93
peserta didik yang lahir dengan penuh potensi yang termaksimalkan dan lulus paket C untuk level SMA.
2. Sekolah MATER di Depok. Sekolah ini fokus pada pelayanan untuk masyarakat marginal, terutama anak jalanan. Sekolah
diberikan tanpa menarik biaya grais. Sekolah ini untuk memenuhi pendidikan yang idak bisa mereka peroleh
karena akivitas mereka, seperi mengamen dan seterusnya sebagai bentuk upaya mengganikan sekolah formal dengan
kurikulum yang diatur khusus sesuai dengan dunia mereka.
3. Sekolah SBM Sekolah berbasis Masjid Mosque Schooling Jogokaryan di Yogya, dengan pendekatan Sekolah non
formal Islam yang memfokuskan pada suplemen pelajaran agama walau idak grais namun berbayar murah dengan
konsentrasi pada kurikulum akhlak dan life skills
4. SMASH Sekolah Berbasis masjid Dompet Dhuafa. Sekolah ini memanfaatkan masjid untuk proses pendidikan terinspirasi
dari Surat At-Taubah 8. Idenya adalah bahwa Masjid juga dapat dijadikan tempat untuk proses pendidikan. Dalam
konteks Indonesia kita melihat potensi PKBM yang berbasis keagamaan dengan menggunakan fasilitas tempat ibadah
sebagai berikut:
94
Wajar dan sangat rasional jika Dompet Dhuafa merasa pening membantu pemerintah dalam mengentaskan WAJAR 12 tahun
dengan memanfaatkan fasilitas masjid.
G. Rekomendasi
Ada beberapa rekomendasi bagi pengambil kebijakan pendidikan agar Wajar 12 tahun dapat terwujud, yaitu :
1. Pemerintah mendukung keterlibatan masyarakat sebagai bagian dari sebuah sistem pendidikan yang berperan dalam
menyelenggarakan jenjang pendidikan PKBM paket C SLTA. 2. Pemerintah
perlu memberikan
dorongan untuk
memaksimalkan keterlibatan
masyarakat dengan
memberikan simulus 50 juta seiap PKBM untuk mengembangkan 17.035 unit PKBM sesuai prediksi
perkembangan.
3. Diperlukan pendekatan budaya dengan memanfaatkan kearifan lokal dalam rangka menganisipasi kemungkinan
adanya siswa putus sekolah. Pendidikan berbasis masyarakat sangat dimungkinkan di daerah-daerah yang menjadikan
masyarakat secara adat atau budaya dapat berkontribusi terhadap pelaksanaan pendidikan di daerahnya masing-
masing. Jadi Pemerintah perlu merencanakan pendidikan yang berbasis kearifan lokal khususnya dalam hal pendidikan
bagi anak yang putus sekolah.
4. Pemberian dukungan beasiswa secara proporsional pada siswa laki-laki dan perempuan yang sedang belajar di
jenjang pendidikan PKBM paket C SLTA. 5. Penciptaan suasana sekolah yang nyaman bagi siswa
sehingga siswa merasa betah berada di jenjang pendidikan PKBM paket C SLTA.
95
6. Peningkatan kompetensi profesional para gurufasilitator PKBM paket C yang dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang akif, kreaif dan menyenangkan dan non diskriminaif.
7. Penyadaran terhadap berbagai lapisan masyarakat terutama para orang tua peningnya melanjutkan pendidikan
khususnya jenjang pendidikan PKBM paket C SLTA. 8. Penyediaan sarana dan prasarana pada jenjang pendidikan
PKBM paket C SLTA hingga terwujudnya mimpi PKBM sejumlah 17.035 pada tahun 2030.
9. Memfasilitasi anak putus sekolah dengan Mendirikan sekolah alternaif. Misalnya seperi pengembangan sekolah
alam, Sekolah MATER di Depok, Sekolah SBM di Yogya serta SMASH Sekolah berbasisi Masjid Dompet Dhuafa dan
Insitut kemandiriran Dompet Dhuafa.
10. Perlunya pendampingan pemerintah untuk mutu tata kelola dengan memperimbangkan: Pertama, penataan
konsep yang tepat tentang program-program Pendidikan Non Formal. Kedua, perencanaan program PNF berbasis
kebutuhan nyata warga sasaran. Keiga, penyelenggaraan dan pengelolaan PNF secara tekun dan berkelanjutan
dengan prinsip-prinsip manajemen yang tepat guna disertai proses akreditasi yang baik.