xv
kehadiran guru diyakini berpengaruh terhadap kehadiran siswa kesekolah. Pada gilirannya akan mempengaruhi
parisipasi pendidikan dan pencapaian target wajib belajar 12 tahun.
4. Peran Pendidikan Non-Formal
a. Pemerintah mendukung keterlibatan masyarakat sebagai bagian dari sebuah sistem pendidikan yang berperan dalam
menyelenggarakan jenjang pendidikan PKBM paket C SLTA. b. Pemerintah
perlu memberikan
dorongan untuk
memaksimalkan keterlibatan
masyarakat dengan
memberikan simulus 50 juta seiap PKBM untuk mengembangkan 17.035 unit PKBM sesuai prediksi
perkembangan.
c. Diperlukan pendekatan budaya dengan memanfaatkan kearifan lokal dalam rangka menganisipasi kemungkinan
adanya siswa putus sekolah. Pendidikan berbasis masyarakat sangat dimungkinkan di daerah-daerah yang menjadikan
masyarakat secara adat atau budaya dapat berkontribusi terhadap pelaksanaan pendidikan di daerahnya masing-
masing. Jadi Pemerintah perlu merencanakan pendidikan yang berbasis kearifan lokal khususnya dalam hal pendidikan
bagi anak yang putus sekolah.
d. Pemberian dukungan beasiswa secara proporsional pada siswa laki-laki dan perempuan yang sedang belajar di
jenjang pendidikan PKBM paket C SLTA. e. Penciptaan suasana sekolah yang nyaman bagi siswa
sehingga siswa merasa betah berada di jenjang pendidikan PKBM paket C SLTA.
f. Peningkatan kompetensi profesional para gurufasilitator PKBM paket C yang dapat menciptakan suasana
xvi
pembelajaran yang akif, kreaif dan menyenangkan dan non diskriminaif.
g. Penyadaran terhadap berbagai lapisan masyarakat terutama para orang tua peningnya melanjutkan pendidikan
khususnya jenjang pendidikan PKBM paket C SLTA. h. Penyediaan sarana dan prasarana pada jenjang pendidikan
PKBM paket C SLTA hingga terwujudnya mimpi PKBM sejumlah 17.035 pada tahun 2030.
i. Memfasilitasi anak putus sekolah dengan Mendirikan sekolah alternaif. Misalnya seperi pengembangan sekolah
alam, Sekolah MATER di Depok, Sekolah SBM di Yogya serta SMASH Sekolah berbasisi Masjid Dompet Dhuafa dan
Insitut kemandiriran Dompet Dhuafa.
j. Perlunya pendampingan pemerintah untuk mutu tata kelola dengan memperimbangkan: Pertama, penataan
konsep yang tepat tentang program-program Pendidikan Non Formal. Kedua, perencanaan program PNF berbasis
kebutuhan nyata warga sasaran. Keiga, penyelenggaraan dan pengelolaan PNF secara tekun dan berkelanjutan
dengan prinsip-prinsip manajemen yang tepat guna disertai proses akreditasi yang baik.
5. Penganggaran
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
seyogyanya melakukan
penyempurnaan Rencana Strategis; Revisi tersebut harus dilakukan sebelum
berakhirnya tahun 2015 dengan memasukkan secara tegas pendidikan dasar 12 tahun sebagai target prioritas, supaya
konsisten dengan amanat Perpres No.2 tentang RPJMN 2015-2019.
b. Kementerian Keuangan segera melakukan opimalisasi