Metode Perhitungan kebutuhan Guru
52
a. Metode Perhitungan Kebutuhan guru SDMI Perhitungan kebutuhan guru didasarkan pada
Permendiknas No. 10 Tahun 2010 tentang SPM Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan. Berdasarkan
regulasi ini, perhitungan guru diingkat SD adalah :
1. Jumlah peserta didik maksimal 32 orang; 2. 1 orang guru untuk 32 peserta didik per rombel;
3. Untuk daerah khusus, minimal ada 4 orang guru kelassatuan pendidikan;
4. Untuk non daerah khusus, minimal ada 6 orang guru kelassatuan pendidikan;
5. Guru agama, penjas dan mulok mengikui perhitungan guru mata pelajaran;
Berdasarkan prinsip ini maka dihitung kelebihan dan kekurangan guru di suatu SD, yakni :
Kelebihan atau kekurangan guru SD = Guru yang ada – Kebutuhan guru kelas
Perhitungan kebutuhan guru kelas di SD didasarkan pada guru yang tersedia, jumlah siswa sesuai APK dan
rasio siswa-guru. Hal pertama yang perlu diperhaikan adalah apakah sekolah tersebut berada pada daerah
khusus. Jika sekolah berada di daerah khusus maka sekolah tersebut mengikui SPM khusus juga yang
berbeda dengan SPM sekolah daerah biasa. Jika sekolah berada di daerah khusus dan jumlah guru kurang dari
empat serta rombel kecil atau sama dengan 6 maka sekolah tersebut telah memenuhi SPM = 4.
53
Jika jumlah guru dan rombel idak sesuai dengan kriteria tersebut maka yang perlu dilihat selanjutnya
adalah melihat jumlah rombel disekolah tersebut. Perimbangan jumlah rombel juga berlaku bagi sekolah
biasa yang idak berada di daerah khusus. Jika jumlah rombel lebih kecil dibanding jumlah guru maka guru
yang berada di sekolah tersebut harus diredistribusi antar sekolah ke jenjang yang sama.
Jika jumlah rombel lebih besar dengan jumlah guru maka perlu dilihat apakah rombel tersebut memiliki
jumlah yang sama dengan guru atau lebih besar dengan jumlah guru. Jika jumlah rombel sama besar dengan
jumlah guru maka kebutuhan ideal guru di sekolah tersebut telah terpenuhi sesuai dengan SPM. Namun
jika jumlah guru kurang dari 6 maka kebutuhan guru yang dipenuhi sehingga terdapat 6 guru di sekolah
tersebut sesuai SPM. Jika idak, hal itu adalah kondisi minimal dalam pencapaian SPM.
Sumber: Direktorat P2TK Ditjen Dikdas Kemdikbud, 2014
54
b. Metode Perhitungan Kebutuhan Guru SMPMTs Prinsip perhitungan guru mata pelajaran ingkat SMP
berdasarkan Permendikbud No. 10 Tahun 2010 adalah : 1. Seiap rombel dalam mengikui mata pelajaran
tertentu diampu oleh 1 satu orang guru; 2. Jumlah guru dihitung berdasarkan jumlah tatap
muka JTM per minggu yang terjadi di sekolah dibagi wajib mengajar guru 24;
3. JTM dihitung dengan cara menjumlahkan rombel per ingkat kali jumlah jam mata pelajaran per minggu
per ingkat yang ada dalam struktur kurikulum; 4. Wajib mengajar yang digunakan adalah 24 jam tatap
muka per minggu; 5. Guru mata pelajaran hanya mengampu 1 Satu jenis
mata pelajaran yang sesuai dengan seriikat pendidik dan atau latar belakang pendidikan yang dimilikinya;
Tersedia 1 orang guru bimbingan konseling untuk 150 – 250 peserta didik.
Sumber: Direktorat P2TK Ditjen Dikdas Kemdikbud, 2014
55
Proses perhitungan guru mata pelajaran pada suatau SMP didasarkan pada iga data yakni jumlah rombel
JR, jumlah guru per mapel G dan struktur kurikulum JPM - Jam pelajaran per minggu. Langkah pertama
yang dilakukan adalah menghitung JTM dengan cara mengalikan JR dengan JPM. Langkah selanjutnya
menghitung kebutuhan guru dengan cara membagi JTM dengan 24. Angka 24 berasal dari beban kerja guru per
minggu yakni sebesar 24 per guru perminggu.
Jika kebutuhan guru KG sudah sama banyak dengan guru yang tersedia dsekolah tersebut G maka hal
tersebut adalah kondisi ideal di mana kebutuhan guru telah terpenuhi sepenuhnya. Jika hal tersebut idak
terpenuhi, pihak Dinas Pendidikan kabupatenkota melakukan redistribusi guru mapel yang sama antar
sekolah pada jenjang yang sama jenjang SMP. Jika redisitribusi berhasil di mana sekolah kelebihan guru
dapat meredistribusikan gurunya ke sekolah yang kekurangan guru sehingga kebutuhan guru dan guru
yang ada di sekolah tersebut bernilai yang sama maka kondisi tersebut dinilai sekolah kondisi ideal.
