c. Tahap elaborasi Guru menyampaikan materi dengan bantuan proyektor dan papan tulis.
Setelah itu, guru memberikan tugas pada peserta didik untuk didiskusikan dan diselesaikan dalam kelompok. Hasil tugas kelompok dievaluasi guru
dan permasalahan yang tidak bisa diselesaikan oleh kelompok didiskusikan bersama antara guru dengan peserta didik.
d. Tahap konfirmasi Guru mengecek seberapa jauh peserta didik dapat menyerap materi dengan
mengajukan pertanyaan kepada peserta didik secara acak. Diakhir tahap konfirmasi guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari oleh peserta
didik. e. Tahap akhir
Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik berupa test yang dikerjakan secara individu.
2. Hasil Pencapaian SKBM mata pelajaran PSKO pada siklus I saat pre-test sebesar 0 dengan nilai rata-rata 20,53 dan saat posttest sebesar 48,48
dengan nilai rata-rata 71,47, sedangkan pada siklus II saat pre-test sebesar 0 dengan nilai rata-rata 37,00, dan saat posttest sebesar 87,88 dengan nilai rata-
rata 81,39.
B. Implikasi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pemilihan metode pembelajaran yang tepat pada suatu mata pelajaran memang sangat perlu
dilakukan karena dapat memaksimalkan output pembelajaran. Namun, semua itu tidak lepas dari faktor-faktor pendukung terlaksananya proses pembelajaran.
Alokasi waktu yang digunakan untuk menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD harus diperhitungkan dengan matang supaya semua materi yang akan
dibahas dapat tercapai. Selain itu, alokasi waktu yang tersedia juga harus memadahi supaya setelah peserta didik selesai mengerjakan tugas kelompok yang
diberikan oleh guru, peserta didik dan guru dapat saling mendiskusikan hasil tugas kelompok peserta didik, sehingga peserta didik mengetahui letak kesalahan-
kesalahannya. Pengkondisian peserta didik sebelum dimulai pelajaran juga menjadi salah satu faktor pendukung. Perlunya diketahui peserta didik sudah siap
atau belum mengikuti pelajaran merupakan hal yang penting sebelum memulai pelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model STAD.
Pada dasarnya hasil penelitian yang telah dilakukan ditunjukkan untuk para guru baik berasal SMK Negeri 1 Seyegan maupun dari sekolah lain yang
sifatnya untuk membantu memecahkan masalah pendidikan terutama pada kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan pada mata pelajaran PSKO yang
dirasakan sulit bagi para peserta didik. Penerapan pembelajaran kooperatif model STAD dapat dipergunakan sebagai acuan dalam pembelajaran mata pelajaran
PSKO di lingkungan sekolah menengah kejuruan karena dapat meningkatkan pencapaian SKBM.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif model STAD membutuhkan waktu pelaksanaan yang banyak, terutama pada pelaksanaan pre-test dan posttest.
Pelaksanaan pre-test dan posttest masing-masing membutuhkan waktu 45 menit, sedangkan 1 kali pertemuan tatap muka adalah 4 x 45 menit, dapat
disimpulkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk pre-test dan posttest adalah setengah dari waktu proses pembelajaran.
2. Adanya perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik, sehingga hasil penelitian tidak dapat disamakan dari waktu ke waktu.
D. Saran