Deskripsi Data Hasil Evaluasi Tindakan Siklus I
91
Berdasarkan tabel 11 diatas dapat di ketahui bahwa subjek DRT memperoleh skor 52,08 masuk kategori baik, SBN memperoleh skor 52,08
masuk kategori baik, dan RGN memperoleh skor 50 masuk kategori baik. Hasil observasi terhadap tes kemampuan koordinasi mata dan tangan anak
tunagrahita kategori sedang menunjukkan bahwa kemampuan koordinasi mata dan tangan anak sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan skor yang telah
ditetapkan sebelumnya yaitu sebesar 60 dan sudah berada pada kriteria baik. Peningkatan kemampuan koordinasi mata dan tangan anak tunagrahita
kategori sedang dari hasil perbandingan skor pra tindakan den pasca tindakan I. Besarnya peningkatan kemampuan koordinasi mata dan tangan
anak tunagrahita kategori sedang adalah sebagai berikut: Tabel 12. Data Peningkatan Kemampuan Koordinasi Mata dan Tangan
Pasca Tindakan Siklus I
Subjek Skor Pra
Tindakan Kategori
Skor Pasca
Tindakan Kategori Peningkatan
Skor
DRT 45,83
Cukup 52,08
Baik 6,25
SBN 45,83
Cukup 52,08
Baik 6,25
RGN 41,66
Cukup 50
Baik 8,34
Peningkatan kemmapuan koordinasi mata dan tangan dalam pembelajaran keterampilan menyulam membuat tusuk jelujur menggunakan
metode direct instruction putaran siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut:
92
a. Subjek DRT
DRT memperoleh peningkatan kemampuan koordinasi mata dan tangan dari nilai 45,83 menjadi 52,08. Peningkatan kemampuan koordinasi mata
dan tangan meningkat 6,25. Berpedoman dari hasil tersebut kemampuan koordinasi mata dan tangan dalam pembelajaran keterampilan menyulam
membuat tusuk jelujur menggunakan metode direct instruction dikategorikan baik. Dalam mengerjakan DRT sering bertanya dan kurang
percaya diri. b.
Subjek SBN SBN memperoleh peningkatan kemampuan koordinasi mata dan tangan
dari nilai 45,83 menjadi 52,08. Peningkatan kemampuan koordinasi mata dan tangan meningkat 6,25. Berpedoman dari hasil tersebut
kemampuan koordinasi mata dan tangan dalam pembelajaran keterampilan menyulam membuat tusuk jelujur menggunakan metode
direct instruction dikategorikan baik. Dalam mengerjakan SBN sering bertanya dan tergesa-gesa dalam mengerjakan.
c. Subjek RGN
RGN memperoleh peningkatan kemampuan koordinasi mata dan tangan dari nilai 41,66 menjadi 50. Peningkatan kemampuan koordinasi mata
dan tangan meningkat 8,34 Berpedoman dari hasil tersebut kemampuan koordinasi mata dan tangan dalam pembelajaran keterampilan menyulam
membuat tusuk jelujur menggunakan metode direct instruction
93
dikategorikan baik. Dalam mengerjakan RGN sering bertanya dan kurang percaya diri.
Data tersebut di atas merupakan gambaran nyata, bahwa setelah anak tunagrahita kategori sedang diberikan tindakan pada siklus I kemampuan
koordinasi mata dan tangan meningkat. Subjek DRT dari kemampuan awal memperoleh skor 45,83 masuk kategori cukup, setelah diberi tindakan
siklus I memperoleh skor 52,08 masuk kategori baik. Subjek SBN dari kemampuan awal memperoleh skor 45,83 masuk kategori cukup, setelah
diberi tindakan siklus I memperoleh skor 52,08 masuk kategori baik. Subjek RGN dari kemampuan awal memperoleh skor 41,66 masuk kategori
cukup, setelah diberi tindakan siklus I memperoleh skor 50 masuk kategori baik. Berdasarkan perolehan skor sebelum dan sesudah mendapat tindakan
siklus tabel 12 dapat dibuat grafik histogram sebagai berikut;
Grafik 1. Perbandingan Perolehan Skor Sebelum dan Sesudah Tindakan I
10 20
30 40
50 60
DRT SBN
RGN Pra Tindakan
Pasca Tindakan Siklus I
94