28
jawab, contextual teaching learning, penugasan, dan team game tournament. Pemilihan metode dan model pembelajaran disesuaikan dengan materi
pelajaran dan kondisi peserta didik di kelas. Melalui metode ceramah dan tanya jawab, peserta didik memperoleh penjelasan terkait materi yang
diperdalam dengan pertanyaan. Pada pelaksanaannya dengan metode ceramah ini terdapat peserta didik yang kurang memahami materi tetapi tidak berani
mengajukan pertanyaan, dan ketika dijelaskan terdapat beberapa peserta didik yang tidak memperhatikan.
Penggunaan model contextual teaching learning juga disesuaikan dengan jenis materi yang bisa dikaitkan dengan peristiwa atau permasalahan
yang secara nyata terjadi dalam masyarakat. Setelah memperoleh contoh peristiwa atau permasalahan nyata kemudian peserta didik melakukan analisis
dikaitkan dengan materi yang sedang dipelajari. Pada pelaksanaannya model ini kurang berhasil diterapkan karena terdapat kelompok peserta didik yang
tidak mencari contoh peristiwa atau permasalahan nyata yang telah ditugaskan.
Sementara untuk model team game tournament digunakan setelah mempelajari suatu materi secara keseluruhan. Mekanisme penggunaan model
ini adalah dengan memberi soal kepada peserta didik secara berkelompok untuk dijawab dan diperebutkan. Kelompok yang sering menjawab soal
dengan benar akan memperoleh skor dan memenangi game tersebut. Pada pelaksanaannya peserta didik sangat antusias dalam memperebutkan soal
untuk didiskusikan secara berkelompok dan dijawab. Di samping terdapat banyak peserta didik sangat antusias, tetapi terdapat pula beberapa peserta
didik dalam beberapa kelompok yang partisipasinya dalam permainan kelompok masih kurang.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program PPL
Berbagai kegiatan atau program PPL yang telah direncanakan oleh praktikan di SMP Negeri 2 Yogyakarta dapat terlaksana dengan lancar karena
adanya beberapa faktor pendukung, antara lain: a. Guru pembimbing yang selalu memberikan perhatian dan meluangkan
waktu untuk memberikan arahan dan masukan kepada praktikan mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai evaluasi mengajar. Dengan arahan dan
masukan dari guru pembimbing, praktikan bisa menganalisis kekurangan-
29
kekurangan dalam proses pembelajaran sehingga pada praktik mengajar pertemuan selanjutnya dapat lebih baik dan efektif.
b. Dosen pembimbing PPL yang dengan rutin memonitor pelaksanaan PPL sehingga praktikan memperoleh masukan untuk perbaikan proses
pembelajaran. c. Peserta didik yang aktif, kooperatif dan memiliki antusias saat
pembelajaran PKn sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan cukup efektif.
d. Fasilitas sekolah yang memadai dan menunjang kegiatan pembelajaran seperti LCD, proyektor, lambang negara, white board, spidol dan
sebagainya. e. Kegiatan pembelajaran diselingi game yang membuat peserta didik
tertarik untuk berkompetisi dengan peserta didik. Game dilaksanakan pada pelajaran dan saat proses pelajaran seperti memperebutkan soal untuk
dijawab. f. Teman-teman satu kelompok PPL yang selalu berdiskusi untuk bertukar
pikiran mengenai metode mengajar dan cara menghadapi siswa dengan berbagai karakter yang berbeda.
Selain beberapa faktor pendukung di atas, praktikan juga mengalami hambatan dalam pelaksanaan program PPL yang disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain: a. Teknik penguasaan kelas praktikan masih sangat kurang. Praktikan sering
merasa kesulitan dalam menghadapi kelas yang sebagian besar peserta didiknya sering gaduh dan memiliki tingkat kenakalan yang cukup tinggi.
b. Pada awal pertemuan penguasaan materi praktikan masih kurang baik sehingga praktikan menjadi kurang fokus mengajar dan sering mengalami
grogi. c. Para peserta didik yang agak kesulitan dalam menerima materi yang
disampaikan mengharuskan praktikan mengulang penjelasan materi tersebut sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.