Bila setelah redistribusi guru mapel yang sama pada jenjang yang sama belum berhasil meratakan
distribusi guru maka Dinas Pendidikan kabupatenkota dapat melakukan redistribusi guru mapel yang sama
dari jenjang yang berbeda. Misalnya, sebuah SMP membutuhkan guru Bahasa Inggris dan idak dapat
dipenuhi oleh guru SMP lainnya. Hal ini dapat dipenuhi oleh guru mata pelajaran Bahasa Inggris diingkat SMA
MA dengan syarat bahwa guru tersebut juga kekurangan pencapaian 24 jam mengajar disekolahnya SMA asal.
56
Jika redistribusi guru antar jenjang idak berhasil maka selanjutnya dihitung berapa banyak sekolah
yang mengalami kelebihan dan kekurangan guru. Data perhitungan ini selanjutnya dimasukkan dalam proyeksi
kebutuhan guru kabupatenkota. Dalam konteks ini, Pemerintah provinsi dapat memfasilitasi redistribusi
guru antar kabupatenkota. Jika hal ini idak berjalan dengan baik atau idak efekif maka pilihan akhirnya
adalah melakukan rekrutmen guru baru untuk sekolah tersebut.
Perhitungan Kebutuhan Guru Mata Pelajaran SMPMTs
�� � ���
24 � ���1 � ∑ �1� � ���2 � ∑ �2� � ���3 � ∑ �3�
24 :
∑ �
‐
‐ Keterangan :
KG : Kebutuhan Guru
JTM : Jumlah Tatap Muka per jenis guru per minggu MP : Alokasi jam mata pelajaran per minggu pada mata pelajaran tertentu
di satu ingkat ∑K : jumlah Kelasrombongan belajar pada suatu ingkat yang mengikui
pelajaran tertentu 24
: wajib mengajar per minggu, digunakan angka 24 1,2,3 : ingkat 1, 2 dan 3
Berdasarkan prinsip dan metode perhitungan di atas maka kebutuhan ideal guru SMP tahun 2013 adalah
sekitar 401.115 orang. Dari kebutuhan ideal tersebut, tersedia guru SMP sebanyak 500.548 guru termasuk
guru GTT. Jadi terdapat kelebihan guru sekitar 99.443 orang.
Jika GTT idak dimasukkan dalam perhitungan maka guru yang tersedia adalah sekitar 378.377 orang. Dengan
demikian terdapat kekurangan guru SMP sekitar 22.238
57
orang. Perhitungan guru ini didasarkan beban mengajar guru yang terdapat pada kurikulum KTSP Kurikulum
2006.
Kekurangan guru SMP terbesar terdapat pada guru mata pelajaran sebanyak 14 ribu orang. Kemudian
diikui oleh guru seni dan guru bahasa inggris berturut- turut sebesar 9.172 dan 7.347 orang guru.
Jika perhitungan dibatasi pada SMP Negeri saja maka kebutuhan guru ideal adalah sekitar 302.365 orang
guru. Guru yang tersedia adalah sekitar 374.011 orang termasuk GTT yang berari sekolah ini kelebihan guru
sekitar 71.646 orang. Jika GTT idak dimasukkan dalam perhitungan maka terdapat kekurangan guru sebesar
18.258 orang. Sama dengan Pendidikan SMP secara keseluruhan, SMP Negeri mengalami kekurangan guru
mata pelajaran TIK, Seni dan Bahasa Inggris berturut- turut sebanyak 13 ribu, 7 ribu dan 5 ribu orang.
c. Metode Perhitungan Kebutuhan Guru Tingkat SMA SMKMA
Prinsip, metode dan rumus perhitungan kebutuhan guru di SMASMKMA idak jauh berbeda dengan SMP
MTs. Perhitungan didasarkan pada variabel rombongan belajar yang terdapat pada SMASMKMA serta beban
mengajar perminggu untuk guru iap mata pelajaran. Beban mengajar guru SMASMKMA sama dengan
beban mengajar guru SMPMTs yakni sebanyak 24 jam tatap muka perminggu sebagaimana diatur dalam
Permendiknas No. 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru Dan Pengawas Tingkat Satuan
Pendidikan
58
d. Perhitungan Kebutuhan Guru Tingkat KabupatenKota, Provinsi dan Nasional
Perhitungan kebutuhan guru diingkat Kabupaten Kota didasarkan pada perhitungan kebutuhan guru
di ingkat sekolah di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kebutuhan guru pendidikan dasar dihitung
berdasarkan kebutuhan guru yang terdapat di seluruh SDMI dan SMPMTs Negeri dan Swasta yang terdapat
di wilayah tersebut. Begitu juga dengan kebutuhan guru pendidikan menengah juga didasarkan pada
penjumlahan kebutuhan guru diseluruh SMASMKMA diwilayah tersebut.
Perhitungan kebutuhan guru disemua jenjang pendidikan selanjutnya dilakukan untuk perhitungan
kebutuhan guru diingkat provinsi dan nasional. Berdasarkan, hasil inilah kemudian kebutuhan guru
diingkat nasional dapat diketahui.
Perhitungan kebutuhan guru sejauh didasarkan pada jumlah rombel yang terdapat di sekolah. Dengan
demikian, perhitungan berdasarkan basis ini belum memperhitungkan penduduk usia sekolah yang belum
atau putus sekolah. Oleh karena itu, untuk menghitung kebutuhan guru ideal maka perlu dilakukan perhitungan
kebutuhan guru berdasarkan rasio guru murid pada seiap jenjang pendidikan.