Tata Kelola Sekolah Buku Peta Jalan Pendidikan 12 Tahun
xiii
transparansi masih menjadi tantangan bagi pihak sekolah terutama di SD. Salah satu penyebabnya adalah kapasitas
pengelola keuangan. Berbeda dengan ingkat SMP dan SMA yang telah mempunyai tata usaha TU atau staf
administrasi yang bisa dipekerjakan, situasi di SD belum mendukung. Salah satu alternaifnya adalah melakukan
penguatan kapasitas pengelolaan keuangan ingkat SD khususnya untuk bendahara sekolah atau guru yang ditunjuk
menjadi pengelola keuangan. Bentuk penguatan dimaksud di antaranya adalah pelaihan administrasi keuangan,
workshop khusus, kunjungan belajar, assistensi keuangan, dst. Stakeholder yang ada di sekolah perlu menyadari bahwa
sekolah adalah badan publik, sehingga pengelolaan keuangan sekolah juga perlu menganut prinsip-prinsip keterbukaan.
Sekolah idak perlu merasa risih, jika pengelolaan keuangan sudah dilakukan dengan baik. Penyadaran bersama tentang
peningnya transparansi pengelolaan keuangan di sekolah harus terus dilakukan. Transparansi dimaksud diantaranya
mendorong pembuatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah APBS berbasis Parisipasi Masyarakat.
Melaporkan penggunaan dana yang bisa diakses orang tua dan peserta didik misalnya melalui papan pengumuman,
majalah dinding, atau surat kepada orang tua murid tentang pertanggungjawaban penggunaan dana.
e. Guna menguatkan kualitas layanan pendidikan, pemerintah perlu mengefekikan kembali peran pengawas dan komite
Sekolah. Peran pengawas sekolah sangat relevan untuk melakukan pengawasan sekaligus peningkatan kapasitas
bagi pengelola keuangan. Sehingga pengawas, seidaknya memiliki jadwal ruin untuk melakukan kunjungan ke sekolah
minimal per semester. Selain kunjungan ruin, pengawas sekolah bisa menjadi mitra untuk peningkatan kapasitas bagi
pengelola keuangan. Agenda kunjungan pengawas sekolah harus jelas dan diketahui bersama jika perlu gunakan berita
xiv
acara pengawasan sehingga sekolah juga mendapatkan feedback dan langkah perbaikan, idak sekedar informal
pertemuan di sekolah, rumah makan dan tempat ngopi. Sekecil apapun pungutan akan sangat mempengaruhi
performance dari sekolah. Sehingga pengawas dapat memberikan feedback yang mendorong akuntabilitas
sekolah karena akan berpengaruh pada performance sekolah yang bersangkutan. Sedangkan komite sekolah,
dapat melakukan perannya sebagai perwakilan orang tua murid untuk menampung keluhan dan aspirasi perbaikan
meskipun bisa juga langsung ke sekolah, menyalurkan keluhan dan menjadi mitra sekaligus pengawas pelaksanaan
kegiatan sekolah. Komite sekolah bukan stempel kebijakan kepala sekolah, tetapi menjadi perwakilan akif orang tua
murid dan peserta didik yang mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran di sekolah.