d. Oleh karena sering mengulang penyampaian materi berakibat pula pada beberapa RPP yang juga tidak terlaksana seluruhnya sampai kegiatan
evaluasi. e. Masih rendahnya motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran PKn. Hal ini terlihat dari beberapa peserta didik yang suka
30
membuat kegaduhan pada saat pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi kurang kondusif dan efektif untuk proses pembelajaran.
f. Berkaitan dengan efektivitas penggunaan waktu mengajar, praktikan terkadang kurang tepat dalam memperhitungkan waktu dengan materi
pelajaran yang akan dibahas. Akibatnya dalam mengajar sering terkesan terlalu cepat atau terburu-buru karena kekurangan waktu dalam mengajar.
g. Dalam hal pemberian tugas, terdapat beberapa peserta didik yang masih meremehkan tugas. Hal tersebut terlihat dari beberapa peserta didik yang
tidak mengerjakan tugas atau sering terlambat dalam mengumpulkan tugas yang diberikan oleh praktikan.
Dari berbagai faktor penghambat pelaksanaan program PPL tersebut, praktikan berusaha untuk mengatasinya dengan beberapa cara sebagai berikut:
a. Apabila sebagian besar peserta didik dalam suatu kelas gaduh maka praktikan akan diam dahulu di depan kelas dan melanjutkan pembelajaran
ketika kelas sudah tenang. Apabila masih ada peserta didik yang membuat kegaduhan maka praktikan akan mendekatinya dan memberikan
pertanyaan terkait materi yang sudah disampaikan serta menegurnya agar memperhatikan pelajaran.
b. Praktikan berusaha untuk menyiapkan dan menyusun materi secara runtut dan jelas ke dalam suatu media misalnya power point. Kemudian sebelum
praktik mengajar, praktikan mempelajari materi yang akan disampaikan sampai memahami materi tersebut.
c. Praktikan mengulang materi yang belum dimengerti oleh peserta didik dan memberikan penugasan untuk dikerjakan di rumah sehingga peserta didik
akan membaca dan memahami materi yang belum dipahami. d. Praktikan membuat ringkasan materi yang akan disampaikan agar pada
saat mengajar dapat terfokus pada materi yang sudah direncanakan. Selain itu praktikan juga berusaha memilih metode yang tepat untuk suatu materi
sehingga kegiatan pembelajaran sampai pada pemberian tugas dan evaluasi.
e. Praktikan menerapkan metode mengajar yang bervariasi dengan harapan dapat meningkatkan motivasi dan ketertarikan peserta didik dalam
pembelajaran PKn. Metode pembelajaran yang sering diminta oleh peserta didik adalah game. Oleh karena itu praktikan menerapkan model
pembelajaran team game tournament yang menuntut keaktifan peserta
31
didik untuk saling berkompetisi satu sama lain. Pada akhir game, diberikan reward kepada kelompok peserta didik yang memperoleh nilai
tertinggi. Selain itu untuk membangkitkan motivasi peserta didik pada awal pelajaran diisi dengan kegiatan menyanyikan lagu wajib nasional
atau mengadakan permainan sederhana. f. Praktikan
mengatasi permasalahan
mengenai pembagian
waktu pembelajaran yang kadang tidak sesuai dengan cara melakukan konsultasi
dengan guru pembimbing. Konsultasi yang dilakukan adalah menanyakan berapa pembagian waktu untuk masing-masing kegiatan yang kira-kira
cukup untuk pelaksanaan seluruh RPP. Selain berkonsultasi dengan guru pembimbing, praktikan juga membuat skenario pembelajaran dengan
menetapkan alokasi waktu untuk masing-masing kegiatan pembelajaran. g. Apabila masih ada peserta didik yang belum atau tidak mengerjakan tugas,
maka praktikan masih memberi toleransi waktu untuk mengerjakan dan mengumpulkan tugas. Apabila sudah diberikan kelonggaran waktu
pengerjaan dan pengumpulan tugas tetapi masih terdapat peserta didik yang tidak mengerjakan tugas, maka praktikan biasanya menegur disertai
peringatan terkait nilai pada aspek kedisiplinan.
4. Manfaat PPL Bagi Mahasiswa