Pengukuran pada Rangkaian Seri

Gambar 7. Pengukuran Arus pada Rangkaian Paralel Pengukuran tahanan pada rangkaian paralel pada prinsipnya juga sama dengan pengukuran pada rangkaian seri. Komponen yang akan diukur nilai tahanannya harus dalam kondisi terlepas satu terminal terlepas, satu terminal lainnya menempel dengan massa tidak masalah dan terbebas dari tegangan agar hasil pengukuran akurat. Gambar 8 mengilustrasikan pengukuran tahanan beban pada rangkaian paralel. Gambar 8. Pengukuran Tahanan pada Rangkaian Paralel

3. Pengukuran pada Rangkaian Gabungan

Pengukuran pada rangkaian seri paralel dapat dilakukan dengan langkahlangkah dan cara seperti yang telah dijelaskan pada pengukuran pada rangkaian seri dan paralel. Oleh karena itu secara khusus pengukuran pada rangkaian seri-paralel tidak dibahas di sini. Baca kembali pengukuran pada rangkaian seri dan paralel.

D. Mengidentifikasi Kerusakan Sistem Komponen Rangkaian Kelistrikan

Kerusakan atau gangguan pada sistem kelistrikan akan terjadi setelah beroperasi beberapa lama. Untuk memeriksa dan mengidentifikasi pada bagian mana yang mendapat gangguan maka diperlukan pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat ukur. Multitester dapat digunakan untuk mendapatkan bagian mana yang mendapat gangguan atau rusak. Ada dua metode pengukuran yang dapat dilakukan untuk mencari kerusakan bagaian sistem kelistrikan dengan menggunakan multitester, yaitu dengan pengukuran atau pengetesan tegangan dan dengan pengetesan tahanan.

1. Metode Pengetesan Tegangan

Pengetesan dengan mengukur tegangan dapat dilakukan dengan tetap mengubungkan rangkaian dengan baterai. Sebagai contoh dalam menentukan dan melokalisir kerusakan ditunjukkan dengan gambar rangkaian sistem klakson di bawah ini. Rangkaian sistem klakson terdiri dari beberapa komponen yaitu baterai, saklar, relai klakson, sekering, klakson, dan jaringan kabel. Gambar 9. Rangkaian Sistem Klakson Dalam kondisi normal, rangkaian sistem klakson ditunjukkan pada gambar 9 sebelah kiri. Apabila terjadi gangguan pada sistem tersebut, misalnya putus di antara relai dan klakson gambar sebelah kanan, perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi bagian mana yang bermasalah. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memeriksa gangguan tersebut adalah sebagai berikut: a. Gunakan multitester untuk melakukan pengujian. b. Putar selektor multitester pada posisi VDC untuk mengukur tegangan DC di skala yang lebih tinggi dan terdekat dari tegangan yang akan diukur. Karena dalam rangkaian ini menggunakan baterai 12 V, maka selektor ditempatkan pada posisi 50 V DC. Gambar 10. Pengecekan Rangkaian dengan Mengukur Tegangan c. Perhatikan gambar di atas. Tempelkan kaki tester berwarna hitam ke ground dan kaki tester berwarna merah ke posisi 1 seperti ditunjukkan pada gambar. Jika multitester menunjukkan tegangan sekitar 12 V berarti jaringan kabel dari baterai ke sekering baik jika tidak menunjuk, periksa jaringan dari baterai ke sekering. d. Tempelkan kaki tester warna merah ke posisi 2 kaki tester hitam tetap di ground. Jika multitester menunjukkan tegangan sekitar 12 V berarti sekering dalam keadaan baik jika tidak menunjuk berarti sekering putus terminalnya kotorkarat yang menyebabkan hubungan terputus, periksa atau ganti sekering e. Tempelkan kaki tester warna merah ke posisi 3 atau daerah dekat saklar kaki tester hitam tetap di ground. Jika multitester menunjukkan tegangan sedikit di bawah 12 V karena melewati tahanan berupa kumparan relai berarti kumparan relai dalam keadaan baik jika tidak ada tegangan berarti kumparan relai putus atau terminal pada relai lepas, periksa relai. Jika dalam keadaan ini saklar dihubungkan tetapi klakson tidak berbunyi, lanjutkan pemeriksaannya. f. Tempelkan kaki tester warna merah ke posisi 4 kaki tester hitam tetap di ground. Jika multitester menunjukkan tegangan sekitar 12 V berarti tegangan sampai di terminal 30 relai jika tidak menunjuk, cek jaringan dari titik 2 sampai titk 4. g. Sambil menekan saklar klakson, tempelkan kaki tester warna merah ke posisi 5 kaki tester hitam tetap di ground. Jika multitester menunjukkan tegangan sekitar 12 V berarti kontak di dalam relai dalam keadaan baik jika tidak menunjuk, periksa atau ganti relai. h. Sambil tetap menekan saklar klakson, tempelkan kaki tester warna merah ke posisi 6 kaki tester hitam tetap di ground. Jika multitester tidak menunjukkan adanya tegangan sekitar 12 V berarti kabel antara terminal posisi 5 dan terminal positif pada klakson terputus. i. Periksa kabel tersebut, dan ganti kabel. Catatan : pemeriksaan dengan mengukur tegangan pada beberapa titik di rangkaian dapat dilakukan juga mulai dari posisi pengujian 6 ke 1. Hal yang terpenting adalah kita dapat mendeteksi tegangan di beberapa titik untuk mencari gangguannya. Dengan melakukan pemeriksaan secara sistematis, kerusakan jaringan dapat dilokalisir dan diidentifikasi dengan mudah.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Minat belajar sosiologi kooperatif dengan metode student team achievement division (STAD) kelas XI di MA Pembangunan UIN Jakarta

0 6 187

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

UPAYA PENCAPAIAN STANDAR KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL (SKBM) MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

0 0 14

PENERAPAN METODE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM STATER DAN PENGISIAN SISWA KELAS XI TKR SMK PUTRA TAMA BANTUL TAHUN AJARAN 20142015 APPLICATION METHOD STAD (STUDENT ACHIEVEMENT TEAM DIVISION

0 0 7