat sering membangga-banggakan Pancasila sebagai dasar dan ideologi yang hebat yang dapat mengantarkan bangsa dan negara Indonesia ke gerbang kemajuan hidup yang adil dan makmur. Di sisi satu kita sering membangga-banggakan Pancasila, tetapi di sisi lain, sebagai bangsa dan negara, kita sering pula melanggar nilai-nilai yang terdapat di dalamnya. Bagaimana kita dapat meraih tujuan hidup adil dan makmur sebagaimana yang tersurat dalam sila Pancasila jika sikap dan perilaku kita sendiri bertentangan dengan dasar dan ideologi negara kita itu? Tidak bisa lain, untuk mencapai keselarasan-keselarasan hidup seperti yang dikehendaki selama ini, kita harus bersikap positif terhadap Pancasila. Sikap positif ini harus ditindaklanjuti dengan perilaku dan tindakan pelaksanaan yang nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Artinya, Pancasila harus kita kembalikan sebagai dasar dan ideologi negara dengan benar, dengan cara nilai-nilainya kita laksanakan secara nyata dalam menjalankan berbagai kegiatan kebangsaan dan kenegaraan. Reformasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara bukan ditujukan pada Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, melainkan ditujukan pada perilaku bangsa Indonesia dalam menata kembali kehidupan bernegara. Perilaku dan kebijakan dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara harus benar- benar secara nyata didasarkan pada Pancasila. Kehidupan berbangsa dan bernegara kita dilanda krisis berat justru akibat selama ini kita telah banyak menyalahgunakan Pancasila, yakni Pancasila hanya dijadikan slogan, sementara perilaku dan kebijakan yang muncul banyak sekali yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila secara nyata, Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara akan kembali tegak dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia lewat perbuatan dan kebijakan nyata, bukan melalui slogan kata-kata kosong tak bermakna. Dengan begitu dapat diharapkan bahwa gerakan reformasi akan mampu membawa hasil seperti yang dicanangkan. Dengan begitu, tujuan negara seperti yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945 juga akan lebih memungkinkan untuk digapai bersama. Walaupun kenyataannya melaksanakan nilai-nilai Pancasila tidaklah mudah, bangsa Indonesia harus tetap berusaha melakukannya. Hal ini wajib dilakukan jika bangsa Indonesia menghendaki dapat keluar dengan selamat dari krisis berat yang sedang melanda serta mampu meraih cita-cita luhur seperti yang diidam-idamkan bersama. Berikut ini diuraikan secara singkat contoh pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan silanya masingmasing.

1. Pelaksanaan sila Ketuhanan Yang Maha Esa