Metode Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

67 1989: 109 mengemukakan bahwa observasi sebagai alat pengumpul data yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu maupun proses terjadinya suatu kegiatan, yang diambil baik dari situasi yang sebenarnya ataupun dalam suatu buatan. Observasi dilakukan saat pembelajaran keterampilan menyulam di SLB N Sleman sedang berlangsung. Observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan yaitu peneliti mengamati anak tunagrahita kategori sedang dan guru pembimbing pembelajaran keterampilan menyulam saat berlangsungnya pembelajaran. Observasi pada anak tunagrahita kategori sedang yaitu mengenai pengerjaan tugas membuat tusuk jelujur yang berupa partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menyulam menggunakan metode direct instruction, kesulitan anak tunagrahita kategori sedang dalam mengerjakan tugas, dan keaktifan anak tunagrahita kategori sedang dalam mengikuti setiap langkah-langkah dalam menyulam. Sedangkan, observasi pada guru yaitu mengukur kinerja guru mengenai penggunaan metode direct instruction dalam pembelajaran keterampilan menyulam untuk meningkatkan kemampuan koordinasi mata dan tangan bagi anak tunagrahita kategori sedang. 3 Dokumentasi Berdasarkan pendapat Sugiono 2010; 82 menjelaskan bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data melalui catatan tertulis berupa 68 arsip dan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini yang berupa hasil tes intelektual siswa. Selain itu, dokumentasi juga dilakukan pada saat pembelajaran keterampilan menyulam membuat tusuk jelujur melalui metode direct intruction oleh guru dan partisipasi anak tunagrahita kategori sedang dalam mengikuti pembelajaran tersebut. I. Instrumen Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 159instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1 Tes Kemampuan Koordinasi Mata dan Tangan Instrumen berbentuk tes keterampilan. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan koordinasi mata dan tangan anak tunagrahita kategori sedang baik sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Tes ini disusun atas dasar validitas kurikuler yaitu kemampuan koordinasi mata dan tangan anak tunagrahita kategori sedang dalam kegiatan sehari-hari. Dari kemampuan koordinasi mata dan tangan anak dalam kegiatan sehari-hari, kemudian ditetapkan indikator tes kemampuan koordinasi mata dan tangan. Dari indikator kemudian ditetapkan nomor butir soalnya. Baru disusun kisi-kisi tesnya. Setelah kisi-kisi tes tersusun selanjutnya dilakukan validasi dengan menggunakan uji validitas. Tim ahli dalam penelitian ini adalah guru pembimbing keterampilan 69 menyulam dan dosen pembimbing. Adapun hal-hal yang divalidasi yaitu kesesuain materi tes, jumlah butir tes, serta susunan bahasa yang digunakan. Berikut kisi-kisi tes kemampuan koordinasi mata dan tangan menurut Santoso S Hamijoyo 19771978: 160: Tabel 4. Kisi-kisi Tes Kemampuan Koordinasi Mata dan Tangan No Definisi Koordinasi Mata dan Tangan Indikator No Butir Soal Jml Butir 1 Suatu gerakan yang terpadu antara mata dengan tangan untuk menghasilkan suatu kegiatan yang dapat melancarkan pekerjaan. a Melemparkan bola pada ember, dengan jarak: 1 1 m 2 3 m 3 5 m 1,2,3 3 b Memasukkan benda pada lubang dengan bentuk sama: 1 Persegi panjang 2 Segitiga 3 Lingkaran 4,5,6, 3 c Menebalkan bentuk bangun datar: 1 Persegi panjang 2 Segitiga 3 Lingkaran 7,8,9 3 d Menggunting 10 1 e Meronce 11 1 f Menggambar 12 1 Jumlah Butir Soal 12 Tabel 5. Rubik Penilaian Tes Kemampuan Koordinasi Mata dan Tangan No Skor Indikator 1 4 Anak dapat melakukan kegiatan dengan mandiri 2 3 Anak dapat melakukan kegiatan dengan sedikit bantuan 3 2 Anak dapat melakukan kegiatan yang tertata dengan banyak bantuan 4 1 Anak belum dapat melakukan kegiatan yang tertata 70 2 Panduan Observasi Panduan observasi disusun berdasarkan tahapan-tahapan atau analisis tugas mengenai pembelajaran keterampilan menyulam membuat tusuk jelujur. Lembar observasi dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari lembar observasi partisipasi anak tunagrahita kategori sedang dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menyulam menggunakan metode direct instruction dan lembar observasi kinerja guru dalam menggunakan metode direct instruction dalam pembelajaran menyulam untuk meningkatkan kemampuan koordinasi mata dan tangan anak tunagrahita kategori sedang. Adapun kisi-kisi mengenai lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini: a. Kisi-kisi lembar observasi partisipasi anak tunagrahita kategori sedang Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Partisipasi Anak Tunagrahita Kategori Sedang Variabel Komponen Indikator No Butir Jumlah Butir Kemampuan anak tunagrahita kategori sedang dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menyulam yang berupa membuat tusuk jelujur Persiapan 1 Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam membuat tusuk jelujur 1 1 2 Menjawab pertanyaan guru mengenai nama- nama alat dan bahan yang digunakan dalam membuat tusuk jelujur 2 1 3 Menjawab pertanyaan guru mengenai fungsi 3 1 71 alat dan bahan yang digunakan dalam membuat tusuk jelujur Inti 1 Mempraktekkan cara memotong benang 4 1 2 Mempraktekkan cara memasukkan benang pada jarum 5 1 3 Mempraktekkan cara membuat simpul pada pangkal benang 6 1 4 Mempraktekkan cara memasukkan jarum yang sudah diberi benang pada kain 7 1 5 Mempraktekkan cara menarik benang, 8 1 6 Mempraktekkan cara memasukkan jarum yang sudah diberi benang pada tempat titik kedua 9 1 7 Mempraktekkan cara mengatur jarak antar benang dalam tusuk jelujur 10 1 Penutup 1 Merapikan alat dan bahan yang digunakan dalam membuat tusuk jelujur 11 1 2 Mengumpulkan hasil pekerjaan di meja guru 12 1 Jumlah Butir Observasi 12 72 b. Kisi-kisi Kinerja Guru Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Kinerja Guru Variabel Komponen Indikator No Butir Jumlah Butir Kemampuan menerapkan metode direct instruction dalam pembelajaran keterampilan menyulam berupa membuat tusuk jelujur Pendahuluan 1. Guru bersama anak menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam membuat tusuk jelujur 1 1 2. Guru menanyakan nama-nama alat dan bahan yang digunakan dalam menyulam 2 1 3. Guru menanyakan fungsi alat dan bahan yang digunakan dalam menyulam 3 1 Inti 1. Guru memberikan kain yang sudah diberi pola terhadap siswa 4 1 2. Guru mengajarkan cara memotong benang 5 1 3. Guru mengajarkan cara memasukkan benang pada jarum 6 1 4. Guru mengajarkan cara membuat 7 1 73 simpul pada pangkal benang 5. Guru mengajarkan cara membuat tusuk jelujur 8 1 Penutup 1. Guru bersama anak merapikan alat dan bahan yang digunakan dalam menyulam 9 1 2. Guru memberi informasi kepada anak untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya di meja guru 10 1 Jumlah Butir Observasi 10

