55
maupun kerja mandiri secara intensif, 4 adanya langkah berfikir reflektif atau reflective thinking ini penting untuk melakukan retrospeksi kaji ulang
terhadap tindakan yang telah diberikan dan implikasinya yang muncul pada subjek yang diteliti sebagai akibat adanya penelitian tindakan.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan bentuk kolaboratif. Menurut Mohammad Asrori 2007: 45 model penelitian
kolaboratif yaitu penelitian yang melibatkan beberapa pihak, baik guru, kepala sekolah, maupun dosen peneliti dari perguruan tinggi kependidikan secara
simultan dan serentak. Penelitian tindakan kelas secara kolaboratif mempunyai tujuan agar pendidikan saling bekerjasama dalam memecahkan masalah
pendidikan dan menyusun tindakan alternatif dalam mengembangkan dunia pendidikan.
Berdasarkan penjelasan tentang tujuan penelitian tindakan kelas diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas dalam
penelitian ini yaitu melakukan perbaikan untuk meningkatkan kemampuan koordinasi mata dan tangan pada anak tunagrahita kategori sedang. Anak
tunagrahita kategori sedang mempunyai kemampuan koordinasi mata dan tangan rendah yang disebabkan karena derajad intelektualnya juga rendah,
sehingga diperlukan suatu keterampilan yang dapat meningkatkan kemampuan koordinasi mata dan tangan yaitu melalui pembelajaran keterampilan
menyulam dengan metode direct instruction di SLB N Sleman pada jenjang SMPLB.
56
B. Subjek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 2002: 112 subjek penelitian adalah subjek yang ingin dituju untuk diteliti oleh peneliti. Subjek penelitian merupakan
sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas, bukan subjek yang sedang diam dan tanpa gerak. Adapun subjek penelitian ini yaitu 3 anak perempuan
tunagrahita kategori sedang jenjang menengah di SLB N Sleman. C.
Desain Penelitian
Desain yang digunakan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini mengacu pada prosedur penelitian dari Kemnis dan McTaggart yaitu rencana,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar. 14. Model Penelitian Spiral Kemnis dan McTaggart Pelaksanaan tindakan berbentuk spiral yang dimulai dari perencanaan
planning, diteruskan dengan pelaksanaan tindakan acting, dan diikuti
57
dengan pengamatan sistematis terhadap tindakan yang dilakukan observing. Refleksi berdasarkan hasil pengamatan reflecting, dilanjutkan dengan
perencanaan tindakan berikutnya dan seterusnya sampai tujuan pelaksanaan tindakan ini berhasil.
1. Perencanaan planning
Tahap ini menjelaskan pengembangan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan variabel penelitian. Rencana planning
dalam penelitian tindakan kelas ini disusun berdasarkan hasil pengamatan dan asesmen awal yang refleksif.
2. Pelaksanaan action
Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan tindakan yang telah disusun yaitu mengenakan tindakan kelas.Tindakan
dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.
3. Pengamatan observing
Tahap ini merupakan proses pendokumentasian pelaksanaan rancangan tindakan di kelas. Objek observasi adalah seluruh proses
tindakan terkait, pengaruhnya yang disengaja dan tidak sengaja, keadaan dan kendala tindakan perencanaan dan pengaruhnya, serta
persoalan lain yang timbul dalam konteks terkait. 4.
Refleksi reflecting Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan yaitu dengan mengingat dan merenungkan suatu