83
Hasil tes pra tindakan dari ketiga subjek adalah sebagai berikut: 1
Subjek DRT DRT memperoleh skor 45,83 dan masuk dalam kategori cukup. DRT
memerlukan waktu cukup lama dan membutuhkan banyak bantuan dari guru karena DRT memiliki perhatian dan konsentrasi yang kurang baik,
sehingga guru selalu memberikan pengulangan instruksi. Dari skor yang diperoleh DRT termasuk kriteria cukup dalam kemampuan koordinasi
mata dan tangan. 2
Subjek SBN SBN memperoleh skor 45,83 dan masuk dalam kategori cukup. SBN
memerlukan waktu tidak lama karena mudah dalam memahami instruksi. Dari skor yang diperoleh SBN termasuk kriteria cukup dalam
kemampuan koordinasi mata dan tangan. 3
Subjek RGN RGN memperoleh skor 41,66 dan masuk dalam kategori cukup. RGN
memerlukan waktu cukup lama dan banyak membutuhkan bantuan berupa instruksi dan pengarahan dari guru. Dari skor yang diperoleh
RGN termasuk kriteria cukup dalam kemampuan koordinasi mata dan tangan.
Berdasarkan hasil tes pra tindakan dan observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita kategori sedang jenjang menengah
pertama masih kurang baik dalam kemampuan koordinasi mata dan tangan. Oleh karena itu peneliti mencoba memberikan tindakan dalam upaya
84
meningkatkan kemampuan koordinasi mata dan tangan dalam pembelajaran keterampilan menyulam membuat tusuk jelujur menggunakan metode direct
instruction.
4. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a Tahap Perencanaan
Tindakan siklus I dalam penelitian ini terdiri dari 3 kali pertemuan. Satu kali pertemuan dilaksanakan selama 1 jam, yaitu
pukul 10.00-11.00. Tahap perencanaan yang dilakukan oleh guru dan peneliti adalah sebagai berikut:
1 Menyusun RPP, menyusun lembar partisipasi anak tunagrahita
kategori sedang, menyusun kinerja guru. 2
Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan koordinasi mata dan tangan anak
tunagrahita kategori sedang melalui metode direct instruction dalam pembelajaran keterampilan menyulam yang berupa
membuat tusuk jelujur. b
Tahap Pelaksanaan Tindakan Rangkaian proses kegiatan membuat tusuk jelujur dilakukan
setiap kali pertemuan adalah sebagai berikut: 1
Pelajaran dibuka dengan berdo’a. 2
Memberikan stimulus kepada anak tunagrahita kategori sedang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk membuat siswa aktif dalam
proses pembelajaran.
85
3 Menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan. 4
Guru menjelaskan nama dan fungsi dari alat-alat dan bahan- bahan yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan
menyulam yang berupa kain, benang, gunting, dan jarum. 5
Guru menjelaskan bagaimana tahapan-tahapan membuat tusuk jelujur
dalam pembelajaran
keterampilan menyulam
menggunakan metode direct instruction. Ketiga pertemuan dalam siklus I dilakukan secara berurutan dengan
rincian sebagai berikut: 1
Pertemuan 1 Pada pertemuan pertama ini dilaksanakan pada pukul
10.00-11.00 WIB. Semua subjek masuk kelas yang sebelumnya guru dan peneliti harus mengumpulkan subjek yang akan diteliti
karena berbeda kelas tetapi sama tingkatan jenjangnya. Kegiatan ini dilakukan di ruang kelas dengan posisi kursi saling
berhadapan dan guru menempati kursi salah satu yang masih kosong. Guru menanyakan nama gambar bunga dikain “ini
namanya bunga apa? ”. Subjek SBN menjawab dengan cepat
bunga matahari bu, sedangkan subjek DRT dan RGN menjawab dengan jawaban yang sama dalam selang waktu 1 menit.
Guru menjelaskan tahapan dalam membuat tusuk jelujur yang berupa mengenal nama dan fungsi alat dan bahan yang