Rekomendasi judicial Review dan Putusan mahkamah Konsitusi

 22  hukum bagi pemerintah sebagai eksekutor atau pelaksana Undang-undang dalam menjalankan program wajib belajar 12 tahun. 2. Bagi Pemerintah Pusat, sebagai bentuk respon cepat atas putusan MK Nomor 92PUU-XII2004, yang memandatkan bahwa kebijakan program wajib belajar 12 tahun adalah kebijakan hukum terbuka bagi Pemerintah, perlu segera melakukan revisi atas Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar. Beberapa di antaranya atau utamanya revisi tersebut dilakukan terhadap: a. Pasal 1 Ayat 2. “Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, berbentuk Sekolah Dasar SD dan Madrasah Ibidaiyah MI atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama SMP dan madrasah tsanawiyah MTs, atau bentuk lain yang sederajat”, diubah menjadi “Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan yang lebih inggi, berbentuk Sekolah Dasar SD dan Madrasah Ibidaiyah MI atau bentuk lain yang sederajat dan sekolah menengah pertama SMP dan madrasah tsanawiyah MTs, atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah atas SMA, sekolah menengah kejuruan SMK, dan madrasah aliyah MA atau bentuk lain yang sederajat”. b. Pemerintah juga perlu menambahkan satu ayat lagi di dalam Pasal 1 tersebut, yakni di antara ayat 6 dan 7 dengan menambahkan, “Sekolah Menengah Atas yang selanjutnya disebut SMA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar sebagai pendidikan lanjutan dari SD,MI, SMP, MTS atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari  23  hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP, MTS. Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disebut SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan dasar sebagai pendidikan lanjutan dari SD,MI,SMP, MTS atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP,MTS. Madrasah Aliyah selanjutnya disebut MA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan Agama Islam pada jenjang pendidikan dasar sebagai pendidikan lanjutan dari SMP,MTS atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP,MTS.” c. Pasal 3 ayat 2. “Penyelenggaraan wajib belajar pada jalur formal dilaksanakan minimal pada jenjang pendidikan dasar yang melipui SD, MI, SMP, MTs, dan bentuk lain yang sederajat”. Diubah menjadi, “Penyelenggaraan wajib belajar pada jalur formal dilaksanakan minimal pada jenjang pendidikan dasar yang melipui SD, MI, SMP, MTs,SMA,SMK,MA dan bentuk lain yang sederajat”. d. Pasal 7 ayat 4 “Pemerintah daerah dapat menetapkan kebijakan untuk meningkatkan jenjang pendidikan wajib belajar sampai pendidikan menengah”. Diubah menjadi “ Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menetapkan kebijakan untuk menyelenggarakan pendidikan wajib belajar yang mencakup pendidikan menengah”  24  mENDORONg TATA KELOLA Sekolah Bebas Pungutan dalam Rangka Pencapaian Wajar 12 Tahun m emperoleh pendidikan bermutu dan grais adalah hak seiap warga negara. Program Wajar 9 tahun merupakan bentuk tanggungjawab pemerintah dalam memberikan hak-hak dan jaminan pendidikan warga negara. Meski sudah hampir berhasil melaksanakan Wajar 9 tahun, semangat untuk menuju Wajar 12 tahun belum mendapat dukungan opimal dari pemerintah sampai tahun 2013. Hambatan terpenuhinya hak pendidikan warga negara melalui kebijakan Wajar 12 tahun terjadi karena persoalan ekonomi, akuntabilitas sekolah, dan maraknya pungutan liar yang semakin membebani masyarakat. Revitalisasi tata kelola sekolah bisa menjadi kebijakan yang mendorong terwujudnya wajib belajar 12 tahun. Data tentang pemerataan pembangunan pendidikan di daerah menunjukkan bahwa sebanyak 146 kabupatenkota 29,4 masih memiliki APM SD di bawah 95, dan 169 kabupatenkota 34 masih memiliki APK SMP dibawah 95. Dari sisi ekonomi angka parisipasi penduduk usia 13-15 tahun masih inggi untuk kuanil 1; 81,0, kuanil 2;88,8, kuanil 3;92,3, kuanil 4;93,9 dan kuanil 5;94,9.  26 

a. latar Belakang ekonomi

Faktor ekonomi menjadi persoalan serius dalam menyukseskan Wajar baik 9 tahun maupun Wajar 12 tahun. Sekolah menjadi barang mahal yang idak bisa terjangkau oleh sebagian warga negara. Mengatasi persoalan ekonomi dan pembiayaan inggi atas penyelenggaraan pendidikan merupakan faktor pening bagi perbaikan pendidikan. Kebijakan pembiayaan pendidikan seharusnya menjadi perhaian tersendiri dalam rangka menghapus secara sistemais beban-beban pendidikan yang sering diterima peserta didik. Beban-beban pendidikan untuk kelompok masyarakat rentan akan menyebabkan kesenjangan baru, bahkan menjadikan mereka terjerembab pada kemiskinan baru, bila pemerintah idak segera mengatasinya. Beberapa faktor ekonomi penyebab terheninya pendidikan bagi warga negara di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Angka Putus Sekolah

Berdasarkan data kemiskinan terbaru per tanggal 15 September 2015 yang dirilis oleh Badan Pusat Staisik BPS jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 28,59 juta orang atau 11,22 atau bertambah sebesar 0,86 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2014 sebesar 27,73 juta orang 10,96. Kemiskinan menjadi salah satu ancaman terbesar atas keberlanjutan pendidikan dasar bagi anak-anak usia belajar terutama kelompok sosial miskin dan marjinal. Tingkat pendapatan yang sangat rendah akan membuat Rumah Tangga Miskin RTM akan lebih mengalokasikan belanja out of pocket ke pemenuhan pangan, daripada pendidikan anak-anak dari rumah tangga tersebut.  27  Berbagai upaya seperi program-program bantuan sekolah, BOS, BOM, tunjangan profesi, seriikasi, beasiswa pendidikan, DAK dan DBH Pendidikan, DAU Pendidikan serta Dana Otonomi Khusus Pendidikan sudah dilakukan. Namun, permasalahan kemiskinan tetap menjadi salah satu alasan klasik yang menyebabkan masih ingginya angka putus sekolah. Berdasarkan data BPS tahun 2011 2012 dengan proyeksi jumlah penduduk tercatat angka putus sekolah adalah sebagai berikut; 0.90 untuk anak SD, 1.57 untuk anak SMP dan 2.20 untuk anak SMA. Nampak seiring dengan Angka Parisikasi Kasar APK untuk 3 tahun sebelumnya yakni ; Tahun SDMI Paket A SMPMts Paket B SMSMKMA Paket C 2011 102.57 89.83 64.90 2012 104.33 89.49 68.80 2013 107.71 85.96 66.61 2014 Belum keluar Sumber: BPS-RI, Susenas 2003-2013 Ada implikasi yang masih berlanjut dari angka putus sekolah tersebut. Presentase idak melanjutkan ke jenjang berikutnya menjadi inggi yakni sebagai berikut; SD ke SMP 18,34, SMP ke SMA 6,83 dan SMA ke jenjang Perguruan Tinggi 51.59. Jika menghitung target Wajar 12 tahun dari jenjang SD ke SMP dan jenjang SMP ke SMA, maka angka 18,34 dan 6,83 adalah angka yang sangat besar untuk mengejar terpenuhinya Wajar 12 tahun. Jika dihitung dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama 2012 untuk anak-anak yang idakbelum bersekolah pada semua usia dari 3-23 tahun, jumlah itu adalah 30.639.393 orang. Ini merupakan jumlah yang mengkhawairkan bagi