penghayatan dan pengamalan agama yang benar serta melakukan kreativitas budaya yang lebih baik.
Di bidang Ekonomi, Pancasila juga menjadi landasan nilai dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berdasarkan
atas nilai-nilai Pancasila selalu mendasarkan pada nilai kemanusiaan, artinya pembangunan ekonomi untuk kesejahteraan umat manusia. Oleh karenanya
pembangunan ekonomi tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi semata melainkan demi kemanusiaan dan kesejahteraan seluruh bangsa, dengan
menghindarkan diri dari pengembangan ekonomi yang hanya berdasarkan pada persaingan bebas, monopoli yang dapat menimbulkan penderitaan rakyat serta
menimbulkan penindasan atas manusia satu dengan lainnya. Di samping itu etika kehidupan berbangsa yang mengacu pada nilai-nilai
Pancasila juga harus mewarnai pembangunan di bidang ekonomi, agar prinsip dan perilaku ekonomi dari pelaku ekonomi maupun pengambil kebijakan
ekonomi dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur, berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja
ekonomi, daya tahan ekonomi dan kemampuan saing, serta terciptanya suasana yang kondusif untuk pemberdayaan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil
melalui kebijakan secara berkesinambungan, sehingga dapat dicegah terjadinya praktek-praktek monopoli, oligopoli, kebijakan ekonomi yang mengarah kepada
perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme, diskriminasi yang berdampak negatif terhadap efisiensi, persaingan sehat, dan keadilan serta menghindarkan perilaku
yang menghalalkan segala cara dalam memperoleh keuntungan.
3. Nilai-Nilai Pancasila
Prof. Dr. Mr. Notonegoro membagi nilai menjadi tiga: 1. Nilai materiil, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi semua unsur manusia.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan atau aktivitas.
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian dapat dibedakan dalam empat macam, yaitu:
a. Nilai kebenarankenyataan yang bersumber pada unsur akal manusia rasio, budi, cipta
b. Nilai keindahan, yang bersumber pada unsur rasa manusia perasaan, aesthetic
c. Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak atau kemanusiaan karsa, will
d. Nilai religius yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tertinggi dan mutlak.
Bagaimana dengan nilai-nilai Pancasila? Pancasila termasuk dalam nilai kerohanian yang mengakui nilai materiil dan nilai vital.
1. Sila I mengandung nilai-nilai religius, antara lain sebagai berikut: a. Keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang
sempurna b. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
c. Hormat menghormati antara pemeluk agama pengantu kepercayaan masing-masing
d. Saling kerjasama antar umat beragama e. Tidak memaksakan suatu agama atau keyakinan terhadap pemeluk agama
lain 2. Sila III, mengandung nilai-nilai kemanusiaan, antara lain sebagai berikut:
a. Pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia b. Perlakuan yang adil terhadap sesama manusia
c. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan d. Pengakuan sebagai manusia yang beradab
e. Tidak semena-mena terhadap orang lain f. Mengembangkan sikap tenggang rasa
g. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat dunia dan harus dikembangkan sikap bekerja sama dan saling menghormati
dengan bangsa lain 3. Sila III, mengandung nilai persatuan, antara lain sebagai berikut:
a. Menjaga persatuan bangsa Indonesia dan NKRI b. Rela berkorban demi bangsa dan negara
c. Cinta tanah air dan bangsa d. Bangga sebagai bangsa Indonesia
e. Pengakuan terhadap kebhinekaan f. Menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
atau golongan 4. Sila IV, mengandung nilai kerakyatan, antara lain sebagai berikut:
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat b. Menghargai pendapat orang lain
c. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain d. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
5. Sila V, mengandung nilai keadilan, antara lain sebagai berikut: a. Bersikap adil terhadap sesama
b. Menghargai hak-hak orang lain c. Menghargai hasil karya orang lain
d. Menolong sesama Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung semacam dinamika
internal yang memungkinkannya untuk memperbarui diri atau makna dari waktu ke waktu. Dengan demikian, isi Pancasila tetap relevan dan komunikatif
sepanjang zaman tanpa menyimpang atau mengingkari hakikat atau jati dirinya. Dinamika internal yang terkandung dalam suatu ideologi terbuka
biasanya memantapkan dan memperkuat relevansi ideologi itu dalam masyarakatnya. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kualitas nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi. 2. Persepsi, sikap dan tingkah laku masyarakat terhadapnya.
3. Kemampuan masyarakat mengembangkan pemikiran-pemikiran baru. 4. Menyangkut seberapa jauh nilai-nilai itu membudaya dan diamalkan
dalam kehidupan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
A. Identitas