UUDS 1950 17 Agustus 1950 Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia

2 Presiden tidak dapat diganggu gugat, tetapi tanggung jawab kebijaksanaan pemerintah berada di tangan menteri-menteri, baik secara bersama-sama untuk seluruh maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri pasal 118 ayat 1. 3 Kabinet yang dipimpin Perdana Menteri, bertanggung jawab kepada parlemen. 4 Susunan anggota dan program kabinet didasarkan atas suara terbanyak parlemen. 5 Masa jabatan kabinet tidak ditentukan dengan pasti lamanya. 6 Kabinet sewaktu-waktu dapat dijatuhkan oleh parlemen, sebaliknya pemerintah dapat membubarkan parlemen atau DPR bila dianggap tidak menyuarakan kehendak rakyat dan tidak representatif. 7 RIS menganut sistem perwakilan bikameral dua kamar yaitu senat perwakilan daerah dan DPR. Senat dua orang per daerah bersama pemerintah dan DPR berwenang mengubah konstitusi RIS, menetapkan undang-undang federal dan anggaran belanja RIS. Senat juga berwenang memberi pertimbangannasihat kepada pemerintah baik diminta maupun tidak.

3. UUDS 1950 17 Agustus 1950

–5 Juli 1959 Berdasarkan UU. Federal No. 7 Tahun 1950 ditetapkan Perubahan Konstitusi RIS menjadi Undang-Undang Dasar Sementara. Pasal 1 UU. Federal No. 7 Tahun 1950 menentukan: Konstitusi Republik Indonesia Serikat diubah menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia. Kemudian dimuat naskah UUDS 1950 selengkapnya yaitu mulai dari bagian mukadimah sampai dengan Pasal Penutup yaitu Pasal 146. Kemudian Pasal III dari UU No. 7 Tahun 1950 menentukan tanggal mulai berlakunya UUDS, yaitu: mulai dari tanggal 17 Agustus 1950. Sistematika UUDS Republik Indonesia 1950 terdiri dari Mukadimah 4 alinea, 6 bab, dan 146 pasal. Bentuk negara maupun bentuk pemerintahan pada kurun waktu 1950 – 1959 adalah sebagai berikut. a. Bentuk negara Bentuk negara Indonesia adalah kesatuan. Pernyataan ini terdapat dalam Bab I Pasal 1 Ayat 1 berbunyi: “Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan.” Bentuk negara kesatuan yang ditentukan oleh UUDS 1950 adalah sama dan sesuai dengan pengertian bentuk negara kesatuan yang terkandung dalam UUD 1945. b. Bentuk pemerintahan Bentuk Pemerintahan Indonesia adalah republik. Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah negara hukum yang demokratis. Ini berarti negara akan tunduk kepada hukum, termasuk segala peraturan-peraturan hukum yang berlaku bagi segala badan dan alat-alat kelengkapan negara. c. Sistem pemerintahan Sistem pemerintahan Indonesia adalah parlementer. Dalam UUDS 1950, sistem pemerintahan parlementer tercantum dalam Pasal 83 yang berbunyi sebagai berikut. Ayat 1 “Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.” Ayat 2 “Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik bersama-sama untuk seluruhnya, maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri. ” Ciri-ciri sistem parlementer lainnya yang dianut oleh UUDS 1950 adalah pemerintah dapat meminta kepada presiden untuk membubarkan DPR, apabila pemerintah berpendapat bahwa DPR tidak lagi representatif. Keputusan yang menyatakan pembubaran ini, memerintahkan pula untuk mengadakan pemilihan DPR baru dalam waktu 30 hari Pasal 84 UUDS 1950. Ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 84 tersebut adalah sebagai imbangan dari pertanggungjawaban menteri-menteri, karena menteri-menteri kabinet ini sewaktu-waktu dapat dibubarkan oleh DPR, apabila DPR menyatakan tidak percaya atas seluruh atau sebagian kebijaksanaan pemerintah yang dijalankan oleh menteri –menteri. Presiden di dalam UUDS 1950 hanyalah merupakan Kepala Negara Pasal 45 dan sama sekali bebas sebagai kepala pemerintah. Dengan alasan bahwa pemerintahan berada di tangan Dewan Menteri, maka, kekuasaan berada pada seorang Perdana Menteri. Oleh karena itu presiden sebagai kepala negara tidak dapat diganggu gugat.

4. UUD 1945 Dekrit Presiden 5 Juli 1959