Konstitusi RIS 1949 tahun 1949 Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia

b. Bentuk pemerintahan Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik. Hakikat republik Res Publika adalah kedaulatan sepenuhnya di tangan rakyat “untuk kepentingan umum”. c. Sistem pemerintahan Sistem pemerintahan Indonesia adalah presidensial. Sistem pemerintahan presidensial adalah suatu sistem di mana menteri-menterinya bertanggung jawab kepada presiden. Presiden menjadi kepala eksekutif, mengangkat serta memberhentikan para menteri. Para menteri bertanggung jawab penuh kepada presiden. Sistem pemerintahan presidensial hanya bertahan selama 2 dua bulan. Hal ini karena kabinet presidensial yang sesuai dengan ketatanegaraan berdasarkan UUD 1945 khususnya Pasal 17 UUD 1945 yang secara resmi dibentuk tanggal 2 September 1945 telah diubah melalui Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 dan diganti menjadi sistem pemerintahan berdasarkan Kabinet Parlementer, tanpa terlebih dahulu mengubah secara formal aturan atau ketentuan yang ada di dalam UUD 1945. Namun, sejak tanggal 14 November 1945 secara resmi berlaku sistem pemerintahan parlementer. Ketatanegaraan Republik Indonesia sejak tanggal 14 November 1945 kekuasaan pemerintah eksekutif dipegang oleh seorang Perdana Menteri sebagai pemimpin cabinet dengan para menteri sebagai anggota kabinet. Secara bersama-sama atau sendiri-sendiri, perdana menteri dan para menteri bertanggung jawab kepada Komite Nasional Indonesia Pusat KNIP, yang berfungsi sebagai DPR, dan tidak bertanggung jawab kepada presiden, sehingga tidak seperti yang dikehendaki oleh sistem UUD 1945. Hal tersebut adalah contoh bentuk penyimpangan terhadap UUD 1945.

2. Konstitusi RIS 1949 tahun 1949

–1950 Berdirinya negara RIS telah mengarah pada status negara bagian, dengan wilayah sebagaimana bunyi pasal 2 Konstitusi RIS. UUD 1945 sejak tanggal 27 Desember 1949 hanya berstatus undang-undang Republik Indonesia. Wilayah negara Republik Indonesia sesuai persetujuan Renville 17 Januari 1948 meliputi Negara-negara Indonesia Timur, Pasundan, Jawa Timur, Madura, Sumatera Timur, dan Sumatera Selatan. Sistematika Konstitusi RIS terdiri atas mukadimah 4 alinea, 6 bab, 197 pasal, dan lampiran. Konstitusi RIS merupakan konstitusi yang bersifat sementara, karena menurut Pasal 186 Konstitusi RIS, Konstituante sidang pembuat konstitusi bersama-sama dengan pemerintah selekas-lekasnya menetapkan konstitusi RIS yang akan menggantikan konstitusi dan sifatnya masih sementara. Bentuk negara maupun bentuk pemerintahan pada kurun waktu 1949 –1950 di antaranya sebagai berikut. a. Bentuk negara Bentuk negara adalah federasi. Pernyataan ini terdapat dalam Konstitusi RIS Bab 1, Pasal 1 Ayat 1 berbunyi: “Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk federas i.” Bentuk federasifederal atau serikat pada hakikatnya adalah suatu negara yang kekuasaan pemerintahannya terbagi oleh kekuasaan federasi dan negara-negara bagian. b. Bentuk pemerintahan Bentuk pemerintahan Indonesia kurun waktu 1949 –1950 adalah republik. Republik pada masa Konstitusi RIS pada prinsipnya adalah sama dengan yang ditentukan oleh UUD 1945. Hanya saja republik yang dimaksud pada periode RIS ini adalah “Republik Fusi” atau Republik Penggabungan beberapa negara, sedangkan republik pada periode UUD 1945 adalah republik dari negara kesatuan. Oleh karena negara Republik Indonesia sudah menjadi salah satu negara bagian sejak berlakunya Konstitusi RIS, maka Republik Indonesia menurut UUD 1945 juga masuk ke dalam Republik Indonesia Serikat menurut Konstitusi RIS. c. Sistem pemerintahan Sistem pemerintahan yang berlaku pada masa Konstitusi RIS ialah sistem kabinet parlementer. Ciri-ciri pemerintahan pada masa Konstitusi RIS, antara lain: 1 Kekuasaan kedaulatan rakyat Indonesia Serikat dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat pasal 1 ayat 2. 2 Presiden tidak dapat diganggu gugat, tetapi tanggung jawab kebijaksanaan pemerintah berada di tangan menteri-menteri, baik secara bersama-sama untuk seluruh maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri pasal 118 ayat 1. 3 Kabinet yang dipimpin Perdana Menteri, bertanggung jawab kepada parlemen. 4 Susunan anggota dan program kabinet didasarkan atas suara terbanyak parlemen. 5 Masa jabatan kabinet tidak ditentukan dengan pasti lamanya. 6 Kabinet sewaktu-waktu dapat dijatuhkan oleh parlemen, sebaliknya pemerintah dapat membubarkan parlemen atau DPR bila dianggap tidak menyuarakan kehendak rakyat dan tidak representatif. 7 RIS menganut sistem perwakilan bikameral dua kamar yaitu senat perwakilan daerah dan DPR. Senat dua orang per daerah bersama pemerintah dan DPR berwenang mengubah konstitusi RIS, menetapkan undang-undang federal dan anggaran belanja RIS. Senat juga berwenang memberi pertimbangannasihat kepada pemerintah baik diminta maupun tidak.

3. UUDS 1950 17 Agustus 1950