57
dengan pengamatan sistematis terhadap tindakan yang dilakukan observing. Refleksi berdasarkan hasil pengamatan reflecting, dilanjutkan dengan
perencanaan tindakan berikutnya dan seterusnya sampai tujuan pelaksanaan tindakan ini berhasil.
1. Perencanaan planning
Tahap ini menjelaskan pengembangan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan variabel penelitian. Rencana planning
dalam penelitian tindakan kelas ini disusun berdasarkan hasil pengamatan dan asesmen awal yang refleksif.
2. Pelaksanaan action
Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan tindakan yang telah disusun yaitu mengenakan tindakan kelas.Tindakan
dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.
3. Pengamatan observing
Tahap ini merupakan proses pendokumentasian pelaksanaan rancangan tindakan di kelas. Objek observasi adalah seluruh proses
tindakan terkait, pengaruhnya yang disengaja dan tidak sengaja, keadaan dan kendala tindakan perencanaan dan pengaruhnya, serta
persoalan lain yang timbul dalam konteks terkait. 4.
Refleksi reflecting Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan yaitu dengan mengingat dan merenungkan suatu
58
tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata
dalam tindakan strategis. Selain itu, pada tahap ini peneliti berusaha menemukan solusi terhadap masalah-masalah yang muncul saat
pelaksanaan tindakan.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SLB N Sleman Yogyakarta, yang beralamatkan di Jl. Kaliurang km 17,5, Pakembinangun, Pakem, Sleman.
Penelitian ini akan dilakukan di ruang tata busana di SLB N Sleman. Adapun pertimbangan peneliti dalam menentukan tempat penelitian adalah:
a. Peneliti telah melakukan kegiatan PPL di SLB N Sleman sehingga
telah memperoleh gambaran mengenai permasalahan yang dialami anak tunagrahita kategori sedang jenjang menengah dalam
pembelajaran keterampilan menyulam yakni rendahnya kemampuan
koordinasi mata dan tangan.
b. Terdapat beberapa anak tunagrahita kategori sedang di SLB N Sleman
yang memiliki kemampuan koordinasi mata dan tangan yang rendah
tentang membuat tusuk jelujur.
c. Pembelajaran keterampilan menyulam tentang membuat tusuk jelujur
yang dilakukan guru pendamping keterampilan menyulam bagi anak tunagrahita kategori sedang kurang optimal sehingga diperlukan solusi
59
untuk mengatasi permasalahan pembelajaran keterampilan meyulam
tentang membuat tusuk jelujur yang terjadi pada kelas keterampilan.
d. Penggunaan metode pembelajaran keterampilan di SLB N Sleman
belum bisa meningkatkan kemampuan koordinasi mata dan tangan
anak tunagrahita kategori sedang. 2.
Waktu Penelitian
Waktu Penelitian
Kegiatan Penelitian Minggu I
Persiapan penelitian, observasi kegiatan pembelajaran keterampilan menyulam, dan pendekatan kepada siswa.
Melaksanakan tes kemampuan awal pra tindakan Minggu II
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama, kedua, ketiga.
Minggu III Melaksanakan tes pasca tindakan I
Minggu IV Melakukan refleksi bila hasilnya belum sesuai seperti
yang diinginkan maka dilanjutkan siklus II
E. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruang kelas pada pukul 10.00-11.00. penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan dalam kurun waktu 2 bulan. Data
penelitian ini dihimpun ketika anak tunagrahita kategori sedang mengikuti proses kegiatan membuat tusuk jelujur dalam pembelajaran keterampilan
menyulam.