J. Kriteria dan Indikator Keberhasilan

Kriteria dan Indikator dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil tes unjuk kerja yang berupa hasil tes kemampuan koordinasi mata dan tangan dan hasil tes kemampuan membuat tusuk jelujur oleh anak tunagrahita kategori sedang sebagai berikut : 1 Kriteria Kemampuan Koordinasi Mata dan Tangan Berdasarkan skor tertinggi dan terendah yang diperoleh dibuat kriteria hasil tes kemampuan koordinasi mata dan tangan pada anak tunagrahita kategori sedang, yang terbagi dalam empat kriteria akan yaitusebagai berikut: 74 Tabel 6. Kriteria Kemampuan Koordinasi Mata dan Tangan Skor Kategori 39-48 Baik Sekali 29-38 Baik 19-28 Cukup 1-18 Kurang Dengan penilaian ratusan skor tersebut dapat disubstitusikan sebagai berikut: Tabel 7. Konversi Skor Ratusan Kemampuan Koordinasi Mata Dan Tangan Skor Kemampuan Koordinasi Mata dan Tangan Kategori 75-100 Baik Sekali 49-74 Baik 23-48 Cukup 1-22 Kurang 2 Indikator Keberhasilan Tindakan Secara umum indikator keberhasilan digunakan untuk mengukur keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Indikator keberhasilan berdasarkan hasil tes kemampuan koordinasi mata dan tangan sebelum dan sesudah diberikan tindakan. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila: a Hasil pasca tindakan hasil pra tindakan b Hasil pasca tindakan KKM yang telah ditetapkan yaitu 60