didiknya, sehingga guru dapat menyesuaikan materi ajar yang dapat dimengerti oleh peserta didik.
d. Ketekunan
Ketekunan merupakan waktu yang diinginkan oleh peserta didik untuk menguasai suatu bahan pelajaran. Ketekunan berhubungan dengan sikap dan
minat belajar menjadi meningkat apabila hasil belajar yang dicapai semakin tinggi. Dengan demikian, semakin tekun peserta didik maka peserta didik dapat
mencapai belajar tuntas akan semakin besar.
e. Waktu yang tersedia untuk belajar
Waktu untuk mempelajari suatu mata pelajaran dalam suatu sistem persekolahan sudah ditentukan dalam kurikulum sesuai dengan bobot yang
diberikan kepada mata pelajaran tersebut. Namun demikian, perbedaan individual perlu mendapat perhatian karena masing-masing peserta didik memiliki
kemampuan yang berbeda. Berdasarkan peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda, maka guru harus mempertimbangkan waktu pembelajaran dengan hati-
hati dan matang. Strategi belajar tuntas yang diungkapkan oleh Bloom 1968: 55-59 dalam
karya tulisnya berjudul Mastery Learning yang disunting oleh Block, dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pra kondisi
Pada tahap ini guru harus memahami konsep belajar tuntas sebagai indikator apakah peserta didik sudah menguasai materi yang telah dipelajari atau
belum. Kemudian dijabarkan ke dalam evaluasi. Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai indikator keefektifan pengajaran.
b. Prosedur operational
Pada tahap ini guru mengembangkan proses pembelajaran yang efektif yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Guru menjabarkan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik yang kemudian tujuan pembelajaran tersebut akan disampaikan oleh peserta didik. Materi pelajaran yang
akan diberi kepada peserta didik dibagi atas unit-unit kecil dari unit yang spesifik ke unit yang lebih kompleks.
c. Hasil belajar
Pada tahap ini guru memberikan tes formatif pada tiap unit materi kepada peserta didik untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik dalam penguasaan
materi. Keberhasilan hasil belajar dapat dilihat pada indikator belajar tuntas yang sudah ditentukan.
Kemudian konsep belajar tuntas yang dikemukakan oleh Block dalam Warji R 1983: 17 sebagai berikut:
a. Waktu yang sebenarnya digunakan diusahakan diperpanjang semaksimal mungkin.
b. Waktu yang tersedia diperpendek sampai seminimal mungkin denga cara memberikan pelayanan yang optimal dan tepat.
Berdasarkan konsep belajar tuntas yang dikemukakan Block di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi pengurangan waktu yang diperlukan peserta didik
untuk mempelajari suatu materi di dalam waktu pembelajaran yang tersedia. Pengurangan waktu tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pembelajaran
yang berkualitas, sehingga sisa waktu pembelajaran dapat digunakan untuk membantu peserta didik yang mengalami masalah pembelajaran.
Warji R 1983: 19 mengemukakan bahwa beberapa strategi penetapan belajar tuntas yang dikembangkan oleh S. Bloom dan James H. Block dapat
disajikan dalam bentuk tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Penetapan Belajar Tuntas yang Dikembangkan oleh S. Bloom dan James
H. Block Warji, 1983: 19
Konsep-Konsep Teknik-Teknik
P ra
k o
n d
is i
A. Menyusun pengajaran secara
sistematis; pengajaran
harus memberikan jembatan di antara
peserta didik dan sasaran. 1. Menyesuaikan
pengajaran dengan sasaran.
Mendasarkan pengajaran atas sasaran tujuan instruksional.
2. Menyesuaikan pengajaran
degan peserta didik. Menyediakan berbagai metode dan
multi metode seperti: bahan tertulis, diskusi, demonstrasi, proyek, dan lain-
lain.
B. Merumuskan sasaran
tujuan instruksional umum dan tujuan
instruksional khusus. Merumuskan dan nyatakan tingkat
penguasaan tuntas secara konkrit. C. Memberikan pertolongan yang
tepat dalam belajar: Merencanakan dulu pengajaran untuk
penguasaan tuntas. 1. Memonitor belajar peserta
didik secara periodik. 2. Membetulkan
kesukaran- kesukaran belajar
setelah muncul.
D. Memberikan waktu belajar yang tepat:
Merencanakan dulu pengajaran untuk penguasaan tuntas.
1. Kualitas. 2. Kuantitas
P ro
se d
u r
o p
er a
si o
n a
l d
a la
m K
el a
s
E. Menvariasikan bagaimana dan
berapa lama setiap peserta didik diberi pelajaran sesuai dengan
keperluannya Mengajar untuk penguasaan tuntas.
F. Menyusun
menurut tingkat
penguasaan tuntas. Menyusun
berdasarkan standar
kemampuan untuk penguasaan tuntas. G. Melakukan evaluasi.
Menata kembali rencana pengajaran.
Berdasarkan beberapa strategi belajar tuntas di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar tuntas disusun berdasarkan kondisi peserta didik. Setelah
mengetahui kondisi peserta didik kemudian guru memberikan materi dan proses pembelajaran yang lebih disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Dengan
penyesuaian-penyesuaian tersebut diharapkan peserta didik dapat mencapai ketuntasan dalam belajar maupun tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Berdasarkan beberapa strategi belajar tuntas yang sudah dirumuskan di atas, secara garis besar dapat disimpulkan bertujuan untuk:
a. Membantu peserta didik dalam kesulitan belajar. b. Menyediakan waktu yang cukup kepada peserta didik untuk belajar
c. Menentukan materi dan proses pembelajaran yang harus dipelajari secara jelas berdasarkan ruang lingkup dan tingkat kesukaran.
Block 1971: 3 berpendapat bahwa dengan belajar tuntas sekitar 75 - 90 dari peserta didik dapat menguasai pelajaran secara tuntas dari pelajaran
yang diberikan selain itu, belajar tuntas membuat peserta didik dapat belajar lebih efesien dari pada menggunakan pembelajaran pendekatan konversional. Peserta
didik dikatakan tuntas belajar apabila telah memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal SKBM. SKBM pada tiap sekolah